Aku membuka panci yang semalam digunakan untuk membuat sup rumput. Ada sisa sedikit. Lantas kutuang ke dalam mangkok kecil. Kuberikan pada Denden yang sejak tadi perutnya keroncongan. Tanpa basa-basi, dia menyantap hidangan yang sudah dingin dan sederhana itu. Lahap sekali. Bahkan aku tidak tega untuk melancarkan beberapa pertanyaan sebelum dia menghabiskan makanannya.
Sebelum suapan terakhirnya, Ajat tiba-tiba datang. Dia menatap Denden lamat-lamat, seperti menerawang apakah dia kenal atau tidak.
“Saha Jang?” (siapa Jang?) Tanya Ajat sambil mengalihkan pandangannya padaku.
“Copet.” Jawabku sekenanya.
“Serius?”
“Tanya sendiri.”
“Kamu copet?” Ajat mendekatkan wajahnya ke wajah Denden.
“Bukan. Aku hanya lapar tadi.” Denden menyingkirkan wajah Ajat yang terlalu dekat.
“Oh, aku mengerti.”
@Itikittiy aku masih muda kok kwkwk
Comment on chapter Rongsokan