Read More >>"> The War Galaxy (Bardolf ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The War Galaxy
MENU
About Us  

Setelah melalui banyak perdebatan dan beberapa penjelasan yang dilakukan antara Genio dan Xeno, akhirnya mereka mencapai sebuah kesepakatan yaitu mereka tetap memakai Titanium J-10 sebagai kendaraan yang akan mengantar mereka. Setelah mengambil beberapa informasi yang diberikan oleh Xeno dan Demian, akhirnya Genio mengambil kesimpulan, jika daerah yang bernama Bardolf itu pertahanannya sama kuatnya seperti sebuah negara? Tentu saja Titanium sangat cocok untuk mereka bawa. Setidaknya kali ini semuanya bisa mempercayakan ini kepada Genio setelah pria itu panjang lebar menjelaskan tentang semua kelebihan Titanium.

"Aku tidak mengerti, padahal itu hanya daerah ilegal sama beberapa wilayah di Amerika, tapi kenapa kita harus menyusun rencana sedemikian rupa?" Keluh Jennie yang melihat Xeno terliah serius menatap dan menekan-nekan sebuah proyeksi hologram yang di sana terlihat jelas sebuah peta.

"Aku tidak mengerti, padahal itu hanya daerah ilegal sama beberapa wilayah di Amerika, tapi kenapa kita harus menyusun rencana sedemikian rupa?" Keluh Jennie yang melihat Xeno terliah serius menatap dan menekan-nekan sebuah proyeksi hologram yang ...

"Karena ini adalah kawasan Bardolf, kawasan ilegal dengan segala perilaku ilegalnya. Semua orang licik berkumpul disini. Aku harap saat kalian masuk kesana, kalian tidak ada yang termakan oleh segala tipuan mereka." Demian memperingatkan semuanya.

"Aku merasa merinding hanya dengan mendengarnya saja, mereka tidak akan menjarah Titanium ku kan?" Tanya Genio yang memperlihatkan ekspresi cemasnya dengan lucu.

"Aku tidak tau, bukannya kau tadi bilang pesawatmu ini bisa kau hilangkan?" Kali ini Xeno bertanya dan menatap Genio bingung.

"Kalau mereka cukup licik, sudah dapat dipastikan bahwa kita tidak akan dapat memprediksi seberapa besar kekuatan dan kemajuan teknologi yang dimiliki kawasan ini bukan?" Duga Genio membuat semua mengangguk.

"Tenang, kalian masih memiliki kami disini." Sinb berniat menenangkan ketiga pria itu yang seketika membuat Demian menatapnya sinis.

"Jangan terlalu menyombongkan dirimu, kau belum sepenuhnya bisa mengendalikan kekuatanmu. Kau harus melatih tubuh rengkihmu itu agar tak mudah terhempas saat Lexia menempelkan jarinya pada dahimu." Sindir Demian membuat Sinb mendengus kesal. Sebenarnya ada apa dengan pria ini? Kenapa ia selalu saja membuat masalah dengannya? Tidak bisakah sekali saja ia menyetujui pendapat Sinb?

"Astaga! Seperti inikah Bardolf? Hanya sebuah lembah yang bahkan terlihat lebih sunyi dari pada Demos. Aku tidak yakin ditempat ini dijaga cukup ketat?" Guman Genio.

"Demos? Apa maksudmu tempatmu tinggal bersama Zakline?" Tanya Sinb dan Genio mengangguk

"Demos? Apa maksudmu tempatmu tinggal bersama Zakline?" Tanya Sinb dan Genio mengangguk.

"Itu sebuah kerajaan atau bukan?" Jennie bertanya.

"Hanya sebuah lembah seperti Bardolf." Jawab Demian.

"Lalu, bagaimana dengan bangunan yang memutar itu? Itu seperti sebuah deretan senjata penghancur yang dengan sistematis akan mengeluarkan rudalnya jika seseorang mencoba menghancurkan kawasan ini." Duga Xeno membuat Genio segera menghela nafas khawatir.

"Bagaimana kalau kami turun untuk memastikan." Usul Mina.

"Tidak! Itu akan membahayakanmu!" Tolak Xeno membuat semua memandangnya aneh.

"Why? Ada denganmu? Apa kau lupa siapa kami?" Tanya Jennie merasa kesal karena Xeno meremehkan kemampuan mereka sama seperti Demian yang menyebalkan itu. Sinb hanya diam tersenyum, entah apa yang di pikirkan gadis ini. Dari pada ikut masuk dalam perdebatan ini, ia lebih memilih melihat Xeno dan Mina yang sama-sama saling curi pandang, menggemaskan pikir Sinb.

"Aku dan Reika akan turun. Kalian disini saja, jika terjadi sesuatu kalian harus turun kecuali Genio harus tetap berada di dalam Titanium." Pungkas Demian membuat semua mengangguk mengerti tanpa penolakan. Mungkin semua orang sudah mengerti sosok Ksatria yang satu ini, ia adalah pemikir strategi yang cukup matang, bukan ulung karena jika ulung, ia hanya mampu memikirkan strategi yang hebat namun tidak sepenuhnya akan mampu menghalau setiap kemungkinan yang terjadi. Strategi matang yang Demian berikan bisa memperkecil kemungkinan mereka dalam menghadapi bahaya, setidaknya seperti itu dan tanpa sadar mereka menjadikan Demian sebagai pemimpin mereka untuk misi ini.

Pada akhirnya Sinb dan Demian keluar dari dalam Titanium, mereka mengelilingi kawasan Bardolf sampai tubuh Sinb membentur sebuah dinding pembatas yang membuatnya seolah tersengat dan terpental.

BRUG

BLAAASSSHHHH

Sinb hampir saja jatuh ke bawah kalau ia tidak segera menyeimbangkan tubuhnya. Demian segera datang menghampirinya.

"Mereka memakai perisai." Ungkap Sinb dan Demian mengangguk mengerti dan entah dari mana? Nampak makhluk kecil dan banyak keluar dari balik perisai itu, membentuk seperti separuh tabung yang menggambarkan besarnya perisai, ada banyak jutaan.

" Ungkap Sinb dan Demian mengangguk mengerti dan entah dari mana? Nampak makhluk kecil dan banyak keluar dari balik perisai itu, membentuk seperti separuh tabung yang menggambarkan besarnya perisai, ada banyak jutaan

Crabby Robot

| Pasukan Kepiting dapat menyerang sekaligus mengintai dengan terpasang camera di dalamnya |

"Apa itu?" Seru Sinb yang menatap tak percaya ribuan robot kepiting yang muncul dari balik perisai dan menutupinya seolah memberikan perlindungan untuk perisai itu.

"Robot kepiting, kau harus hati-hati! Seperti kepiting pada umumnya, mereka memiliki capit tapi jika sampai mengenai tubuhmu sampai puluhan kali, itu akan membuat keracunan dan membuat tubuhmu lemas. Efeknya lebih parah dari binatang sesungguhnya." Demian memperingatkan Sinb.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kepiting itu tidak sedikit, kita bisa masuk dengan memecahkan perisai itu." Kata Sinb dan Demian mengangguk paham.

"Ya, aku tau. Saatnya kita meminta bantuan mereka. KELUARLAH KALIAN!" Teriak Demian dan mereka keluar dari portal, melayang-layang di udara.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Xeno.

"Satukan kekuatan untuk menghancurkan mereka dan hindari mereka sebisa mungkin. Capitnya beracun dapat membuat tubuh kalian lemas." Perintah Demian membuat yang lain menangguk paham,  namun Jennie terlihat bingung.

"Lalu, bagaimana dengan ku? Apa kau menyuruh ku untuk mengangkat pulau ini?" Tanya Jennie dengan polosnya membuat Demian tertawa, tidak biasanya pria ini tertawa. Bukan hanya Demian saja yang tertawa, Sinb, Mina dan Xeno juga tertawa. Bahkan Genio yang masih melihatnya dari layar di dalam Titanium juga tak bisa menyembunyikan tawanya.

"Amati saja, jika ada yang mencurigakan muncul? Itu adalah tugasmu untuk menyerangnya!" Terang Demian dan Jennie menangguk mengerti.

"Ayo Demian!" Xeno menyuruh Demian untuk segera mengeluarkan apinya, kemudian ia sendiri mengeluarkan angin yang mengulung-ngulung, mengarahkan pada jutaan Crabby yang merambat-rambat pada perisai yang membentuk setengah tabung itu.

Jutaan Crabby tersedot dalam gulungan badai yang Xeno buat. Kemudian Demian menambahkannya dengan api yang masuk ke dalam gulungan tersebut.

"Petir! Keluarkan itu!" Teriak Demian karena suara gulungan badai itu menderu keras, membuat semua orang merasa bising. Sinb segera mengeluarkan petirnya.

BLEEEEDDDDAAAARRRR

"Coba arahkan tepat diatas perisai. Mungkin itu akan membuat sedikit goncangan setidaknya." Usul Xeno yang langsung disetujui oleh dua orang itu.

"Sierra, aku butuh tenaga." Mohon Demian dan Mina langsung memunculkan sesuatu dari tangannya dan menyalurkan pada Demian. Kekuatan penyembuh Mina yang tak terbatas membuatnya bisa melakukannya, mengirim tenaga ke Demian juga termasuk.

Mereka terus menyerang Crabby yang tak pernah ada habisnya sampai Sinb terlihat benar-benar kesal. Kini, ia tidak hanya mengeluarkan petir, bahkan ia pun mengeluarkan air dan memasukkannya dalam gulungan badai Xeno.

"OMG! SHIT! Bahkan mereka juga menyiapkan induk crab juga, tapi itu terlihat seperti octopus? Astaga, aku baru tahu kalau robot bisa bereproduksi seperti itu tapi ini konyol seekor octopus raksasa dan jutaan kepiting?" Omel Jennie yang terlihat kesal dan juga merasa heran dalam bersamaan.

"OMG! SHIT! Bahkan mereka juga menyiapkan induk crab juga, tapi itu terlihat seperti octopus? Astaga, aku baru tahu kalau robot bisa bereproduksi seperti itu tapi ini konyol seekor octopus raksasa dan jutaan kepiting?" Omel Jennie yang terlihat ke...

"Lakukan sesuatu kepadanya! Jika kau membutuhkan bantuanku, aku akan membantumu." Kata Genio dengan pengeras suaranya.

"Baiklah, aku akan mengirimmu ke dasar lautan!" Jennie terbang, menggunakan alat seperti Demian, seperti halnya yang lain. Hanya Sinb yang memang bisa terbang tanpa menggunakan alat apapun.

Jennie datang mendekat tanpa rasa takut, ia menendang gurita itu dengan keras sampai membuat robot itu terjatuh diatas pasir putih pantai tanpa melakukan perlawanan terlebih dahulu.

BLEEEEDDUUUUMMM

Kubangan besar pun tercipta di atas pasir putih. Pantai ini tidak masuk dalam perlindungan perisai karena perisai itu hanya menyelimuti bangunan diatas lembah saja. Meskipun terjatuh cukup keras, namun gurita itu mampu kembali bangkit.

"Rupanya kau cukup kuat, baja jenis apa yang dipakai untuk membuatmu?" Tanya Jennie yang kini turun menghampiri gurita baja yang sedang berusaha untuk keluar dari kubangan itu. Jennie berjongkok dan memandangnya dengan tertawa, seolah ia sedang melihat tontonan yang lucu.

"Lemparkan gurita itu pada perisai." Pinta Genio membuat Jennie mendongak, memandangi Titanium itu dengan kesal.

"Ah, padahal aku masih ingin bermain-main." Gerutunya yang kini memandang salah satu kaki gurita dan segera mengangkatnya, membuat robot gurita itu berputar, melayang-layang. Kemudian Jennie menghempaskannya tepat pada perisai.

DUUUAAAARRRRRR

Suara benturan itu cukup keras tapi tidak mampu membuat perisai itu hancur, hanya membuat beberapa retakan yang menyala terang, seolah tersinari oleh lampu neon. Jennie mendengus kesal dan akhirnya gadis itu memilih untuk terbang mendekati gurita yang terlihat mulai menunjukkan kerusakan.

"Ku pikir kau berguna untuk membuat perisai itu hancur, nyatanya kau sangat payah! Karena aku sangat kecewa, sepertinya aku harus menghancurkamu!" Ungkap Jennie dengan seringaiannya. Tubuh mungil itu bergerak tanpa takut, kedua tangannya menyentuh bagian kaki gurita itu dan menariknya berlawanan arah.

"Good bye..." Kata Jennie sambil tertawa.

KRAKKK

TRAAAKK

BRAAAKKK

Jennie benar-benar bertingkah seperti pemangsa yang sedang melakukan pemburuan. Ia sudah bertekat untuk menghancurkan gurita palsu ini sampai menjadi beberapa potongan.

"Gadis secantik dirimu tidak pantas bertingkah seperti predator." Guman seseorang membuat Jennie terkejut.

"Siapa kau? Tunjukan dirimu! Jangan menjadi pengecut!" Bentaknya sambil terlihat waspada, takut-takut ada yang menyerangnya secara tiba-tiba.

Blash

Jennie dapat melihat seseorang berpindah-pindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Aku?" Katanya muncul tiba-tiba dihadapan Jennie membuat gadis itu hampir terjungkal kalau saja pria itu tak menahannya dari belakang saat sedetik sebelumnya ia menghilang dari hadapan Jennie.

"Kau tidak tau siapa diriku?" Tanyanya.

Blash

Ia menghilang lagi membuat Jennie sangat kesal. Gadis itu benar-benar ingin menangkap pria aneh ini.

"Keluarlah dan hadapi aku!" Bentak Jennie

"Dengan senang hati." Pria itu muncul lagi dihadapan Jennie, meraih tangan Jennie dengan cepat membuat gadis itu terperangkap, berhadapan dengan pria itu terlalu dekat.

"Kecantikanmu benar-benar berbeda. Katakan padaku kau berasal dari mana?" Bisik pria itu tepat di depan wajah Jennie membuatnya menutup matanya karena terlalu dekat. Pria itu tertawa geli melihat tingkah lucu Jennie.

"Apa kau mulai terpesona dengan ku sampai kau tak bisa berkutik?" Godanya yang seketika membuat Jennie membuka matanya dan mendorong tubuh pria itu membuatnya terpental jauh.

BLAAAASHHHH

DUAAASSSHHH

Tubuh pria itu menghantam sebuah karang di pesisir pantai, ia terlihat meringis merasa kesakitan pada bagian punggungnya.

"APA KALAIN BELUM SELESAI??" Teriak Jennie yang sedang mendongakkan kepalanya ke atas, menatap ke empat temannya yang masih berkonsentrasi dengan beberapa Crabby yang masih tersisa.

"KENAPA?" Tanya Demian yang menunduk, menatap Jennie dari atas.

"Setidaknya aku menemukan satu..."

"Satu apa?" Belum sempat Jennie menyelesaikan ucapannya. Pria itu muncul lagi dihadapannya dan mendekap tubuhnya, menguncinya agar tidak bisa bergerak.

"JENNIE!!!" Teriak Mina dan Jennie beserta pria itu menghilang seperti tertelan terik matahari di pinggiran pantai Bardolf ini.

"Dimana dia?" Sinb memekik, saat ia berhasil berteleport turun dan mencari keberadaan Jennie yang menghilang. Ia dan juga yang lainnya telah berhasil memusnakan jutaan Crabby tapi mereka tidak bisa merayakan keberhasilan ini dengan rasa senang karena Jennie telah hilang dan mereka juga belum bisa memecahkan perisai itu.

"Pria itu membawanya." Lirih Mina yang terlihat begitu cemas.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Xeno yang terlihat memegangi tangan Mina, menunjukkan rasa pedulinya.

Demian terlihat mondar-mandir berusaha memikirkan sesuatu. Genio pun akhirnya turun dan berada diantara mereka.

"Aku melihatnya, pria itu bisa berteleport. Ku rasa ia keturunan klan Keyholy." Ungkap Genio.

"Ku pikir sebaiknya kita hancurkan saja perisai itu. Tidak banyak waktu yang tersisa sebelum mereka melakukan sesuatu pada Jennie." Cemas Sinb membuat Demian mendesah.

"Ayo!" Kali ini Demian menarik tangan Sinb untuk bergegas. Akhirnya mereka melayang-layang lagi di atas perisai dan mereka membuat formasi berlima bersama Genio yang juga bergabung. Menunjukkan seluruh kekuatan mereka.

Genio dengan pengendali air, Demian dengan pengendali api, Xeno dengan pengendali Udara, Sinb yang menyatukan elemen yang tersisa.

"Kau hanya perlu menambahkan energi untuk Reika, Seirra." Perintah Demian kepada Mina membuat gadis itu mengangguk paham.

Akhirnya Sinb mengeluarkan 12 kekuatan yang ia miliki dengan sokongan energi yang berlimpah dari Mina. Mereka benar-benar berusaha untuk menghancurkan perisai yang anehnya cukup kuat itu. Mereka tidak dapat menduga dari mana perisai itu berasal.

Untung saja tadi Jennie sempat menghantamkan robot gurita itu pada perisai, sehingga terjadi sedikit retakan dan itu cukup membantu. Tidak lama sampai mereka berhasil meretakkannya.

"Sisanya, biar aku saja." Kata Sinb menawarkan dirinya sembari memandang Demian, karena dialah pemegang keputusan disini. Pria itu pun mengangguk.

Sinb melesat kebawah dan tangannya mengangkat beberapa bebatuan besar dan menghantamkannya ke perisai.

BLEEEDUUUMMMM

DAAAARRRRRRRRR

Suara perisai yang telah hancur

"Aaaahhhhhhhh..." Suara teriakan mulai terdengar jelas, saat mereka dapat memasukin Bardolf dengan mudah. Mereka berdiri ditengah-tengah sebuah pertunjukkan yang sudah porak-poranda karena batu-batu yang Sinb jatuhkan itu menghantam beberapa kursi penonton dan keadaan kacau saat semua orang berusaha untuk menyelamatkan diri masing-masing. Stadium ini memiliki fungsi seperti layaknya di bumi hanya tampilannya saja berbeda.

"DIMANA PEMIMPIN KALIAN!" Sinb berteriak, gadis itu sangat mencemaskan Jennie sekarang dan ia tidak ingin terjadi apapun pada saudarinya yang satu ini

"DIMANA PEMIMPIN KALIAN!" Sinb berteriak, gadis itu sangat mencemaskan Jennie sekarang dan ia tidak ingin terjadi apapun pada saudarinya yang satu ini.

"Aku disini." Seseorang dengan tubuh sedikit gelap dengan postur yang sama seperti Xeno muncul dihadapan Sinb membuat gadis itu sontak hendak melayangkan serangannya tapi Demian yang berada disampingnya berusaha mencegahnya.

"Kita tidak bisa melakukan apapun sebelum kita menemukan Jennie karena ini terlalu beresiko." Bisik Demian membuat Sinb semakin geram dan menghela nafas dalam untuk menetralkan emosinya.

"Kembalikan sadariku!" Kali ini Mina berbicara, ia menyadari bahwa Demian berusaha mengontrol Sinb agar emosinya tidak berlebihan dan disini, Minalah yang cukup memiliki emosi setabil, jadi ia memutuskan untuk bertindak lebih dulu.

"Saudari? Yang mana?" Tanya pria itu menyeringai licik. Dugaan Demian memang benar, bahwa tidak semua Klan Ksatria memiliki hati yang lurus, buktinya satu di depan mereka saat ini. Entah siapa nama pria ini? Tapi baik kedua gadis itu atau pun Ksatria yang lain merasa ragu untuk mengajaknya bergabung.

"ehem..." Demian berdehem, membuat pria itu mengalihkan perhatiannya pada sosok Demian yang masih memegangi tangan Sinb erat. Takut kalau Sinb akan bertindak gegabah.

"Seperti yang kau tau, kami dari Klan Ksatria yang memiliki kekuatan sepertimu. Datang kemari untuk mengajakmu bergabung dan melawan Czar." Kata Demian to the poin membuat pria itu memandangnya sambil tertawa geli.

"Melawan Czar? Apa kau gila? Jangan bermimpi." Katanya dengan menghilang dan muncul mengelilingi lima orang tersebut. Sinb yang tidak tahan hendak menyerangnya tapi lagi-lagi Demian memelototi dirinya.

"Dan dua gadis ini adalah keturunan Raja Lev yang tersisa dan satu gadis yang kau culik itu juga." Demian terus-terusan memberi penjelasan kepadanya membuat pria itu memandangnya dengan ekspresi yang tak terbaca.

"Apa keistimewaan mereka? Bahkan aku melihat gadis itu hanya mampu mengangkat beberapa benda rongsokan, jika itu raja Lev? Seperti yang diceritakan di legenda, ia mampu mengatur 12 kekuatan klan ksatria dan juga bisa membuat portal yang mampu memindahkan seisi planet ini jika ia mau." Ternyata pria berkulit sedikit gelap dengan penampilan sedikit berantakannya, memiliki  banyak pengetahuan tentang Raja Lev dan kerajaannya. Demian tersenyum puas melihat reaksi pria ini, ia berjalan mendekatinya dan menepuk bahunya pelan.

"Izinkan kami memperlihatkannya kepadamu tapi kau harus membawa gadis itu kemari." Syarat dari Demian membuat pria itu tersenyum miring.

"Baiklah, tunggu..." Katanya yang menghilang dan beberapa menit kemudian kembali dengan membawa serta Jennie.

"Jennie!" Panggil Sinb dan Mina bersamaan.

Pria itu melepaskan Jennie begitu saja dan membiarkannya segera berhambur kepelukan Mina dan Sinb.

"Kalian sudah bersama sekarang, tunjukkan bahwa kalian memiliku kekuatan itu." Pintanya.

"Lakukan!" Seru Demian kepada ketiga gadis itu. Mereka mengangguk mengerti.

Dimulai dari Sinb yang mulai melayang-layang dan langit tiba-tiba saja gelap saat gerimis mulai turun dan suara petir menyambar.

BLEDAAR

JARRRTTT

Bersamaan dengan itu, salju turun membuat genangan air seketika membeku, di iringi dengan akar-akar yang tiba bermunculan dari tanah dan beberapa benda seperti bangku penonton dan reruntuhan mulai terangkat, menyatu dengan gulungan badai yang datang.

Semua yang menyaksikannya jelas tercengang tapi terlihat sekali kalau Sinb mulai kehilangan konsentrasinya dan Demian melihatnya.

"Salurkan tenagamu Sierra." Mina pun melayang dan menempelkan langsung tangannya pada punggung Sinb.

"Sekarang giliranmu Jennie." Pinta Demian saat melihat Sinb berhasil menyatukan semua benda yang melayang. Jennie yang mengerti sdgera mendekati benda yang melayang itu dan menghentikan putarannya hanya dengan satu tangannya seolah ia sedang memegang sebuah apel. Jennie menggerakkannya dan menjatuhkan kebawah.

BLEEEEEDDDDUUUMMM

Lapangan yang seharusnya terlihat indah dengan rerumputan hijau menjadi berlubang cukup dalam. Baik Demian, Xeni dan Genio tersenyum melihat mereka bisa melakukannya.

Pria itu masih diam dengan ekspresi seriusnya.

"Baiklah, aku akan mempercayai ini, tapi bagaimana kalian bertanggung jawab untuk setiap kerusakan yang kalian perbuat? Tempat bukan sebuah kerajaan, disini hanya lembah tanpa memiliki sektor yang menjanjikan." Terangnya sambil memandangi beberapa kerusakan yang terjadi.

"Biar aku yang melakukannya." Mina menawarkan diri.

"Tidak! Kau sudah menggunakan banyak tenagamu!" Lagi-lagi Xeno melarangnya. Membuat Jennie menatapnya aneh, Sinb dan Genio terlihat geli, sementara Demian? Ia nampak berfikir.

"Lakukan sebisamu, jika kau tidak sanggup? Jangan paksakan dirimu!" Pinta Demian membuat Mina mengangguk paham.

Ia pun mulai memejamkan matanya dan sinar keputih-putihan mulai muncul dan menyilaukan tapi tiba-tiba saja tubuhnya oleng dan hampir terjatuh kalau Xeno tak segera menangkapnya dan akhirnya Xeno menggendongnya.

"Sudah cukup!" Bentak Jennie kesal dan pria itu menyeringai.

"Maaf, mereka masih butuh waktu berlatih karena selama ini mereka tidak berada disini." Terang Demian dengan tenang seperti biasanya.

"Sayang sekali, aku tidak bisa mentorelir perusakan properti seperti ini." Kukuh pria itu membuat Demian mendengus dan ia mengeluarkan sesuatu dalam sakunya, melemparkannya pada pria itu. Benda itu adalah hellybrid, alat digital money yang pernah ia perlihatkan kepada Genio dan ketiga gadis itu.

"Wow, ini fanstik. Kau memiliki nominal yang mengagumkan di dalamnya." Puji pria itu dengan mata binarnya.

"Menurutku caramu membuka sandinya itu cukup menakjubkan." Sindir Demian. Ya, pria itu memang mengagumkan. Tanpa sentuhan sidik jari milik Demian, benda itu dengan mudah dapat ia buka.

"Oh ya, aku tidak mengerti apapun. Perlu kau tau." Katanya dengan tertawa.

"Hacker licik sepertimu, akan sangat di incar oleh FBI dibumi." Cibir Jennie.

"Hm...Apa itu pujian?" Tanya pria itu kepada Jennie tapi Jennie lebih memilih menggendikkan bahunya ketimbang membalas ucapannya.

"Aku tau bahwa kau berasal dari Klan Keyholey tapi kami belum tau siapa namamu?" Tanya Demian.

"Axel Keyholey, aku salah satu ketua disini." Katanya dan mereka mengangguk mengerti.

AXEL KEYHOLY | KSATRIA KLAN KEYHOLY | KEKUATAN TELEPORTATION

AXEL KEYHOLY | KSATRIA KLAN KEYHOLY | KEKUATAN TELEPORTATION

Setelah perkenalan yang dramatis, Axel membawa mereka menuju rumahnya yang tak jauh dari arena ini. Mereka masuk kedalam Titanium lagi dengan duduk melingkar sementara Axel sudah berada di depan mereka menjadi penunjuk arah dengan kendaraan sebesar mobil yang mampun untuk terbang.

"Bagaimana kalau ia tidak mau?" Jennie bertanya pada Demian yang duduk di dekatnya.

"Itu tidak akan terjadi." Jawab Demian sambil memejamkan matanya, pria ini sudah beberapa hari tidak tidur.

"Aku berfikir bahwa ia memang tidak bersungguh untuk bergabung dengan kita. Mungkin saja saat ini ia merencanakan sesuatu untuk kita." Duga Sinb.

"Tidak masalah, itu tidak akan membuatnya berhenti menyukai uang. Seberapa pintarnya dia mampu membobol sandi pada Hellebrid ku? Aku masih punya segudang cara membuatnya tertarik, selama ia masih berfikir bahwa uang lebih berharga dari segalanya." Guman Demian masih dengan mata terpejam. Sinb menatanya sambil berfikir.

"Apa rencanamu?" Tanyanya tapi Demian tak menjawabnya, malahan pria itu tertidur membuat Sinb kesal karena penasaran.

Jangan lupa like ya ^^

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
LUCID DREAM
432      305     2     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
HER
532      301     2     
Short Story
Temanku yang bernama Kirane sering memintaku untuk menemaninya tidur di apartemennya. Trish juga sudah biasa membuka bajunya sampai telanjang ketika dihadapanku, dan Nel tak jarang memelukku karena hal-hal kecil. Itu semua terjadi karena mereka sudah melabeliku dengan julukan 'lelaki gay'. Sungguh, itu tidak masalah. Karena pekerjaanku memang menjadi banci. Dan peran itu sudah mendarah da...
Loker Cantik
477      357     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran
Percikan Semangat
831      441     1     
Short Story
Kisah cinta tak perlu dramatis. Tapi mau bagaimana lagi ini drama yang terjadi dalam masa remajaku. Cinta yang mengajarkan aku tentang kebaikan. Terima kasih karena dia yang selalu memberikan percikan semangat untuk merubahku menjadi lebih baik :)
Cinta (tak) Harus Memiliki
4503      1159     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Under a Falling Star
577      348     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Gerhana di Atas Istana
10092      4513     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini
Bukan Kamu
12892      1994     7     
Romance
Bagaimana mungkin, wajahmu begitu persis dengan gadis yang selalu ada di dalam hatiku? Dan seandainya yang berada di sisiku saat ini adalah kamu, akan ku pastikan duniaku hanyalah untukmu namun pada kenyataanya itu bukan kamu.
Foto dalam Dompet
475      323     3     
Short Story
Karena terkadang, keteledoran adalah awal dari keberuntungan. N.B : Kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan semata
Be Yours.
1670      902     4     
Romance
Kekalahan Clarin membuatnya terpaksa mengikuti ekstrakurikuler cheerleader. Ia harus membagi waktu antara ekstrakurikuler atletik dan cheerleader. Belum lagi masalah dadanya yang terkadang sakit secara mendadak saat ia melakukan banyak kegiatan berat dan melelahkan. Namun demi impian Atlas, ia rela melakukan apa saja asal sahabatnya itu bahagia dan berhasil mewujudkan mimpi. Tetapi semakin lama, ...