Loading...
Logo TinLit
Read Story - pat malone
MENU
About Us  

Shea tersenyum manis. Untuk pertama kalinya, Bik Inah melihat putri tunnay tersenyum begitu manis dan akhirnya tertawa lepas.

Hanya dengan cowok itu. Shea hanya bisa tersenyum dan tertawa dengan cowok itu.

          Tak lama kemudian, si cowok harus segera pulang. Ia berkata, ia akan menemui Shea besok dan ia punya kejutan.

“Non, Bibik baru liat non ketawa baru sekali ini. Emang tadi itu siapa ?. Pacarnya non ya,” Goda Bik Inah.

Shea memandangi Bik Inah dengan pandangan aneh dan dingin.

“Oh..oo maaf non.”

          Tiba – tiba Shea tersenyum, “Ih, Bibik, Shea bercanda. Tadi itu temen lama Shea,” Ujarnya. Lalu gadis itu beranjak ke lantai dua.

Shea menghela napas dan tersenyum sambil berputar – putar.

“Astaga, dia kembali !,” Pekiknya. Kemudian Shea berbaring dalam keadaan terus tersenyum. Dia merasa menjadi gadis paling bahagia malam ini.

Tak lama kemudian ia terlelap…

“Tik…tikk.. bunyi hujan di atas genteng.. airnya turun tidak terkira. Cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua…

Mary has a little lamb… little lamb..”

I see you once again my love…” “Sebentar ya sayang, mama mau angkat telpon.

Shea mengangguk sambil terus memandangi hujan dari jendela.

Yes, it’s me..”

“How many times I told you !, you should do it right now !, divorce him, or I’ll kill you !!.”

“Daniel, that’s not easy as you think..”

“Yes ?, because you was in love with him, right ?. Huh ?!.”

“No Daniel !, stop !. You don’t know what was happened !.”

          Shea menoleh. “Mama, itu siapa ?. Kenapa dia bicara keras sekali di telpon ?. Tidak sopan.” Ujar Shea.

“Itu hanya teman mama, ayo kita kembali bernyanyi.”

“Mary has a little lamb…little lamb..little lamb…”

          Shea seolah kembali terbangun dan mendapati ia berada di koridor lantai dua rumah lamanya. “Sedang apa aku disini ?,” Pikirnya. Ia berjalan pelan menyusuri koridor dengan kaki mungilnya.

“AAHHH!!!, Daniel stoop !!!!. Azhof  !, Azhof tolong mama nak !!, Mas Amar !!!.”

Shea berlari menuju ke sumber suara. Ia membuka pintu kamarnya dan melihat pria berambut pirang sedang menindih tubuh ibunya. Belum sempat pria itu berkutik menyentuk Shea, Shea berlari memanggil bibiknya dan meminta wanita ituelpon ayahnya.

          Lalu ia kembali keluar, gadis kecil itu cukup cerdas di untuk anak seusianya. Ia mendapati Azhof baru sampai di pekarangan rumah. Entah dari mana.

“Kakak !, Kak.., mama! tolong mama !.”

          Azhof langsung berlari ke dalam. Syukurlah mamanya tak apa. Ada beberapa luka ringan saja. Tapi Shea benar – benar tak tahu apa yang terjadi. Ia tak paham.

          Shea terdiam duduk di sebelah Azhof. Ia menarik pelan jaket kakaknya. “Mama kenapa ?,” Tanya Shea pelan. Azhof menoleh pada papanya sebelum ia menjawab .

“Bawa adik keluar, kasian, dia nggak ngerti.”

          Azhof menggandeng adik kecilnya ke kamar. “Mama nggak apa, dek. Cuma luka – luka kecil aja.”

“Terus tadi ada orang rambutnya kuning..”

“Ah adek ngaco, bukan. Mama baik – baik saja. Ayo tidur, kakak temenin deh.”

          Shea pun terlelap di pelukan Azhof.

“Mama… ma…”

“Ma.. mama dimana ?.”

“Maa.. AAA….!!!”

7.Shea

          Bik Inah meletakkan kembali gelas yang barusan ia sodorkan pada Shea. Gadis malang itu menjerit begitu keras barusan.

“Mau tidur lagi atau cerita, non ?,” Tanya Bik Inah.

“Jam berapa sekarang ?.”

“Jam 05.00, non.”

“Bibik mau dengerin cerita Shea ?, Tanya Shea lirih. “Mau, bibik selalu siap dengar. Non aja yang nggak pernah ngomong,” Jawab Bik Inah.

“Tadi Shea mimpi mama bik. Shea tiba – tiba ingat sama Daniel. Om – om yang sering bentak mama di telpon. Pake Bahasa Inggris,” Ujar Shea.

Bik Inah manggut – manggut. “Non Shea nggak mau ceritain cowok kemaren aja ?, mungkin non bisa lebih tenang,” Usul Bik Inah.

“Oke. Cowok kemaren itu namanya Reza bik. Dia temen Shea sejak di Jakarta, sejak Shea SD. Dia selalu jadi tempat cerita Shea dan bisa menghibur Shea. Dia juga pernah bilang kalau Reza suka sama Shea,” Jelas Shea.

“Uhuu…, terus kemarin baru ketemu ?,” Tanya Bik Inah.

“Iya, Shea kira dia masih di Jakarta. Ternyata dia juga pindah ke Bandung. “

“Pasti seneng banget. Udah jam 6 non, siap – siap ya…”

          Pagi ini Shea bersiap lebih pagi dari sang ayah. “Pa, Shea duluan,” Pamitnya singkat tanpa sedikitpun menoleh. Ia langsung melaju ke sekolah bersama Pak Eko.

Sesampainya di sekolah ia melongok ke X MIPA 4. Tak ada Reza disana, katanya jam segini ia sudah ada di sekolah. Shea berbalik ke kelasnya dan menengok ponselnya.

“Kamu dimana ?.” –Shea-

          Tentu saja belum ada balasan. Baru saja Shea berbalik untuk mengambil laptop dan meletakkannya di meja, sudah ada balasan.

“Aku disini.” –Reza-

Shea mendongak dan tersenyum.

          “Gue bener kan ?, tiap ada gue loe pasti senyum.,” Ujar Reza. “Tahu dari mana, loe kan liat gue senyum Cuma kalo ketemu gue. Loe nggak tahu kalo gue bisa senyum ke orang lain,” Shea menyanggah.

“Udah deh nggak usah bohong !.”

“Oh, ternyata Shea bisa juga ngomong !,” Celetuk Alvin. “Lu ga bisa bedain bisu sama pendiam ya ?,” Sahut Nisa. Alvin malah nyengir.

“Oke, sampe ketemu nanti. Gue masuk dulu,”Ujar Reza.

          Untuk pertama kalinya, Shea merasa sangat tidak sabar menunggu bel istirahat berbunyi. Usai bel itu berbunyi, ia langsung berjalan keluar. Namun dimana Reza ?.

          Ia berkeliling sendiri mengitari sekolah, tiba – tiba terdengar rebut – rebut di kantin. Ia duduk di salah satu sudut kantin sambil menenggak segelas the pesanannya.

Arei.

“Hei guys !!!, tahu nggak sih yang namanya Areiina Aren Achemmm, anak dari kelompok bantuan yang sok – sokan !. Tahu nggak, kamsek banget loe kalo gatau !.”

“Aha !, gue tahu, dia anak MIPA 3, paling orang tuanya mohon – mohon sujud – sujud ke kepsek biar anaknya bisa dimasukin kelas itu. Padahal dia tolol !.”

“Bego banget. Tau nggak sih, dia sok – sokan ikut gank kantin dan sok akrab banget sama yayang – yayang kita. Masa iya si Bisma, Reza sama Asnar main sama si kucel !.”

“Loe tahu nggak sih, kemarin gue ketemu dia di Café Garriz !.”

“Masa ?, mana mampu dia beli di café kayak gitu ?”.

“Kan gue belum selesai ngomong, cyin…. Dia nggak beli apa – apa disitu, tapi dia..”

“Reza ?.  Jadi Reza temen mainnya Arei ?. Berarti harusnya cowok itu tak jauh dari sini,” Terkanya.

“Loe tuh nggak usah belagu ya, Bapak cuma sales, ibu kerjanya amburadul, nggak usah belagu !,” Ujar Kak Tia yang tiba – tiba langsung menarik kerah Arei.

          Namun tangan gadis itu ditepis.

          “Kak, apa begini contoh kakak kelas yang baik ?. Yang belagu siapa coba ?,” Tiba – tiba Reza muncul.

“Nggak usah belain dia, Rezaa !!!!,” Jerit Cindy.

“Dia temen gue,” Shea menoleh. Itu Reza. Tiba – tiba Reza memeluk Arei.

          Mata sayunya yang indah terbelalak. Ia kaget melihat Reza. Tak lama kemudian Reza memandangnya. Cowok itu tampak terkejut. Kemudian ia bawa Arei kembali ke bangkunya.

“Jangan macem – macem !, duit orangtua aja belagu !,” Ia memaki.

“Astaga, sedekat apa RPeza dengan Arei ?, berani sekali dia memeluk gadis itu ?,” Pikir Shea. Namun gadis itu terlanjur kaget dan mengira Reza tak serius dengan perkataannya 4 tahun lalu.

          Suasana sekolah begitu ramai, hiruk pikuk anak – anak yang merayakan kelulusan terdengar begitu jelas. Mereka kesana kemari, saling berpelukan, tak sedikit dari anak – anak ini yang bukan orang asli Jakarta. Jadi kebanyakan dari mereka pindah karena pekerjaan orang tuanya atau harus kembali ke kampong halaman.

Shea salah satunya. Gadis 11 tahun itu baru saja melihat surat pemindahan tugas ayahnya ke Bandung kemarin sore. Betapa terkejutnya gadis itu. Ia berpelukan dan bersalaman dengan beberapa temannya sambil berurai air mata.

          Saat itu Shea memang sudah pendiam, tapi ia lebih terbuka dan punya banyak teman saat itu.

“Heii..,” tiba – tiba tangan mungilnya ditarik.

“Kenapa, Reza ?,” Tanya Shea parau.

          Reza tersenyum sambil menyeka air mata sahabatnya. “Ayolah.., sudah jangan menangis. Tidak ada yang bisa kamu rubah dengan menangis. Percayalah. Sekarang, Shea berhenti menangis, kamu nggak boleh cengeng. Mama pernah bilang kan kalua Shea nggak boleh cengeng ?,” Tanya Reza.

Shea mengangguk pelan.

“Ta..tapi.. kita bakal kepisah, Za.. aku nggak punya temen disana…”

“Kata siapa ?. Kamu tahu kan kalau Liyana sama Vera pindah ke Bandung. Ekshor, Figo, Raissa sama Afiyah juga disana,” Sahut Reza.

          Shea masih terisak dalam diam.

“Hei Shea, lihat aku. Aku suka sama kamu.”

          Seketika dagu Shea terangkat. Ia menatap Reza dengan pandangan tak percaya.

We were only eleven…

But acting like grownups..

Like we’re in the present..

Drinking from plastic cups..

Singing love forever and ever..

Well, I guess that was true..”

Anne Marie – 2002

          Shea berbalik menuju kelas dengan langkah setengah berlari. Ia tak mengerti perasaan yang bergejolak di hatinya sekarang, air matanya menetes. Entah mengapa ia merasa begitu sedih.

“Shea !!.”

          Itu Reza. Ketika masuk kelas, Shea berpesan pada Alvin yang duduk di bangku paling depan, “Kalo Reza nyari.., bilang gue gak ada.” Gadis itu bersembunyi di gudang kelas.

“Shea !!, mana Shea !!!.”

“Dia nggak ada, loe nggak ketemu dia di luar ?,” Tanya Alvin. “Ngaco lu, jelas – jelas gue liat dia masuk sini !.”

“Gue dari tadi di depan sini !, loe meragukan penglihatan gue ?!, siapapun yan masuk sini pasti nyenggol kaki gue, dan gue nggak ngerasa sedikitpun kesenggol kaki Shea !,” Balas Alvin.

“Ah ! yaudah makasih !!.”

          Cukup lama Shea terdiam di gudang. Hingga Alvin memanggilnya. “Makasih, Vin,” Ujarnya pelan.

“Loe kenal sama Reza ?, ada apa ?, kok sampe kalut dia nyariin elo ?,” Tanya Alvin.

“Nggak, gue nggak kenal.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kare To Kanojo
6614      1773     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
The First
527      380     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
Snazzy Girl O Mine
555      349     1     
Romance
Seorang gadis tampak berseri-seri tetapi seperti siput, merangkak perlahan, bertemu dengan seorang pria yang cekatan, seperti singa. Di dunia ini, ada cinta yang indah dimana dua orang saling memahami, ketika dipertemukan kembali setelah beberapa tahun. Hari itu, mereka berdiam diri di alun-alun kota. Vino berkata, Aku mempunyai harapan saat kita melihat pesta kembang api bersama di kota. ...
SALAH ANTAR, ALAMAKK!!
856      605     3     
Short Story
EMMA MERASA BOSAN DAN MULAI MEMESAN SESUATU TAPI BERAKHIR TIDAK SEMESTINYA
Azzash
326      269     1     
Fantasy
Bagaimana jika sudah bertahun-tahun lamanya kau dipertemukan kembali dengan cinta sejatimu, pasangan jiwamu, belahan hati murnimu dengan hal yang tidak terduga? Kau sangat bahagia. Namun, dia... cintamu, pasangan jiwamu, belahan hatimu yang sudah kau tunggu bertahun-tahun lamanya lupa dengan segala ingatan, kenangan, dan apa yang telah kalian lewati bersama. Dan... Sialnya, dia juga s...
REGAN
10498      3088     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Laut dan Mereka
209      139     0     
Fan Fiction
"Bukankah tuhan tidak adil, bagaimana bisa tuhan merampas kebahagiaanku dan meninggal kan diriku sendiri di sini bersama dengan laut." Kata Karalyn yang sedang putus asa. Karalyn adalah salah satu korban dari kecelakaan pesawat dan bisa dibilang dia satu satunya orang yang selamat dari kecelakaan tersebut. Pesawat tersebut terjatuh di atas laut di malam yang gelap, dan hampir sehari lamanya Ka...
Vandersil : Pembalasan Yang Tertunda
395      289     1     
Short Story
Ketika cinta telah membutakan seseorang hingga hatinya telah tertutup oleh kegelapan dan kebencian. Hanya karena ia tidak bisa mengikhlaskan seseorang yang amat ia sayangi, tetapi orang itu tidak membalas seperti yang diharapkannya, dan menganggapnya sebatas sahabat. Kehadiran orang baru di pertemanan mereka membuat dirinya berubah. Hingga mautlah yang memutuskan, akan seperti apa akhirnya. Ap...
Throwback Thursday - The Novel
16897      2550     11     
Romance
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
Dramatisasi Kata Kembali
723      380     0     
Short Story
Alvin menemukan dirinya masuk dalam sebuah permainan penuh pertanyaan. Seorang wanita yang tak pernah ia kenal menemuinya di sebuah pagi dingin yang menjemukan. \"Ada dalang di balik permainan ini,\" pikirnya.