Matahari sudah mulai terbit di ufuk barat, sinarnya mulai memasuki kamar Calista melewati celah jendela yang sudah terbuka. Manik mata hazel milik Calista terbuka perlahan, ia mendudukan tubuhnya sambil bersandar di tempat tidurnya.
“Apakah aku bangun terlalu siang?, mengapa matahari sudah sangat terang?” ujar Calista sambil menggosok matanya agar terlihat lebih segar. Calista mengambil jam weker yang terletak di nakas kamar miliknya.
“Masih jam setengah 6, tapi kenapa matahari sudah seterang ini?” Calista berjalan mendekati jendela kamarnya dan membuka tirai yang menutupi. Ia yang masih setengah sadar bergegas menuju ke dalam kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Calista keluar dari kamar mandi dengan pakaian seragam yang sudah melekat di tubuhnya. Setelah bersiap dengan seragam dan peralatan sekolahnya, Calista segera menuruni tangga dan menuju meja makan.
“Mama, masak apa hari ini?” tanya Calista seraya meletakkan tas nya di kursi, “ Ya seperti biasa, Nasi goreng sosis super pedas kesukaan kamu” ucap Mama Calista dan mengelus puncak kepala putrinya. Setelah menyelesaikan makanya, Calista segera mengambil kunci motornya yang berada di atas meja ruang tamu, “Mama, Calista berangkat dulu Assalamualaikum” Setelah berpamitan gadis berambut pirang itu segera menaiki motornya dan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Sesampainya di Sekolah, Calista menempatkan motornya di parkiran sekolah seperti biasa. Manik mata hazel milik Calista mengamati keadaan sekitar dengan senandung ria. Ia menatap seorang pria yang sedang berbincang dengan teman temannya.
“Calista!” Teriakan seorang gadis remaja yang sangat familiar di telinga Calista, dia adalah Rhea, sahabat Calista sejak mereka berada di Taman Kanak Kanak. “Bisa gak sih lo ga usah teriak teriak? Gue bisa budeg kalo lo terus teriak kalo deket gue bego” ujar Calista sembari melirik Rhea yang hanya cengengesan. “Sorry lah Bro” Rhea mendekati Calista yang menatapnya sinis.
Calista dan Rhea berjalan beriringan menuju ke kelasnya. “Rhe, gue mau tanya, cowok yang tadi berdiri di dekat parkiran sekolah sama temen temen nya itu siapa sih?” Calista mendekatkan tubuhnya ke arah Rhea karena ia sangat ingin tau tentang pria tersebut.
“Ehmm, jadi lo pengen tau tentang Azka ya? Apa jangan jangan lo suka sama dia ya?” ucap Rhea dengan mengedipkan matanya pada Calista. “Eh, ngga kok gue Cuma nanya doang, Lo mah aneh aneh aja” Calista menatap Rhea dengan sangat sinis. “Jadiii, Azka itu capten tim futsal sekolah kita, dia punya dua temen yang deket banget sama dia, Brian sama Reza dia temen deket Azka yang selalu bareng kemana mana” jelas Rhea kepada Calista. “Ohh, kok gue ga tau ya kalo Azka itu capten tim futsal, emang sejak kapan dia jadi capten tim?” tanya Calista yang masih sangat ingin tahu tentang Azka.
“Udah dari tahun ajaran baru, gue udah jadi kapten tim futsal, Kenapa lo suka sama gue?” tiba tiba suara berat milik Azka menyaut. Calista yang tercyduk dengan Azka gelagapan, “Gue? Suka sama lo? In Your dream, gue Cuma mau tau aja, soal nya gue liat tampang lo itu jijik, sok kecakepan banget najis” ejek Calista.
“Lo bilang gue kecakepan, gue itu emang cakep” , “Calista Putri Ramadania” ucap Azka sambil melihat ke arah badge nama Calista. “Lo tau nama gue?” tanya gadis itu bingung bagaimana Azka bisa mengetahui namanya. “Gue tahu nama lo karena gue ditakdirkan jadi jodoh lo” ucap Azka dengan pede yang sangat tinggi.
“Najis bege” ucap Calista seraya menatap jijik Azka. Di tengah perdebatan Azka dan Calista tiba tiba Bel masuk berbunyi nyaring. “Gue tunggu Lo, dan Rhea di kantin nanti pas istirahat” ujar Azka menatap Calista dan Rhea yang sudah duduk di bangku kelasnya.
Setelah Jam pelajaran Kimia selesai, Bel istirahat pun berdering di seluruh area SMA Negeri 2. “Rhea, kita gak usah ke kantin aja ya” bujuk Calista agar mereka tidak pergi ke Kantin, gadis itu sedang malas bertemu dengan Azka, pria menyebalkan namun tampan yang ia temui tadi pagi di koridor sekolah.
“Apa alasan lo ngebujuk gue supaya gak ke kantin?” tanya Rhea penasaran dengan Calista, “Ya gue lagi gak laper, temenin gue ke perpus aja gimana?” Calista meyakinkan Rhea agar mereka tidak pergi ke kantin.
“Alesan lo, bilang aja gak mau ketemu sama gue kan?” Seseorang masuk dan memotong pembicaraan Calista, siapa lagi kalau bukan Azka, Manusia menyebalkan namun tampan yang selalu saja datang.
“Gak kok, siapa yang mau ngindarin lo? Gue emang gak lap- “ KRUKKK “ dengan sangat tidak terduga dan sangat tidak bersahabat, perut Calista pun berbunyi menandakan bahwa ia minta diisi oleh makanan.
“Ga usah boong deh, tuh perut lo bilang sendiri , Ayo cepet!” Azka menarik Calista agar ikut bersamanya ke kantin. “Kenapa narik narik gue sih?” Calista menarik tangannya agar terlepas dari genggaman tangan Azka.
Sesampainya di kantin, Azka dan Calista duduk berdampingan sedangkan Rhea, ia duduk di antara Brian dan Reza.
“Gue mau ngomong sama lo, gue suka sama lo, gue mau lo jadi pacar gue” ucap Azka dengan tiba tiba. Calista yang mendengar perkataan Azka pun hanya terdiam tanpa menatap Azka, ia menatap Rhea untuk menanyakan jawaban.