Loading...
Logo TinLit
Read Story - NWA
MENU
About Us  

Lintang, Clara, Vanya dan Naya berada dibarisan paling depan. Dengan norak plus gilanya mereka neriakin nama bias masing-masing. Mereka benar-benar terlihat seperti kumpulan anak TK yang bersorak ria saat sang badut sedang berjoget dihadapan mereka.

"TAEYONGGGIIIIEEE" Teriak Lintang dengan gaya sok coolnya namun cukup norak.

"MAS BULANNNN" Mentang-mentang namanya Moon Taeil, jadi Clara memanggilnya Moon-bulan. Kadang Clara butuh asupan vitamin lebih biar tidak terlihat seperti anak kekurangan gizi.

"MERK" Bahkan sih Vanya lidahnya keblibet bilang Mark malah bunyinya Merk.

"HAECANIEEEM" Duh, bahkan satu anak ini tidak kalah noraknya. Apalagi suaranya itu, cempreng mah cempreng saja tidak perlu terlihat imut, adanya nanti membuat sakit telinga yang dengerin.

Sorakan NCTstand semakin memanas ketika 9 cowok itu mulai meramaikan panggung dengan nyanyian keren nan seksinya yang berjudul Limitless.

"OMG!!! Mereka itu manusia nggak sih? Kok capeknya ngalah-ngalain Bokap gua." Seperti biasa si Clara suka membanggakan bokapnya.

"Bokap lu tu pantesnya jadi pengawalnya Clar. Masih cakepan Pak Sooman, kaya lagi." Sangkal Naya tak mau kalah. Pak Sooman adalah direktur pendiri SM yang merupakan perusahaan yang menaungi NCT.

"Tolol ih kalian kenapa harus bahas bokap sih?" Protes Vanya.

"Eh...Liat, Taeyong jalan kemari. Jangan-jangan nyamperin gua. Njeer dia kesini beneran...TAEYONGGGG!!! Lintang jingkrak-jingkrak seperti kehabisan obat.

"Non...Bangun non..." Suara bik Ina tiba-tiba membuat Lintang seolah berfikir.

"Kok ada suara Bik Ina di konser NCT? Kan gua nggak ngajak Bik Ina?" Pikir Lintang

"Non Bangun non, uda siang. Ditunggu bapak dibawah." Lintang segera membuka matanya dan ternyata itu hanya mimpi. Wajah Lintang seketika manyun, menatap Bik Ina sebal.

"Ih bibik ganggu aja, kan Lintang lagi ketemu Taeyong bik." Lintang seketika guling-guling, kesel sama Bik Ina soalnya dia gagal ketemu sama Taeyong gara-gara dibangunin sama bik Ina.

"Lah itu cuman mimpi non. Di bawah itu ada cowok cakep beneran, nyata non." Bik Ina ngomong sok serius dan Lintang seketika ngeblank. Tidak biasanya bik Ina pagi-pagi ngomong tentang cowok cakep. Dirumah Lintang itu makhluk sejenis cowok ya cuma bokapnya Lintang saja, kakaknya si Laka kan lagi kuliah di Jepang.

"Wkwkwk...Bibik ke sambet apa bilang Papa cakep?" Dan Lintang terbahak ketika menyadari maksud dari bik Ina itu adalah bokapnya. Lintang memang spesies lamban berfikir nomer dua setelah Vanya.

"Bukan non tapi cowok cakep. Kayak artis korea apa cina ya? Pokoknya cakep non." Lintang menggaruk-garuk kepalanya, mulai pusing sama rancauan bik Ina yang sudah mengusik mimpi indahnya.

"Mau kek bintang koriyah atau cina kek, aku tuh cintanya tetep ama Taeyong bik. Nggak bisa di ganggu gugat. Ya uda, Lintang mandi bik." Dengan santainya Lintang masuk ke kamar mandi. Lintang memang anak tersantai dari ketiga temen peaknya. Lintang paling tidak suka melihat siapapun terlihat buru-buru karena dengan itu dia akan menjadi kesal dan bertambah santai.

"Ih si non, uda di tungguin sama mas-mas cakepnya. Jangan lama-lama ya non." Teriak bik Ina yang masih ngotot nggak jelas, pikir Lintang.

"Itu pasti akal-akalan bik Ina aja. Pasti papa tuh yang nyuruh. Ngeselin! Masih pagi juga? Tapi bagus juga sih kan gua bisa cepet ketemu anak-anak dan kita bisa berangkat lebih awal wkwkwk..." Lintang ngomong sendiri di dalam kamar mandi seperti kerasukan hantu bak mandi.

---***---

Vanya lagi sibuk Packing. Vanya memasukkan beraneka ragam cemilan ke dalam koper warna pink miliknya. Biasanya kebanyakan cewek pasti nyiapin perlengkapan cewek seperti make-up atau baju sama acessoris tapi Vanya dan temen-temennya lebih mengutamakan cemilan. Dasar mereka memang suka sekali nyemil, untung badan tetap kurus tapi Lintang pengecualiannya. Badan Lintang itu ibarat balon, kadang kebanyakan makan bisa gemuk, kurus tiba-tiba tidak menentu.

"Ini buat apa coba kamu bawa cemilan sebanyak ini?" Mamanya Vanya masuk ke dalam kamar Vanya dan duduk disampingnya, mengamati anak gadisnya ini.

"Buat entar makan di pesawat mah." Jawab Vanya santai, tanpa ada perasaan atau pun ekspresi ketakutan di wajah Vanya. Wajar sih, soalnya selama ini apapun yang Vanya mau selalu saja di turuti oleh kedua orang tuanya termasuk itu membolos. Mereka itu terlalu sibuk ngurusin bisnis sama kakaknya, dari kecil jurus andalan Vanya kalau tidak dituruti keinginannya, ia akan menangis bombay sampai beberapa hari dan dari karena risih akhirnya kedua orang tuannya menuruti saja apa mau Vanya.

"Lagian sayang, nggak mungkin di bawah masuk pesawat semuanya. Kan dimasukin bagasi pesawat." Mama Vanya masih bingung sama apa yang di fikirkan anaknya ini.

"Ceritanya Vanya nggak dapet tiket trus maksa papa buat pakek pesawat yang mau papa jual hahaha." Vanya tertawa seneng, Vanya berhasil membuat papanya menyerahkan pesawat Jet yang akan di lelangin. Mamanya mendesah sambil geleng kepala.

"Ya uda, kamu hati-hati disana. Awas kalau mama denger kamu sakit atau gimana? Mama nggak bakalan izinin kamu kemana-mana lagi!" Untuk yang satu ini memang orang tua Vanya tidak mau berkompromi sama anaknya. Itulah sebab dari si Vanya paling kelihatan sehat di antara ketiga temennya, sehat secara fisik ya bukan pikiran wkwk. Vanya selalu bawa kotak p3k, persis seperti apotik berjalan ini anak dan itu perintah mutlak dari mamanya. Jadi orang tua Vanya itu seneng melihat anaknya sehat, radak aneh orang tuanya juga pemikiran orang tua Vanya jadi jangan salahkan kalau anaknya juga aneh haha.

"Oh iya mama lupa, itu di luar ada cowok yang nungguin kamu. Apa dia ikut juga? Hati-hati lo, entar kalau papa tahu, kamu bakalan di suruh tunangan sama dia gimana?" Ucapan mama Vanya seketika mengejutkan Vanya.

"Hah? Cowok? Siapa ma? Vanya kan pacarnya Mark mah. Mana ada cowok lain?" Bhaks! Bahkan di momen seperti ini, Vanya masih saja berdelusi.

"Liat aja di luar." Seketika ekspresi Vanya serius, terlihat berfikir keras.

"Siapa sih?" Gumam Vanya sambil berjalan.

---***---

Naya duduk di sofa sambil memainkan hpnya dan senyum-senyum kagak jelas liatin foto Ten, sampai ketika Clara duduk disebelahnya dengan manyun karena di cuekin sama Naya. Semalam, Naya menginap di rumah Clara agar dapat menghemat waktu kalau seandainya mereka jadi berangkat ke Myanmar. Soalnya rumah Naya paling jauh jangkauannya.

"Gua mandi apa nggak sih?" Haduh, ini cewek malah sibuk mikirin mandi atau tidak? Naya sudah terlihat rapi dan cantik memakai seragam sekolah sementara Clara masih belum bisa move on sama baju baby dollnya lengkap dengan muka kucel. Untung dia itu keturunan ningrat manis pula, bagimana kalau tidak manis coba?

"Mandi Clar, lu lupa anceman Vanya?" Naya berusaha mengingatkan Clara tentang ancaman Vanya kemarin kalau Clara tidak mandi akan di mandikan masal bersama mobil kesayangan si Vanya.

"Clara..." Suara barito khas seorang pria terdengar memanggil Clara.

"Iya Romo..." Suara itu berasal dari sosok pria paruh baya dengan tubuh tegap nan gagah yang tak lain adalah bokap Clara.

"Diluar ada dua cowok nyari kalian. Apa bener mereka temen kalian? Kalau enggak biar Romo usir." Clara sama Naya saling berpandangan seolah saling bertanya atau menduga-duga/

"Cowok? Jangan-jangan orang suruhan bokapnya si Lintang tuh. Dia ketahuan ama bokapnya terus berusaha ngasih tau Romo? Gimana ni Nay?" Kebiasaan cara pikir Clara itu kejauhan, parno akut dia.

"Mending kita keluar deh, liatin siapa tau bukan?" Usul Naya dan mereka berdua segera keluar.

Naya berjalan dengan santai menuju ruang tamu, di ikuti dengan Clara yang terlihat begitu khawatir. Sesampainya di ruang tamu kedua cewek itu melotot melihat dua mahkluk asing yang lagi cengingisan nggak jelas mandangin mereka berdua, sementara Romonya Clara masih memperhatikan mereka dengan mata tajam menusuk, sepertinya zona perlindungan anak gadis telah diaktifkan.

"Lu berdua ngapain kesini???" Clara dengan penasarannya duduk dihadapan kedua cowok itu dengan wajah dan penampilan yang absturd. Juna hanya nyengir melihat Clara yang dengan penampilan kucelnya duduk dihadapan mereka sementara Aditya memandangi Naya dengan senyum palsunya.

"Apaan senyum-senyum? Pengen gua lakban bibir lu." Serangan dadakan dari Naya membuat Aditya menelan ludah. Naya ilfeel melihat tampang aditya, cowok resek yang tiba-tiba saja datang nggak jelas maunya apa?

"Kalian bisu ya? Atau budeg? Ngapain kesini?" Serangan kedua tak kalah kasarnya dari Clara yang kini menatap mereka dengan ekspresi penasaran dan juga kesal.

Aditya menyenggol-nyenggol Juna. Aditya memang mudah untuk di intimidasi hanya dengan tatapan mata tajam kedua gadis ini. Intinya si Aditya ini penakut! Tapi berbeda dengan Arjuna, ia terlihat santai. Bukan Juna namanya jika harus menyerah sama gertakan receh dari Clara. Bahkan Romonya Clara aja bukan apa-apa bagi Juna kalau dia bertekat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Me vs Skripsi
2695      1155     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...
REZA & DIAN
606      362     0     
Short Story
Sahabat adalah orang yang ada kapanpun dan dimanapun kita berada. Sahabat adalah orang yang akan memberikan maafnya apabila kita berbuat salah.
MANGKU BUMI
165      154     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
Got Back Together
370      300     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
Letter From Who?
492      343     1     
Short Story
Semua ini berawal dari gadis bernama Aria yang mendapat surat dari orang yang tidak ia ketahui. Semua ini juga menjawab pertanyaan yang selama ini Aria tanyakan.
Dunia Sasha
6905      2246     1     
Romance
Fase baru kehidupan dimulai ketika Raisa Kamila sepenuhnya lepas dari seragam putih abu-abu di usianya yang ke-17 tahun. Fase baru mempertemukannya pada sosok Aran Dinata, Cinta Pertama yang manis dan Keisha Amanda Westring, gadis hedonisme pengidap gangguan kepribadian antisosial yang kerap kali berniat menghancurkan hidupnya. Takdir tak pernah salah menempatkan pemerannya. Ketiganya memiliki ...
Surat untuk Tahun 2001
5774      2272     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Mistress
2711      1356     1     
Romance
Pernahkah kau terpikir untuk menjadi seorang istri diusiamu yang baru menginjak 18 tahun? Terkadang memang sulit untuk dicerna, dua orang remaja yang sama-sama masih berseragam abu-abu harus terikat dalam hubungan tak semestinya, karena perjodohan yang tak masuk akal. Inilah kisah perjalanan Keyra Egy Pillanatra dan Mohamed Atlas AlFateh yang terpaksa harus hidup satu rumah sebagai sepasang su...
Luka di Atas Luka
455      306     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
Annyeong Jimin
30311      4115     27     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin