Setelah Raffa memarkirkan mobilnya mereka bertiga turun dari mobil dan menuju pintu masuk pusat perbelanjaan yang cukup besar itu
“eh bentar bentar deh” kata Dian
“kenapa kak?” Viola menoleh ke arah Dian
“gue perhatiin pakaian kalian itu sama dimulai dari warnanya kombinasinya sama banget deh pokonya, kalian janjian ya sebelumnya” Dian memicingkan matanya dan bersemangat, Raffa dan Viola saling melirik satu sama lain memperhatikan dari ujung kaki sampai ujug kepala dan iya memang benar pakaian yang mereka pakai itu sama
“ciieee kompak” Dian menggoda keduanya
“sayang” kata orang dikejauhan yang berjalan mendekati mereka
“ekh kamu udah nyampe” kata Dian kepada lelaki itu
“lo disini juga?” Mereka melakukan high five
“iya kakak yang suruh dia kesini” kata Dian kepada Raffa
“wihh cewek lo cantik bisaan lo, tapi tetep cantikan pacar gue da, btw kompak banget lo” Dion menepuk pundak Raffa
What ceweknya Raffa, ikh ogah gue batin Viola
“makasih” kata Raffa
“oiya kalian kan belum kenal Viola ini Dion pacar Kak Dian dan Dion ini Viola sahabat sekaligus adek aku” kata Dian lalu mereka saling berjabat tangan
“kakak duluan masuk ya sama Kak Dion kalian berdua jangan berantem”
“dan iya kakak gak mau kalian pulang sendiri sendiri apalagi kalau nanti di dalem sibuk sama urusannya masing masing” lanjutnya
“iya kak” jawab mereka. Kenapa mereka ga nolak? Karena Dian adalah kakak kesayangan mereka
“awas aja kalau nanti kalian ingkar, kakak gamau ngomong sama kalian lagi, have fun ya puas puasin besok hari minggu ini” Dian berjalan bersama Dion menuju pintu masuk
“jangan sibuk sama urusan lo sendiri” Raffa menarik tangan Viola yang hendak menjauh darinya
“lo apaan sih, lepasin gak”
“gak” Raffa menarik tangan Viola
“mau kemana sih?”
“diem aja”
Ternyata Raffa membawanya ke wahana permainan yang ada di pusat perbelanjaan. Raut wajah Viola seketika berubah menjadi raut wajah senang. Karena sudah lama dia tidak kesana semenjak hidupnya berubah
“Raf” Raffa menoleh
“apa?”
“gue perhatiin ya lo tuh mulai ada perubahan tau gak?”
“perubahan?” Raffa tak mengerti maksud Viola
“iya lo tuh sekarang udah mulai banyak omong tau gak? Ga kaya waktu gue pertama pindah kesini sumppah lo tuh es banget”
“masa?”
“iya bener deh, coba deh lo ubah sikap lo yang terlalu sedikit ngomong jangan begini terus, untung aja temen lo pada sabar ngadepin sikap es lu kalau engga mungkin lu udah sendiri sekarang Raf” kata Viola
bener juga sih kata Viola tapi gue gatau gue seaakan ga mood dalam hal apapun semenjak dia pergi, hal apapun apalagi ngomong Gumam Raffa dalam hati
“yaudah ayo ah gue mau main” Viola membuyarkan lamunan Raffa
“makasih” Raffa sedang membeli koin untuk bermain
“iya mas sama sama” kata petugas itu
“ekh” Viola menyenggol lengan Raffa
“taruhan yuk?” lanjut Viola mengembangkan senyum manis di bibirnya
“apa?”
“semua permainan yang kita mainin nanti“
“oke, hukumannya?”
“emmm” Viola nampak kebingungan
“gini aja kalau gue menang gue mau lo traktir gue selama satu bulan dimanapun, setuju? Dan kalau lo menang lo mau apa?” lanjutnya
“gue mau lo dianter jemput sama gue selama sebulan penuh dan turutin perintah gue, deal?” Raffa tersenyum
“okelah deal, dan lo inget gue pasti menang”
“dan lo yakin lo bakal menang?”
“seribu persen” Viola penuh percaya diri
“jangan nangis kalau kalah” Raffa terkekeh dan Viola hanya mendengus kesal
Sekarang mereka berdua tengah bermain basket yang tengah berlomba memasukkan bola sebanyak banyaknya kedalam ring, sementara kakanya dan kekasihnya sedang dinner berdua mungkin karena sekarang sudah memasuki pukul setengah tujuh malam
“tuhkan gue menang” Viola tersenyum penuh kemenangan
“oke gue akuin lo hebat main basket, tapi masih ada dua permainan lagi lo” Raffa santai, memang tadi mereka berdua sudah sepakat akan bermain tiga permainan untuk dilombakan pertama main basket, kedua balap mobil, dan ketiga main tembak tembakan
“satu sama kan” Raffa kali ini sudah menjadi pemenang di arena game balap mobil dan Viola hanya diam kesal karena kemampuan menyetir yang selama ini ia punya tidak sebanding dengan Raffa
“yeee gue menang, yes hahaha gue menang”
“gitu aja bangga” Viola kesal karena dia gak berhasil mengalahkan cowok itu
“kalau aja tuh tembakan ga jatoh gue pasti menang” lanjutnya
“udah kalah mah kalah aja, inget perjanjian lu berarti mulai besok dan sebulan kedepan gue bakal anter jemput lo dan lo harus turutin perintah gue”
“iya inget, gue tepat janji kok orangnya” Viola masih kesal
“yaudah sekarang kita tukerin ini yuk” Raffa menunjukkan semacam kupon yang ia dapat dari hasil bermainnya dengan Raffa tadi
“a en je a ye ya lo mah, gue yang ngajak lo yang pergi duluan” Viola sudah bisa menyusul Raffa
“sorry gue lupa” Raffa terkekeh
“mas mau nuker” Raffa menyodorkan benda itu
“sebentar mas saya itung dulu”
“ada 3054 mas mau dituker apa?” Raffa bingung
“boneka yang itu deh mas yang 3050” Raffa menunjuk boneka teddy bear berukuran lumayan besar berwarna biru
#flashback on#
“kamu mau apa dari ini?” Raffa menunjukkan benda yang telah didapatkan tadi selama bermain kepada gadis yang tengah duduk karena kelelahan setelah bermain game di wahana pusat perbelanjaan yang ada di wilayah Jakarta
“kalo aku sih sukanya boneka” Fani tersenyum manis kearah Raffa
“sebentar ya aku bawain bonekanya" Fani mengangguk
5 menit kemudian...
“nih bonekanya sayang, bagus ga?” kata Raffa yang tiba tiba saja ada dihadapannya dan memberikkan boneka berukuran lumayan besar berwarna ungu
“lucu banget, makasih ya” Fani mengambil boneka itu dari tangan Raffa
“iya sama sama” Raffa mengelus puncak kepala Fani
# flashback on#
Apaan si Raf gumamnya dalam hati membuyarkan lamunannya
“mas ini maaf nunggu lama” petugas itu memberikkan boneka yang diminta Raffa tadi
“nih buat lo?” Raffa menyerahkan boneka itu kepada Viola
“hah? Buat gue” Viola kaget
“iyalah buat siapa lagi yang ada dibangku ini kan lo doang la”
“iya ya” Viola terkekeh
“tapi, gue gasuka boneka ih cewek banget Raf lo tuker sana sama mobil remote yang itu tuh” Viola menunjukkan mobil remote yang ada di rak dengan ukuran sedang dan berisi dua mobil
“hah? Mobil remote” Raffa kaget
“biasa aja kali lo gausah lebay, udah sana ih gue mau makan laper” Viola mendorong Raffa pelan
Raffa bergumam kecil “dasar cewek aneh”
“anjir keren, ini sih gue belum punya dari dulu” Viola memuji mobil remote yang ia dapat. Kini mereka tengah duduk di sebuah restoran di kawasan Jakarta yang tak jauh dari pusat perbelanjaan tadi
“lo ngoleksi kaya ginian?”
“iya dong, gue punya banyak tapi ga sekeren ini walaupun ini kecil tapi sumpah ini keren”
“serius lo? Lo kan cewek bukannya biasanya cewek sukanya ngoleksi boneka dan di taro di tempat tidurnya ya?”
“emang muka gue nampakkin orang yang gak serius ya?”
“dan iya gue itu gasuka boneka apalagi dikasih bunga atau coklat terlalu lebay sih menurut gue atau gimana gitu gue juga ga ngerti” lanjutnya
“lo ga normal kali?” kata Raffa polos
“anjir, gue normal lah tai, gue masih suka sama yang namanya cowok” Viola memukul lengan Raffa
“sorry” Raffa terkekeh ada kebahagiaan dihati Viola bisa melihat Raffa seceria ini
“oiya gue baru inget gue kan pernah nganterin lo ke kamar lo terus yang gue liat disana sih nuansanya hitam putih kamar lo hampir sama anjir kaya kamar gue, sama ada mickey mouse gitu, gue ga merhatiin sekeliling Cuma itu doang”
“iya gue emang suka kamar kaya gitu lebih nyaman aja menurut gue, iya gue suka karakter itu kaya udah melekat gitu” Viola terkekeh
"dan iya lo sekali kali main lagi aja ke rumah gue, lo gatau ya kalau dikamar gue itu hiasannya bukan boneka tapi semacam robot gitu deh”
“udah ah ngapain sih cerita kamar gue mulu” Viola tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya
“Raf?” panggil Viola
“hm”
“liat” Viola menunjukkan mobil remot yang tadi ia dapat
“kenapa?”
“ini kan ada dua mobil, mau ga lo kapan kapan adu sama gue. berani ga lo?” Viola menaikkan turunkan kedua alisnya
“lo yakin ngajakin gue tanding lagi? Gak takut kalah kaya tadi?” Raffa tersenyum miring
“ih lo mah, kali ini gue bakal menang kali”
“yakin?” kata Raffa dan didapati angguan keras dari gadis itu