Kini Viola sedang berdiri didepan gerbang sekolahnya, Viola baru pulang karena ada jadwal eskulnya kali ini. Viola menatap benda berbentuk lingkaran yang bertengger di pergelangan tangannya dan telah menunjukkan pukul 5 sore
“siniin semua tas lu” kata laki laki itu
“duh, sorry tapi gue cuman ada satu tas” kata Viola
Tanpa basa basi preman itu langsung menarik tas Viola, dan Viola tidak terima akan hal itu. Viola langsung menghajarnya preman itu hingga jatuh. Tiba tiba ada lelaki datang menggunakan motor sport hijaunya
“ngapain lo? beraninya ama cewek” laki laki itu menarik kerah preman dan melemparkan pukulan ke pipinya
“ampun bang, maaf” preman itu pergi
“awas lu berani macem-macem lagi, mati lo!” Raffa sedikit berteriak karena preman itu sudah pergi dari hadapannya
“gapapa?” Raffa membalikan badannya menghadap ke arah Viola
“seperti yang lo liat gue baik baik aja kok!”
“lo jago”
“thanks”
“mau ikut?”
“enggak makasih”
“yaudah” Raffa pergi melaluinya
“dasar cowok gak peka” Viola bergerutu sendiri tapi tak lama dari itu Viola mendengar suara motor yang sama persis dengan motor Raffa
“naik. Atau gue tinggal?”
“kok lo balik lagi”
“cepet”
“iya ih bawel lho!”
“sini hp lo!” Raffa merebut hp Viola setelah mereka sampai di depan rumah Viola
“ih lo apa apaan sih? main ambi ambil hp orang aja” Viola merebut kembali hpnya yang berada di tangan Raffa
“diem”
“ngapain sih emangnya?”
“ntar juga lo tau” Viola mendengus kesal
“lama banget sih lo?” kata Viola jutek setelah Raffa mengembalikan ponselnya
“gue pamit ”
“udah sana lo pulang”
“ngusir”
“B-O-D-O bodo!” Raffa melajukan motornya tanpa menanggapi omongan Viola
“hai sayang, eskul ya? BTW baru aja masuk sekolah baru udah dapet pacar” Indah menggoda setelah Viola duduk di atas sofa
“Mamah apaan sih, dia bukan pacar Ola mah” Viola menyahut tidak suka
“iya iya, kalau pacar juga gapapa kok dia ganteng” indah memberikan air putih dan obat kepada Viola
“minum dulu obatnya” Viola mengangguk dan menerima gelas yang berisi air putih dan obatnya lalu meminumnya
“yaudah mah, Ola ke kamar dulu ya mau mandi gerah” Indah mengangguk
Setelah Viola selesai mandi dia langsung berbaring diatas tempat tidurnya dan mengambil hpnya yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya, dan ada notifikasi Line yang muncul
Raffadika : P
“lha ini anak kok tau pin gue ya?” gumam Viola dalam hati sambil sesekali berfikir
“berarti tadi dia masukin semua kontak dia ke hp gue” lanjutnya
Viola Anandini : apa ?
Raffadika : keren lo ributnya!
Viola Anandini : iyalah Viola gituloh
Raffadika : bangga!
Viola Anandini : harus lah
Raffadika : besok gue jemput
Viola Anandini : engga
Raffadika : mau iya mau engga gue tetep jemput lo!
Viola Anandini : engga mau, gue besok dianter bokap
Raffadika : oh, yaudah
~~~~
“Ola?” Indah mengetuk pintu kamar Viola
“iya mah” Viola membuka matanya setelah mendengar suara Mamahnya
“ada apa mah” tanyanya setelah membuka pintu kamarnya
“kamu baru bangun? Belum ngapa ngapain?” Indah kaget melihat anaknya yang masih berantakan dengan rambut yang dikuncir kuda dan balutan kaos putih polos dan celana berwarna hitam diatas lutut
“emang kenapa sih mah? Biasanya ola juga bangun jam segini”
“itu di bawah ada yang nunggu kamu” Indah sedikit berbisik
“ohh”
“yang kemaren nganter kamu katanya namanya Raffa”
“hah? Raffa?” Viola membulatkan matanya
“iya udah sana mandi”
“iya mah” Viola menutup pintunya
“ck, tuh bocah ngapain kesini sih, kan semalem gue udah bilang gue dianter bokap. Udah gue di bully abis abisan ini mah” gerutu Viola
Setelah selesai mandi dia segera bersiap untuk menuju lantai bawah tak lupa menyambar tas hitamnya dan telah menggunakan sepatu nike berwarna hitamnya
“Udah selesai kamu sayang, sini sarapan” kata Indah
“iya mah” Viola duduk
“papah mana mah ?” Viola memakan rotinya yang diisi selai kacang
“udah berangkat, katanya ada meeting mendadak”
“oh”
“iya, untung aja ada Raffa yang bisa nganter kamu”
“nak Raffa udah sarapan? Sini bareng?” kata Indah
“udah tan, gausah repot repot”
“mamah ngapain sih ajak ajak Raffa sarapan”
“gapapa kali dia kan tamu” Viola langsung berpamitan setelah memakan habis sarapannya dan diikuti oleh Raffa
“ola?” Indah berteriak
“apa mah?” Viola menengok menjawab panggilan indah
“Ola kamu belum minum obatnya sayang” Indah membawa segelas air putih dan obat lalu memberikannya kepada Viola. Lalu Viola mengembalikannya setelah dia meminumnya
“lo ngapain sih jemput gue?”
“untung lo gue jemput. Kalau engga lo bakal telat”
Kali ini Raffa memilih menaiki mobilnya yang berwarna hitam karena cuacanya yang mendung sejak tadi. Dan sejak tadi pula mereka dilanda keheningan, namun akhirnya Raffa membuka suaranya
“yang lo minum obat apa?” Raffa menoleh kepada Viola.
“mau tau banget ya?”
“gue nanya bener, soalnya gue pernah liat obat itu. Dulu gue punya temen dan dia sakit leukimia dan obatnya sama persis yang kaya lo minum tadi” muka Raffa kini tampak serius
Deg,
“apaan sih lo, i-itu kan Cuma vi-vitamin” Viola gugup
“oh” Viola tidak menjawab, dan suasana kembali hening seperti sebelumnya