Read More >>"> Belum Tuntas (Toko Dedi) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Belum Tuntas
MENU
About Us  

Malam sudah berlalu. Pagi menamparku untuk cepat-cepat bangun dari tempat tidurku. Aku yang sudah rapih ini siap berkunjung ke Toko Dedi, selain aku ingin meminjam pakaian untuk melamar pekerjaan sekalian untuk bersilahturahmi. Sedangkan Rudi dan teman-temannya masih tertidur pulas. Aku yang hendak pamit pun ragu karena takut ganggu tidurnya. Aku berangkat.

Udara pagi di Yogyakarta masih alami sekali. Dinginnya masih berteman dengan tubuh, warga-warga di sini pun sudah terlihat berlalu-lalang mencari rezeki. Ada tukang becak yang sedang berhenti di pangkalan, delman yang sedang asyik menunggu penumpang, polisi yang sudah sibuk mengatur lalu lintas bahkan wisatawan yang sedang memotret suasana Yogyakarta di pagi hari. Aku bahagia kembali di sini.

Setengah jam berjalan, rupanya toko Dedi belum berani membukakan dirinya sendiri. Aku pun memutuskan untuk menuju ke stasiun Tugu untuk melihat kepergian ataupun kepulangan seseorang di sana. Sebab, aku menyadari bahwa kepergian seseorang adalah sebuah kenyakinan untuk melupakan masa lalu ke masa depan dan kepulangan seseorang adalah sebuah kerinduan untuk mengingat kembali masa-masa indah yang pernah ada. Aku memperhatikan orang yang di sekelilingku.

“Selamat pagi kekasih. Tetaplah menjadi Matahari di siang hari untuk menyinari kehidupanku dan tetaplah menjadi Bulan di malam hari untuk memancarkan cahayamu di dalam kegelapanku. Percayalah, aku adalah langit yang selama ini butuh kehadiranmu.”

Pesan itu aku kirimkan untuk mengucapkan pagi ke Desi. Karena pesan yang kemarin belum sempat kubalas, aku tidak ingin Ia khawatir tentang keberadaanku dan aku tidak ingin menahan rindu sendiri karena tidak ada kabar darinya. Karena bagiku, jarak bukan sebuah halangan bagi cinta seseorang, tetapi jarak mengajarkan kita untuk saling memahami dan saling percaya satu sama lain.

Setelah aku mengirimkan pesan untuknya. Ada seorang wanita yang menabrak tubuhku hingga ponselku terlepas dari genggamanku sendiri.

“Yah.. hpku jatuh.”

“Maaf, maaf, aku benaran nggak sengaja,” balasnya dengan mengambil ponselku lalu mengembalikannya. Saat itu aku menatap wajahmu, sepertinya ada rasa yang tiba-tiba muncul begitu saja. Aku melongo.

“Hey.. Hey.. Kamu nggak apa-apa?” tanyanya dengan melambaikan tangan ke wajahku.

“Eh iya, iya, maaf aku terlalu fokus lihat bidadari di pagi hari,” jawabku. Aku tidak tersadar dengan apa yang kuucapkan tadi, sebab wajahnya memalingkan duniaku sendiri. Aku terpaku padanya.

“Oh yaudah, aku lagi buru-buru. Kalau hpnya tiba-tiba rusak, tinggal hubungi aku aja. Nanti aku ganti perawatannya,” ujarnya dengan memberikan kartu nama yang diambilnya dari dompet. Lalu dirinya pergi dengan tergesa-gesa dan berbicara dengan sosok di balik panggilan telephonenya. Aku hanya menatap jejak langkahnya pergi. Saat aku asyik memperhatikannya, aku disadarkan oleh balasan pesan singkat kekasihku sendiri.

“Pagi juga sayang, kamu jangan lupa makannya. Aku mau kasih tahu.”

“Apa yang?”

“Aku di PHK,” pungkasnya di dalam pesan. Saat itu pula, aku ikut turut berduka cita lalu menghubunginya untuk mendengar suara yang lucu darinya.

“Kamu benaran di PHK?”

“Iyah, aku di PHK.”

“Sabar ya sayang. Sekarang aku mau coba lamar pekerjaan. Tetapi kamu nggak malu kan kalau misalnya punya cowok jadi tukang sedot wc?”

“Kenapa harus malu? Tetapi malu lah kalau kamu nggak bisa menepati janjimu sendiri. Aku percaya, apa yang kamu lakukan hanya untukku dan aku akan selalu ada untukmu. Doakan aku, dengan sisa uang yang kuterima dari PHK ini dapat kukembangkan jadi usaha.”

“Pasti aku akan doakan dirimu yang baik dan terbaik untukmu, kuyakin Tuhan akan selalu ada untuk kita,” ucapku dengan penuh kenyakinan. Kita saling menukar pikiran lewat ponsel. Waktu begitu cepat berjalan, kaki ini juga tidak lelah untuk tetap berdiri di ruang tunggu stasiun. Pukul 10.09 WIB menghentikan pembicaraan kita.

Aku pun meninggalkan stasiun dengan memasukan kartu nama sosok yang kutemui tadi ke dalam saku celana. Aku berjalan menuju Malioboro. Selama perjalanan, orang-orang yang kutemui saling bahu-membahu untuk menonjolkan kesibukannya, seperti halnya tukang balon yang sedang sibuk untuk menarik perhatian anak kecil hingga menangis agar orangtuanya membelikan balon untuk anaknya ataupun tukang becak yang saling berebut penumpang dengan tawaran menarik. Aku tahu bahwa yang mereka lakukan hanya untuk orang-orang yang disayang, entah berada di rumah, rumah sakit ataupun tempat-tempat singgah yang lainnya.

Pada akhirnya aku berhenti di toko Dedi yang memiliki daya tarik sendiri. Toko yang dihiasi oleh lampu kerlap-kerlip, penjaga toko yang berpenampilan menarik, pakaian yang dipajang pun masa kini bahkan promo-promo yang diberikan pun sungguh menggiurkan sekali. Aku tidak heran, kalau toko Dedi ini banyak dikunjungi oleh pembeli. Aku menghampiri salah satu karyawannya.

“Pak Dedi ada di ruangan nggak?”

“Lagi di luar, kayanya lagi beli makanan.”

“Kira-kira beli makanan di mana?”

“Itu di seberang. Kelihatan kok dari sini,” tuntasnya dengan menunjukkan keberadaan Dedi. Mataku mengikuti arah petunjuknya. Aku memperhatikannya, namun tidak melihatnya. Hingga aku teliti kembali, cowok kekar dengan rambut sedikit gondrong pun sedang membeli bubur itu adalah Dedi. Aku tidak menyangka, soalnya saat kecil dirinya paling kecil bahkan pendiam dari teman-teman lainnya. Aku menunggunya lalu karyawannya pun meninggalkanku karena harus kembali melayani pembeli. Aku yang sibuk memainkan ponsel saat menunggu, tak menyadari bahwa Dedi telah masuk ke dalam toko.

“Dedi.. Tunggu,” teriakku.

Dedi berhenti, “Hemm siapa yah?”

“Ini aku Randy, temen kecilmu dulu.”

“Randy siapa?”

“Teman satu panti.”

Randy pun mengingat-ingat kembali ucapanku. Namun, ia mengajakku untuk masuk ke dalam ruangannya.

“Ya ampun Randy, apa kabar? Sudah lama kita nggak ketemu? Kapan balik ke sini ya? Sudah sukseskah kamu merantau ke Tangerang? Bagaimana dengan Lilis yang dulu ngejar-ngejar kamu? Ihh, kamu tidak pernah berubah ya? Mukanya masih manis aja, pantes aja banyak yang suka sama kamu,”

“Deddd.. deddd.. nanyanya bisa satu-satu nggak?”

“Ya ampun Randy, aku kangen kamu. Udah makan belum? Pasti belum yah? Ini aku baru saja beli makanan. Makan yah!” lanjutnya sambil membukakan makanan yang dibelinya.

“Ini loh usaha aku sekarang. Kamu sekarang kerja di mana?” pungkasnya. Aku yang tidak sempat menjawab semua pertanyaannya malah ditinggal olehnya, ia menuju pintu keluar. Dedi tidak pernah berubah, dirinya masih sosok yang terheboh. Sekarang aku paham, dia mengajakku untuk ke dalam ruangan agar wibawanya tidak jatuh di hadapan pegawainya.

Saat Dedi keluar, aku melihat ruangannya yang begitu tertata rapih. Ada mobil-mobilan yang berjajar, foto-foto masa kecil kita yang semakin pudar, tumpukan dompet yang membentuk mobil sport dan ruangan yang difasilitasi pengontrol cctv, pendingin ruangan sampai laptop, ini adalah ruangan yang selama ini kuinginkan. Namun saat aku asyik melihat keseluruhan ruangan, perut ini mulai kesakitan. Aku berusaha untuk menahannya tetapi tidak mampu hingga akhirnya aku memakan bubur yang tergeletak di mejanya.

Buburnya telah habis, namun Dedi belum kunjung datang. Aku duduk di kursinya hingga tertidur, sebab kursinya bisa maju ke depan dan ke belakang. Nyaman. Di kursi ini, aku bermimpi sangatlah indah, bahkan baru pertama kali aku bermimpi seindah ini. Aku bermimpi bertemu dengan wanita yang sangat cantik bahkan melebihi semua wanita cantik yang kutemui. Selain itu, semua kebutuhanku terpenuhi tanpa harus mengalami penderitaan sama sekali, banyak pelayan yang melayaniku, orang-orang tunduk kepadaku. Aku seperti seorang raja.

Setelah aku asyik menikmati mimpi, Dedi merebut mimpiku karena membangunkanku dengan menepuk pundakku sangat kencang. Sakit.

“Sakit Ded,” ucapku dengan memegang tangan kiriku yang sedang menahan rasa sakit.

“Emang sakit Ran?” tanya Dedi dengan menepuk pundakku sekali lagi. Aku pun bangun dari singgasananya, “Ded, kamu punya kemeja putih sama celana hitam nggak? Pinjam dong, aku mau ngelamar kerja,” Dedi hanya terdiam, melihat bubur yang dia beli itu habis tak tersisa.

“Kamu makan bubur ini Ran?”

“Iyah Ded, habis lapar. Hehe,” jawabku dengan menyengir seperti kuda yang sedang bahagia.

“Oh yauda Ran. Lagipula buburnya mau aku kasih bebek di rumah.”

“Pantesan aja rasanya hambar. Nggak ditambahin apa-apa lagi. Terus gimana, kamu punya kemeja putih sama celana hitam nggak?”

“Ada kok. Ambil aja di toko”

“Tapi aku cuma pinjam aja kok. Masa ngambil yang baru.”

“Santai aja Ran,” pungkas Dedi dengan mendorongku untuk keluar lalu memilih pakaian yang cocok untukku, “Kamu pilih aja Ran,” lanjut Dedi dengan tersenyum melihatku memilih pakaian untuk ngelamar kerja.

Aku sudah menemukan pakaian yang sesuai dengan tubuhku. Lalu pakaian tersebut dibungkus plastik oleh pegawainya. Aku telah memegangnya.

“Ini beneran buat aku Ded?” tanyaku serius.

“Iyah beneran. Kamu tinggal di mana sekarang?”

“Wah makasih Ded. Aku sekarang tinggal di markas kita dulu.”

“Sama Rudi?”

“Iyah Ded,” tutupku dengan menepuk pundaknya sebagai ucapan rasa terima kasihku. Aku pun pergi dari toko Dedi, sedangkan dirinya memperhatikan jejak langkahku pergi yang semakin menjauh. Aku bahagia. Kini aku sadar bahwa kebahagiaan itu dapat kita ciptakan sendiri, bukan untuk dicari-cari. Aku belajar banyak hal dari Dedi.

Langit sore telah menyelimuti hari ini. Warga sekitar masih asyik dengan pekerjaannya, semuanya tampak bahagia dari kasat mata, tetapi aku tidak pernah tahu apa yang mereka rasakan sebenarnya. Mungkinkah senyuman yang lebar dari mereka adalah umpatan untuk tetap bahagia? Aku tidak pernah tahu.

Langkah ini menuntunku ke markas Albest. Sebelum tiba, aku sudah menyiapkan diri untuk beristirahat agar esok hari tidak telat untuk melamar pekerjaan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Savior
3791      1197     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
Gue Mau Hidup Lagi
355      224     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
My love doctor
253      213     1     
Romance
seorang Dokter berparas tampan berwajah oriental bernama Rezky Mahardika yang jatuh hati pada seorang Perawat Salsabila Annisa sejak pertama kali bertemu. Namun ada sebuah rahasia tentang Salsa (nama panggilan perawat) yang belum Dokter Rezky ketahui, hingga Dokter Rezky mengetahui tentang status Salsa serta masa lalunya . Salsa mengira setelah mengetahui tentang dirinya Dokter Rezky akan menja...
Dessert
898      463     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Cazador The First Mission
7687      2046     21     
Action
Seorang Pria yang menjadi tokoh penting pemicu Perang Seratus Tahun. Abad ke-12, awal dari Malapetaka yang menyelimuti belahan dunia utara. Sebuah perang yang akan tercatat dalam sejarah sebagai perang paling brutal.
My Soulmate Is My Idol
2220      857     0     
Romance
Adeeva Afshen Myesha gadis cantik yang tak pernah mengenal cinta sampai dia menyukai salah satu penyanyi bernama Gafa Aileen, sebenarnya sebelum Gafa menjadi penyanyi terkenal Adeeva sudah menyukainya. "Gafa itu punya suara yang lembut, dia pembawa warna baru di hidup gue. Meskipun sekarang gue tau Gafa ga suka Gue tapi Gue yakin bakal bisa bikin Gafa jatuh cinta sama gue" ~Adeeva Af...
Sanguine
4790      1508     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Ineffable class
364      233     12     
Mystery
Seluruh penghuni kelas XII IPS E rata-rata tidak waras. Di mana ketua bucin menjadi wakil ketua dan ketua kelas sendiri adalah musuhnya guru BK. Dari 15 siswa separuhnya kerapkali hilang saat jam pelajaran, 5 lainnya tidur, sisanya pura-pura menyimak guru. 15 kepribadian berbeda yang jarang akur ini, harus bersatu mencari wali kelas dikabarkan menghilang selama seminggu. Gawatnya, tuduhan tidak...
Dendam
702      474     2     
Mystery
Rian Putra Dinata, seorang pelajar SMU Tunas Muda, memiliki sahabat bernama Sandara. Mereka berdua duduk di bangku yang sama, kelas XI.A. Sandara seorang gadis ceria dan riang, namun berubah menjadi tertutup sejak perceraian kedua orang tuanya. Meskipun Sandara banyak berubah, Rian tetap setia menemani sahabatnya sejak kecil. Mereka berjanji akan terus menjaga persahabatan hingga maut memisahk...
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4592      1230     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...