Read More >>"> Dua Sisi (6 - Salah Paham Menguras Hati) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dua Sisi
MENU
About Us  

Untuk kesalahpahaman yang telah kita buat. Tak ada yang bisa dilakukan selain menahan rasa. Ego kadang terlalu besar menguasai diri kita. Dan badai yang tak pernah dinanti telah datang.

-Dua Sisi-

"Chan, maaf hari ini aku engga bisa nemenin kamu. Ada rapat BEM dadakan."

Siang itu, ketika Candra seperti biasa mengantarnya yang ada mata kuliah siang. Rose mulai buka suara. Menghentikan kegiatan Chandra yang hendak melepas helm yang tengah dipakai Rose.

"Oh ya udah engga papa,"jawab Chandra.

Chandra menjawab tidak apa-apa tapi Rose masih merasa tak enak hati. Ada nada kecewa dikalimat tidak apa-apa yang dilontarkan pemuda tinggi itu. Rose menyadarinya.

"Kalau kamu keberatan, aku bisa kok absen rapat untuk hari ini."

Chandra melanjutkan kegiatannya melepas helm Rose, setelah terlepas disentilnya dahi Rose pelan.

Rose mengaduh sambil mengelus dahinya.

"Engga usah. Emangnya ini pertama kalinya kamu engga bisa nemenin aku? "

"Bukan sih,"jawab Rose.

"Ya udah, engga papa kalau gitu."

Rose mendongak, menatap obsidian hitam pekat didepannya.

"Serius?"

Chandra tersenyum, diusapnya pucuk rambut Rose seperti biasa ketika dia merasa gemas.

"Iya. Dua rius."

Rose balas tersenyum. Masih merasa tak enak. Karena sebenarnya dia tengah berbohong walau tidak benar-benar berbohong.

"Ya udah, gih sana ke gedung fakultas kamu. Ada kuliah 'kan?"

Chandra mengangguk.

"Aku pergi dulu ya?"

Rose mengiyakan tapi pemuda dengan tinggi seratus tujuh puluhan itu tak kunjung beranjak mengendarai Rosemary.

Kening Rose berkerut, "katanya mau pergi kok masih disini? Kasian tuh Rosemary udah nungguin,"tunjuk Rose pada motor scoopy coklat milik Chandra.

"Biarin aja, dia biasa nungguin kok."

Rose mendesis tapi tersenyum geli juga dengan guyonan yang dilontarkan sang kekasih.

"Terus ngapain masih berdiri disitu?"tanyanya bingung.

"Nunggu."

"Hah?"Rose menatap Chandra tidak mengerti.

"Nunggu kamu kasih sun ke aku."

Setelah mengucap itu, Chandra mendapat tempelengan dari Rose. Chandra mengaduh dengan gaya berlebihan seperti biasa. Memegang kepala sambil memasang wajah kesakitan.

"Pasti ajarannya si Januar nih?!"

"Duh, pala gue! Kalau tiba-tiba aku gegar otak gimana? Masuk rumah sakit, divonis amnesia terus engga inget kamu, gimana? Nanti kamu galau lagi, kamu sedih. Kan repot."

Rose mendengus ditonjoknya perut Chandra sampai pemuda itu mengaduh untuk kedua kalinya.

"Lebay amat dah pacar gue!"

Chandra terbahak lantas karena merasa gemas dengan wajah kesal Rose. Tanpa terduga dikecupnya pipi Rose sampai-sampai gadis itu dibuat terkejut dengan pipi yang memerah. Duh gemesin.

"Ih-"

"Aku pergi dulu ya. Rosemary kasian kepanasan. Dah!"

Belum sempat Rose memprotes Chandra sudah lebih dulu memotong, kemudian pemuda yang hari itu memakai jaket denim dengan dalam kaos hitam itu naik ke motor kesayanganya sambil cengengesan. Senang juga melihat wajah tersipu malu Rose.

Kalau gini bukan Rosemary aja yang kepanasan. Tapi aku juga. - Roseanne.

***

Rose sebenarnya tidak rapat BEM hari itu. Hanya ada pembahasan sedikit antara dirinya sebagai bendahara dengan presiden mahasiswa untuk proker bulan depan. Tak lama hanya butuh setengah jam. Mata kuliahnya hari itupun hanya berlangsung sebentar. Jadi Rose punya banyak waktu sore itu. Iya, Rose berbohong dengan Chandra. Sebenarnya juga dia tidak ingin berbohong. Tapi hari ini dia ingin membuat kejutan untuk Chandra. Mengingat hari ini tepat hari dimana Chandra dan Rose resmi jadi seorang kekasih lima tahun lalu.

Chandra ingat hari jadi mereka? Entahlah. Chandra itu tidak pernah mementingkan hari seperti itu. Bahkan mungkin saja pemuda itu lupa hari ulangtahunnya sendiri. Ulangtahun Rose saja harus teman-temannya dulu yang mengingatkan. Jadi sudah jelas tidak akan ada perayaan spesial kalau bukan Rose yang menyiapkannya.

Rose berdiri menunggu ojek online pesanannya didekat pintu masuk kampus. Hingga sebuah mobil tiba-tiba berhenti didepannya.

"Jayden?"

"Hai, Roseanne. Lagi nunggu apa?"tanya Jayden setelah pemuda itu keluar dari dalam mobil.

"Nunggu tukang ojek,"jawab Rose.

"Tumben engga bareng pacar?"

Rose mengangguk, "iya engga papa."

"Kalau gitu biar gue aja deh yang nganterin lo pulang."

"Eh eh, engga usah. Gue udah pesen ojek online."

Jayden tersenyum, "kan bisa dibatalin pesenannya, Neng Oce."

Rose diam, sudah lama dia tidak mendengar panggilan itu dari seorang Jayden.

"Engga usah, gue juga engga langsung pulang. Mau mampir dulu."

"Mampir kemana?"tanya Jayden.

Dalam hati Rose mendumal akan sikap ingin tau Jayden. Bukan. Bukan niat hati membawa perasaannya dahulu. Itu sudah masa lalu. Sekarang dia sudah memiliki Chandra.

Padahal Rose tidak tau saja jika itu salah satu bentuk usaha yang dilakukan Jayden demi bisa dekat dengan gadis yang dulu pernah dia kecewakan. Karma memang benar adanya. Dan Jayden tengah mengalaminya.

"Barangkali bisa sekalian bareng,"ucap Jayden lagi tak menyerah padahal Rose sudah memasang sinyal siaga satu. Gestur penolakannya kentara sekali tapi entah Jayden yang tidak peka atau tidak ingin peka.

"Engga usah deh, Jay. Gue bisa sendiri kok."

"Eh, engga baik lho cewek jalan sendirian. Udah bareng gue aja. Kayak gue orang asing aja deh."

Iya. Lo emang orang asing. Jay.

"Ayo deh, gue anterin. Sekalian gue mau tanya-tanya soal dana yang gue ajuin waktu itu. Kebetulan gue ketuanya nih,"ucap Jayden sambil membukakan pintu untuk Rose.

Rose akan menolak lagi tapi Jayden sudah terlebih dulu menarik lengan Rose hingga mau tidak mau gadis itupun masuk kedalam mobil Jayden.

***

Rose yang sudah mempersiapkan matang-matang kejutannya untuk Chandra bahkan dia sampai kembali berbohong dengan mengirimi pesan bahwa malam ini tidak bisa datang ke kafe untuk menemani Chandra harus menelan kecewa. Pasalnya bukan Chandra yang menyanyi tapi Jino.

Harusnya dia sadar ketika Chandra saja tidak membalas pesannya. Tapi kan seharusnya Chandra memberinya kabar bukan alih-alih bungkam karena dia tau Chandra sudah membaca pesan WhatsAppnya.

"Mawar,"panggil Jino membuyarkan lamunan Rose. Entah sejak kapan Jino sudah selesai menyanyi dan berdiri dihadapannya saking lamanya gadis itu melamun.

"Chandra ijin ke gue malam ini engga bisa tampil, dia engga cerita ke elo?"

Rose menggeleng.

Jino ingin buka suara lagi. Ingin mengatakan alasan Chandra tidak bisa datang. Karena selain Bambang-sahabat dari orok Chandra-, pemuda beralis pitak itu juga banyak bercerita pada Jino. Chandra lebih percaya bercerita pada Jino daripada teman-teman pemuda itu yang lain karena dia tau Jino bisa menjaga rahasia lebih baik. Jino tidak akan membeberkannya pada orang lain.

"Ya udah gue pulang."

"Gue anterin ya,"tawar Jino karena melihat wajah muram Rose. Selain itu hari telah malam tidak baik gadis pulang sendirian.

"Gue bisa pulang sendiri,"tolak Rose.

"Ta-"

"Engga usah, Jin. Ah, nih buat elo,"potong Rose sambil menyodorkan tas kertas yang sedari tadi gadis itu bawa.

"Eh, apaan nih? Tumbenan."

"Bukan apa-apa. Simpen lo aja. Gue males nyimpennya,"setelahnya karena terlanjur kecewa dia keluar kafe tanpa berpamitan.

Rose masih berdiri diam di depan kafe. Menatap langit malam dengan muram padahal bulan saja muncul dengan terang. Binar matanya tampak meredup. Mulutnya tak henti meloloskan helaan panjang.

"Nih pake!"

Dia pikir itu Chandra. Tapi harapannya terasa terhempas ketika tau jika itu Jino bukan Chandra.

"Yee.. malah bengong. Pake nih. Pasti dingin. Gue mau ngambil motor dulu,"ucap Jino dengan tangan yang masih mengacung-acung menunggu Rose mengambil jaket yang dipegang pemuda itu.

"Engga us-"

"Lo tuh pacar temen gue, itu berarti lo tanggung jawab gue juga. "

Rose duduk diam dalam boncengan sahabat Chandra itu. Sampai detik inipun Chandra tak kunjung menghubunginya atau sekadar membalas pesan Rose. Sebenarnya dimana Chandra, ada apa dengan Chandra. Dia ingin tau. Tapi dia meragu untuk bertanya pada Jino.

"Kalo lo mau tanya tentang Chandra, tanya aja,"ucap Jino sambil melirik spion seolah memahami kegundahan Rose.

"Engga kok."

"Jangan pernah salah paham dengan Chandra, dia memilih diam dan engga cerita sama lo bukan karena dia engga percaya. Tapi ada waktunya dia akan bercerita sendiri sama lo. Dia cuma butuh waktu."

Rose termenung, "jadi bener ya dia lagi ada masalah,"gumamnya.

"Rose, tolong jangan sekalipun lo hilang kepercayaan sama Chandra. Karena apa yang lo liat belum tentu itu benar dan apa yang lo tau belum tentu itu salah. Tolong tetap disisi Chandra. Cuma lo satu-satunya sandaran dia."

Rose memilih bungkam. Perasaannya tengah campur aduk.

"Jangan hanya liat dari satu sisi. Lo juga perlu liat dari sisi yang berbeda untuk tau kebenarannya."

Dan malam itu Rose merasa tak sepenuhnya mengenal seorang Chandra Birendra Putra.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
JUST A DREAM
923      439     3     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
Tembak, Jangan?
232      194     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
9879      2324     1     
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya. Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain. Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...
karachi
638      375     0     
Short Story
kisah elo
Accidentally in Love!
385      250     1     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
Ghea
431      279     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Aku Bukan Kafir!
9400      2257     6     
Inspirational
Pemuda itu bernama Arman, suku jawa asli yang lahir dari seorang buruh sawah di daerah pelosok Desa Peloso, salah satu Desa di Jombang. Ngatini adalah adik dari almarhumah Ibu kandung Arman yang naik ranjang, menikah dengan Pak Yusup yang biasa dipanggil Lek Yusup, Bapak kandung Arman, yang biasa dipanggil Lek Yusup oleh orang-orang sawah. Sejak kecil Arman selalu ikut Lek Yusuf ke sawah. Hingga ...
Enigma
24229      2933     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Memoar Damar
5893      2699     64     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Comfort
1184      509     3     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.