Loading...
Logo TinLit
Read Story - CALISTA
MENU
About Us  

Matahari sudah mulai terbit di ufuk barat, sinarnya mulai memasuki kamar Calista melewati celah jendela yang sudah terbuka. Manik mata hazel milik Calista terbuka perlahan, ia mendudukan tubuhnya sambil bersandar di tempat tidurnya.

“Apakah aku bangun terlalu siang?, mengapa matahari sudah sangat terang?” ujar Calista sambil menggosok matanya agar terlihat lebih segar. Calista mengambil jam weker yang terletak di nakas kamar miliknya.

“Masih jam setengah 6, tapi kenapa matahari sudah seterang ini?”  Calista berjalan mendekati jendela kamarnya dan membuka tirai yang menutupi. Ia yang masih setengah sadar bergegas menuju ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Calista keluar dari kamar mandi dengan pakaian seragam yang sudah melekat di tubuhnya. Setelah bersiap dengan seragam dan peralatan sekolahnya, Calista segera menuruni tangga dan menuju meja makan.

“Mama, masak apa hari ini?” tanya Calista seraya meletakkan tas nya di kursi, “ Ya seperti biasa, Nasi goreng sosis super pedas kesukaan kamu”  ucap Mama Calista dan mengelus puncak kepala putrinya. Setelah menyelesaikan makanya, Calista segera mengambil kunci motornya yang berada di atas meja ruang tamu, “Mama, Calista berangkat dulu Assalamualaikum”  Setelah berpamitan gadis berambut pirang itu segera menaiki motornya dan meninggalkan pekarangan rumahnya.

                                                                                                                              

Sesampainya di Sekolah, Calista menempatkan motornya di parkiran sekolah seperti biasa. Manik mata hazel milik Calista mengamati keadaan sekitar dengan senandung ria. Ia menatap seorang pria yang sedang berbincang dengan teman temannya.

“Calista!” Teriakan seorang gadis remaja yang sangat familiar di telinga Calista, dia adalah Rhea, sahabat Calista sejak mereka berada di Taman Kanak Kanak. “Bisa gak sih lo ga usah teriak teriak? Gue bisa budeg kalo lo terus teriak kalo deket gue bego”  ujar Calista sembari melirik Rhea yang hanya cengengesan. “Sorry lah Bro” Rhea mendekati Calista yang menatapnya sinis.

Calista dan Rhea berjalan beriringan menuju ke kelasnya. “Rhe, gue mau tanya, cowok yang tadi berdiri di dekat parkiran sekolah sama temen temen nya itu siapa sih?” Calista mendekatkan tubuhnya ke arah Rhea karena ia sangat ingin tau tentang pria tersebut.

“Ehmm, jadi lo pengen tau tentang Azka ya? Apa jangan jangan lo suka sama dia ya?” ucap Rhea dengan mengedipkan matanya pada Calista.  “Eh, ngga kok gue Cuma nanya doang, Lo mah aneh aneh aja” Calista menatap Rhea dengan sangat sinis. “Jadiii, Azka itu capten tim futsal sekolah kita, dia punya dua temen yang deket banget sama dia, Brian sama Reza dia temen deket Azka yang selalu bareng kemana mana” jelas Rhea kepada Calista. “Ohh, kok gue ga tau ya kalo Azka itu capten tim futsal, emang sejak kapan dia jadi capten tim?” tanya Calista yang masih sangat ingin tahu tentang Azka.

“Udah dari tahun ajaran baru, gue udah jadi kapten tim futsal, Kenapa lo suka sama gue?” tiba tiba suara berat milik Azka menyaut. Calista yang tercyduk dengan Azka  gelagapan, “Gue? Suka sama lo? In Your dream, gue Cuma mau tau aja, soal nya gue liat tampang lo itu jijik, sok kecakepan banget najis” ejek Calista.

“Lo bilang gue kecakepan, gue itu emang cakep” , “Calista Putri Ramadania” ucap Azka sambil melihat ke arah badge nama Calista. “Lo tau nama gue?” tanya gadis itu bingung bagaimana Azka bisa mengetahui namanya. “Gue tahu nama lo karena gue ditakdirkan jadi jodoh lo” ucap Azka dengan pede yang sangat tinggi.

“Najis bege” ucap Calista seraya menatap jijik Azka. Di tengah perdebatan Azka dan Calista tiba tiba Bel masuk berbunyi nyaring. “Gue tunggu Lo, dan Rhea di kantin nanti pas istirahat” ujar Azka menatap Calista dan Rhea yang sudah duduk di bangku kelasnya.

                                                                                                                                

Setelah Jam pelajaran Kimia selesai, Bel istirahat pun berdering di seluruh area SMA Negeri 2.   “Rhea, kita gak usah ke kantin aja ya” bujuk Calista agar mereka tidak pergi ke Kantin, gadis itu sedang malas bertemu dengan Azka, pria menyebalkan namun tampan yang ia temui tadi pagi di koridor sekolah.

“Apa alasan lo ngebujuk gue supaya gak ke kantin?” tanya Rhea penasaran dengan Calista, “Ya gue lagi gak laper, temenin gue ke perpus aja gimana?” Calista meyakinkan Rhea agar mereka tidak pergi ke kantin.

“Alesan lo, bilang aja gak mau ketemu sama gue kan?” Seseorang masuk dan memotong pembicaraan Calista, siapa lagi kalau bukan Azka, Manusia menyebalkan namun tampan yang selalu saja datang.

“Gak kok, siapa yang  mau ngindarin lo? Gue emang gak lap- “ KRUKKK “ dengan sangat tidak terduga dan sangat tidak bersahabat, perut Calista pun berbunyi menandakan bahwa ia minta diisi oleh makanan.

“Ga usah boong deh, tuh perut lo bilang sendiri , Ayo cepet!” Azka menarik Calista agar ikut bersamanya ke  kantin. “Kenapa narik narik gue sih?” Calista menarik tangannya agar terlepas dari genggaman tangan Azka.

Sesampainya di kantin, Azka dan Calista duduk berdampingan sedangkan Rhea, ia duduk di antara Brian dan Reza.

“Gue mau ngomong sama lo, gue suka sama lo, gue mau lo jadi pacar gue” ucap Azka dengan tiba tiba. Calista yang mendengar perkataan Azka pun hanya terdiam tanpa menatap Azka, ia menatap Rhea untuk menanyakan jawaban.

 

                                                                                                                                  

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
102
2350      955     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
8097      2255     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Half Moon
1176      642     1     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
kekasihku bukan milikku
1315      673     3     
Romance
Everest
1932      806     2     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...
Kamu, Histeria, & Logika
63379      7320     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Enigma
1701      915     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
11766      2199     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Please stay in my tomorrows.
407      294     2     
Short Story
Apabila saya membeberkan semua tentang saya sebagai cerita pengantar tidur, apakah kamu masih ada di sini keesokan paginya?
Kesya
11852      2845     5     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...