"Nan...Lo ngerasa ada yang beda gag sih sama aura Sari kemarin?"ucap Nata.
Kinan tidak merespon. Dia hanya terdiam dan melihat Nata.
Nata agak kikuk,tapi dia ingin berbicara.
"Hmmm.mungkin apa yang gue bilang ini akan gag masuk akal buat Lo,tapi...kemarin...Gue lihat arwah Via ngikutin Sari"ucap Nata.
Nata menutup mata menunggu reaksi Kinan. Mungkin Kinan akan mengatakan dia bicara omong kosong,berhalusinasi atau yang paling parah mengatainya gila. Setelah itu,Kinan akan berhenti berteman dengannya.
Namun,reaksi yang dipikirkan Nata tidak terjadi. Alih-alih merespon perkataan Nata sebelumnya,Kinan malah berdiri dari sofa yang sedang mereka duduki.
"Kenapa Nan?Lo gag percaya sama gue atau Lo takut?"tanya Nata.
"Gue harus pulang"ucap Kinan.
"Tapi Lo baru nyampe Nan"ucap Nata. Kinan memang baru sampai sekitar 15 menit yang lalu di rumah Nata. Niat awalnya ingin mengajari Nata fisika. Namun,Nata malah membicarakan hal yang sangat dia benci.
"Nat,gue harus pulang"ulang Kinan. Tangannya sedikit gemetar.
Nata tersenyum kecut,"Ok,gue ngerti kok,ini gag masuk akal dan Lo gag suka sama hal yang gag masuk akal. Tapi,gue tetap mau bilang ini ke Lo,gue indigo. Itu yang orang bilang tentang orang kayak gue tapi buat gue,gue cuman bisa lihat dimensi yang berbeda dari orang normal biasanya"ucap Nata.
"Gue ngerti,abis ini Lo gag akan mau temanan sama gue lagi. Gue juga gag ngerti kenapa gue mau bilang ini sama lo sementara sama orang tua gue aja,gue gag pernah bilang. Yang tahu Gue indigo cuman Lo sama Tara. Gue percaya sama lo makanya gue cerita"ucap Nata lagi.
"Nat,gue benar-benar harus pulang,besok gue datang lagi"ucap Kinan dan sekilas menepuk bahu Nata.
Kinan pun pergi dan duduk di sebuah bangku tempat menunggu kendaraan umum. Sementara itu,Nata yang melihat kepergian Kinan,mengernyitkan keningnya. Dia menyentuh bahunya.
"Apa maksudnya dengan besok dia akan datang? Apa dia gag takut sama gue?"ucap Nata.
Kinan masih duduk di bangku itu. Dia teringat hari yang sudah lama sekali berlalu. Hari dimana ia mulai merasakan getaran ini.
####################
5 tahun yang lalu.
"Sayang...mainnya jangan sampai malam ya...kampung kita lagi rawan preman"ucap mama Jane.
"Iya ma..."ucap Kinan sebelum pergi ke lapangan menemui teman-temannya.
Mereka memang biasanya bermain-main di lapangan.
Hari itu bagi Kinan sama saja. Dia bermain lompat tali,ular naga lalu terakhir petak umpet. Hari itu dia tertawa dengan riang bersama teman-temannya,tak ada yang berbeda hari itu.
Tidak ada,kecuali satu fakta bahwa hari ini,mereka bermain sampai lupa waktu. Langit sudah gelap dan matahari satu-satunya penerang di langit saat siang,tak lagi nampak di netra siapapun.
"Udahan yuk,mainnya"ucap Babas. Begitulah akhirnya permainan mereka berakhir hari itu.
Mereka berjalan menuju rumah masing-masing. Kinan,jalan rumahnya berbeda dari teman-temannya,jadi dia berpisah jalan dengan teman-temannya.
Ini pertama kalinya,Kinan pulang lewat dari pukul 5 sore. Sekarang bahkan sudah pukul 7.
Kinan tidak tahu,mengapa berjalan di jalan yang sering dia lalui saat matahari masih bisa ditangkap netranya bisa terasa sangat berbeda saat netranya tak lagi bisa melihat keberadaan si matahari.
Di langit,Bulan membentuk bulatan sempurna dan bersinar terang. Namun,bintang yang Kinan sangat suka tak ada di langit itu.
Kinan awalnya berjalan sangat santai,sama seperti biasa dia melewati jalan itu setiap hari. Tapi,dia mulai merasakan getaran aneh di tubuhnya. Banyak pohon di sepanjang jalan ini yang membuatnya semakin terlihat mencekam.
Kinan mulai mempercepat langkah kakinya. Bukannya menghilang,getaran itu malah semakin kuat, saat dia akan melewati sebuah rumah tua yang tak lagi berpenghuni. Hanya beberapa langkah lagi dia akan sampai di rumah.
Namun,karena getaran aneh itu semakin kuat,Kinan memperlambat langkahnya kembali.
Rumah ini biasanya tak semenakutkan ini tapi malam ini semenjak dia berpisah dari teman-temannya,semua terasa tak sama.
Samar-samar,Kinan melihat 3 bayangan pria yang terlibat perkelahian. Lalu entah apa yang terjadi,mereka malah saling membunuh.
Kinan terjatuh di rerumputan halaman rumah tua itu. Dia ingin sekali berlari ke rumahnya namun,kakinya tidak seluruh tubuhnya sungguh sangat sulit digerakkan ditambah dengan getaran aneh yang tetap mengalir di tubuhnya.
Kinan semakin melihat ke tempat dimana bayangan tadi dia lihat dan tiba-tiba saja ketiga bayangan yang tadi sudah jatuh karena saling membunuh,kembali tertangkap oleh Indra Kinan.
Namun,bukan hal sebelumnya yang Kinan lihat. Dia melihat ketiga bayangan itu memutar kepala mereka lalu dengan cepat menemukan manik Kinan.
"Tidak...Aku tidak mau"teriak Kinan histeris. Mama Jane,yang mengkhawatirkan Kinan yang tak kunjung pulang,langsung berlari ke luar begitu mendengar suara Kinan.
Begitu diluar,mama Jane melihat Kinan yang terduduk di rerumputan sembari menghentakkan kakinya dan menutupi wajahnya lalu berkata,"tidak...tidak...tidak..." membuat mama Jane langsung berlari dan memeluk Kinan erat.
"Tenang sayang,mama disini"ucap mama Jane.
"Tidak...Aku tidak mau"Kinan tetap meracau.
Merasa Kinan,tak kunjung tenang,membuat mama Jane menggendong Kinan ke rumah. Sesampainya di rumah,Kinan sudah mulai tenang.
"Ma,mereka bilang,mereka mau bawa Kinan ma,Kinan gag mau"ucap Kinan.
"Mereka? Mereka siapa?"tanya mamanya.
"Aku gag tahu tapi tadi..."Kinan menceritakan apa yang telah dia alami.
"Ma,maafin aku,aku janji gag akan pulang malam lagi"ucap Kinan.
"Ya udah,kamu istirahat dulu"ucap mama Jane.
"Mama,percaya kan sama aku?"tanya Kinan.
"Iya sayang,mama percaya"ucap mama Jane,tapi Kinan bisa melihat tatapan mamanya tidak percaya padanya. Bukan hanya hari itu,tapi juga hari-hari lainnya saat dia menceritakan hal-hal berbau tak pasti pada mamanya.
Karena itulah,sejak Kinan SMA,dia membenci hal-hal tak pasti dan berjanji tidak akan mau membicarakan hal-hal itu pada orang lain.
###############
"Ya ampun,kenapa harus gue?"ucap Kinan sembari menghapus air matanya yang entah sejak kapan sudah mengucur dari kedua manik matanya.
"Apa yang kenapa harus Lo?"ucap seorang pria berpakaian santai di sampingnya.
"Lo siapa?"tanya Kinan.
"Gue...Gafa"ucap pria itu.
"Nih,pake aja"ucap Gafa lagi memberikan sapu tangan pada Kinan.
Kinan menerimanya.
"Makasih"ucap Kinan.
"Yah...Lo belum jawab pertanyaan gue"
"Pertanyaan apa?"
"Apanya yang kenapa harus Lo?"ucap Gafa.
"Oh...itu privasi"ucap Kinan.
"Ya udah,gue pergi dulu. Gue udah di tunggu teman"ucap Gafa.
Kinan melihat ke sekitar dan menemukan sebuah mobil putih tak seberapa jauh dari tempat mereka berada
"Ya udah"ucap Kinan.
Gafa berdiri dan tersenyum ,"Lo Kinan kan? Kita satu SMA"ucap Gafa lalu memberikan sebuah botol minuman pada Kinan.
"Sampai bertemu lagi"ucap Gafa lalu berlari menuju mobil putih itu.
Kinan memandangi sapu tangan dan air mineral yang ada di tangannya.
"Dia Gafa? Cowok yang Nata suka? Selera Nata lumayan juga. Dia baik"kata Kinan.
Kinan menelepon supirnya yang tak jauh dari sini. Beberapa menit kemudian,pak Kirman supir Kinan datang.
Sebelum masuk ke mobil,Kinan merasakan getaran aneh. Angin berembus halus membuat bulu kuduk Kinan meremang.
Lalu dia melihat bayangan,yang 5 tahun lalu dia lihat pertama kali dan pertama kalinya dia merasakan getaran aneh pada tubuhnya. Wajah Kinan mulai memucat.
Tangan Kinan bergetar,tapi segera dia menguasai diri.
"kenapa bayangan itu muncul lagi?Aku harus bisa menguasai diri. ya, itu cuman hal konyol yang gag seharusnya aku takutin"batin Kinan lalu masuk ke mobil.
Tapi pertanyaan seharusnya adalah,"apakah Kinan mampu mengatasi rasa takut itu?"