"Eh, tau gag, Sari mengalami gangguan jiwa" ucap Caca memulai gosip pagi ini.
"Udah gue duga itu" ucap Dini.
"Yakin Lo Ca?" Tanya Sisi.
"Iya, gue tadi lewat dari ruangan Bu Hasti, Trus dengar Kalo si Sari udah masuk RSJ" ucap Caca yakin.
"apa segitu besar ya dampak kematian Via buat Sari?" ucap Sisi.
"pastinya, mereka kan kayak kembar gitu, di mana ada Via disitu ada Sari dan di mana ada Sari disitu ada Via" ucap Dini dengan yakin.
"kalian bisa berhenti gosip gag sih" bentak Nata yang sedari tadi sudah tidak bisa lagi mendengar perbincangan ketiga orang itu. Nata melihat sendiri dengan kedua matanya kalau Via mengganggu Sari. Nata yakin seribu persen, Sari tidak gila.
"Ya ampun, emang Lo siapa? Pemberantas gosip? Lagian ini tuh bukan gosip ini fakta" ucap Dini melotot pada Nata.
"Kalian ini gag usah urusin Sari. Urusin aja diri kalian sendiri" ucap Nata tak takut pada pelototan Dini.
"Semuanya kita harus kebelakang, Bu Hasti meminta kita untuk membersihkan halaman belakang" ucap Rizki.
Perdebatan antara Dini dan Nata terhenti. Dini mulai mengomel, "ngapain sih bersihin halaman?" Gerutunya. Sementara itu, Nata beranjak dari sana.
Semua siswa XI IPA 1 dibuat kagum oleh indahnya halaman itu.
"Eh, gimana Kalo kita semua foto disini?" Usul Frans yang terkenal sangat suka Selfi.
"Boleh juga" ucap Axel.
Dan kalau Axel sudah setuju,seluruh perempuan di kelas XI IPA 1 akan secara otomatis setuju.
"Tapi, itu ada peringatannya ..." ucap Zahra.
Zahra mungkin setuju tapi dia juga suka paranoid berlebih pada satu hal.
Semua mata menoleh dan melihat tulisan, 'jangan berfoto disini.ini tempatku.ini peringatan'.
"Ya ampun, Ra gag usah paranoid gitu deh" ucap Clara.
"Gimana, mau ikut gag?" Tanya Rizki.
"Ya udah gimana Kalo yang mau aja yang foto bareng"usul Rendi.
"Ok,yang mau foto langsung ambil tempat"ucap Rizki.
Semua berbaris rapih. Total 19 siswa sudah berbaris. Tersisa Zahra,Nata dan Kinan yang tidak berbaris.
"yakin kalian bertiga gag mau ikut?"tanya Latisya.
"Sebaiknya kalian juga jangan. Peringatan ini bukan main-main"ucap Nata.
"Alah,lebay banget Lo. Ini sih cuman tulisan iseng aja"ucap Dini memandang Nata sinis.
"Terserah,yang penting gue udah berusaha buat kalian gag ngelakuin hal ini"ucap Nata.
"Dasar penakut"ucap Caca.
Mendengar Caca berbicara seperti itu,membuat Zahra dengan takut-takut ikut dalam barisan. Dia memang paranoid tapi jika seseorang mengatainya penakut dia tidak terima.
"Zah,lo gag harus ikut"ucap Kinan sebelum Zahra masuk dalam barisan itu.
Tapi,Zahra tetap masuk.
"Ya udah,cuman 2 orang yang gag terlalu penting. Mending sekarang kita foto"ucap Sisi.
"Kalo Lo berdua gag mau ikut,bisa gag Lo motoin kita?"tanya Frans.
Kinan bergegas pergi dari sana dan menarik Nata bersamanya tanpa mengatakan apa-apa.
"Dasar pelit"ucap Frans.
Disaat yang sama,Tara lewat,"Tar boleh minta tolong fotoin gag?"tanya Raka yang kenal dengan Tara.
"Oh,boleh tapi Nata sama Kinan mana ya?"tanya Tara.
"Gag tahu tadi mereka pergi duluan"ucap Frans dan memberikan ponselnya pada Tara. Tara menerimanya dan mulai mengambil foto mereka.
Setelah selesai,Tara mengembalikan ponsel Frans dan pergi mencari Nata dan Kinan.
"Bagus nih hasilnya. Dasar penakut tuh dua orang. Gag ada yang terjadi juga"ucap Radin.
"Ya,mereka emang penakut"ucap Pinkan menyetujui.
######################
"Kinan,kenapa Lo gag ikut buat cegah mereka?"tanya Nata.
"Lo tahu,apa yang gue liat tadi disana?"ucap Nata lagi.
"Emang Lo liat apa?"tanya Kinan cuek.
"Gue lihat tulisan-tulisan itu bergerak memasuki tubuh mereka"ucap Nata.
"Saat mereka mulai berdiri dekat tembok itu"lanjutnya.
"Trus Lo bisa apa? Ngelawan 20 orang dan ngorbanin diri Lo sendiri? Bahkan mereka gag akan tahu Kalo Lo berusaha nyelamatin mereka"ucap Kinan.
"Iya,gue tahu itu,tapi bukan berarti gue harus mengabaikan teman-teman gue"ucap Nata.
"Meskipun mereka gag anggap Lo teman?"tanya Kinan.
"Iya"ucap Nata pasti.
"Nat...Gue bol..."Tara masuk ke kelas saat melihat Nata ada di dalam.
"Kalian kenapa?"tanya Tara.
Nata sudah menangis di tempatnya berdiri sekarang.
""Mereka gag boleh foto disana Kinan"ucap Nata.
Kinan berdiri,"Ya udah Kalo Lo mau cegah mereka Lo pergi aja"ucap Kinan lalu pergi dari sana.
"Foto? Teman sekelas Lo?"tanya Tara setelah Kinan pergi menyisakan mereka berdua.
Nata mengangguk."Nat,tapi gue udah fotoin mereka sebelum kesini"ucap Tara.
Nata mendongak melihat Tara,"Lo udah Fotoin mereka?"tanya Nata memastikan.
"Iya..."
"Brakk"kursi dekat tempat Via bunuh diri melesat ke dinding menyentak keduanya.
############
Kinan berjalan menuju kantin,dia ingin membeli minuman. Sampai disana,Kinan melihat dua orang laki-laki sedang berbincang disalah satu meja.
Setelah membayar,Kinan menghampiri kedua orang itu. Kinan mengambil sesuatu dari saku roknya,menyodorkannya pada salah satu lelaki yang duduk disana.
"Makasih"ucap Kinan.
Kedua lelaki itu melihat Kinan. Dua ekspresi berbeda tampak pada raut wajah mereka. Yang satu bingung dan yang lain menampilkan senyumnya.
"Simpan aja"ucap lelaki yang tersenyum itu sementara lelaki dengan ekspresi bingung kembali menyantap makanan di depannya.
"Buat apa?"tanya Kinan masih memegang sapu tangan putih pemberian lelaki itu.
"Kenang-kenangan pertemuan pertama kita"
Kinan terdiam,lalu Kinan merasa seseorang membalik badannya.
"Nata?"ucap Kinan.
Terlihat ketakutan yang kentara pada dua manik matanya. Kinan segera memeluk Nata.
"Nat,lo kenapa?"tanya Kinan 2 menit kemudian.
Tak menjawab pertanyaan Kinan,Nata malah menyambar pergelangan tangannya dan berlari,membuat Kinan ikut berlari.
Terlihat sekolah yang sepi,padahal Kinan yakin bunyi bel istirahat sudah berbunyi 3 menit yang lalu. Nata membawa Kinan ke lapangan dan Kinan mengernyitkan dahi melihat kumpulan orang disana.
"Radin,lompat dari rooftop Kinan"ucap Nata menjawab semua tanya dalam kepala Kinan.
Kinan gemetar dan getaran aneh itu dengan tiba-tiba menelusup ke tubuhnya. Kinan berlari menembus kumpulan orang-orang itu. Ada banyak yang menangis dan tak sedikit yang takut.
Kinan berhasil menerobos ke depan. Disana dia melihat Radin,terkapar mengenaskan. Darah mengucur dari kepalanya. Kinan menutup mulutnya.
Tak lama suara ambulance terdengar. Semua memberi jalan untuk tim medis. Tak sampai 15 menit ambulance itu sudah pergi dengan membawa tubuh Radin.
"Baiklah,aemua kembali ke kelas masing-masing. Biar urusan ini jadi urusan sekolah"Tegas pak Wadin selaku kepala sekolah.
Semua membubarkan diri masih dalam perasaan was-was dan juga takut. Kinan mencari sosok Nata yang masih berdiri di tempat semula. Kinan menghampirinya.
"Nat,ini bukan salah Lo"ucap Kinan. Nata melihat Kinan,"Nan,gue harus gimana? Tepat di depan mata gue,Radin jatuh dari rooftop gue ngerasa Radin yang jatuh itu bukan dia tapi ada yang ngerasukin"ucap Nata sesenggukan.
"Tenang Nat,nanti aja kita bicarakan itu. Sekarang kita balik ke kelas"ucap Kinan menuntun Nata pergi dengannya.
Saat Kinan berada di tengah koridor,dari samping X E,Kinan melihat Pinkan yang gemetaran. Kinan berhenti untuk meyakinkan penglihatannya.
Nata melihat ke arah Kinan memandang,"Kita balik bareng Pinkan"ucap Nata.
Nata menghampiri Pinkan sementara Kinan terpaku melihat tiga bayangan hitam itu ada di dinding itu.