Read More >>"> Bukan Kamu (Chapter 7 Tak Terduga) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bukan Kamu
MENU 0
About Us  

       Di pagi buta, Muti sudah terbangun dari tidur lelapnya. Bergegaslah ia mandi dan mensujudkan dirinya ke hadapan Sang Penyayang ketika manusia sudah tak mendapat kasih sayang. Ia tengok ponselnya, ada 1 message. Siapa lagi kalo bukan Tama sendernya. Muti hanya tersenyum dengan pesan itu.

       Matahari tak enggan untuk menampakkan sinarnya menyoroti suasana ibu kota yang sudah padat penduduk. Seperti biasa deru motor Aldi, membuat Muti bergegas menujunya. Sebelum sampai di kampus, Muti selalu nyabu bersama Aldi. Sarapan bubur maksudnya. Jika tidak nyabu di tempat langganan mereka makan nasi uduk ibu kantin di kampus.

       "Nanti jalan yuk balik ngampus?" ucap Aldi di sela-sela makannya.

       "Mau jam berapa?" Muti berbalik bertanya.

       "Selesai mata kuliah kita aja." mengungkapkan dengan antusias.

       "Oke deh. Insyaallah kalo engga ada keperluan." Muti mengiyakan.   

       Dari kejauhan Tama harus melihat kembali Muti dan Aldi bersama.

       "Apakah dia tak memikirkan perasaan ku? Hey Tama, kalo lo engga ngakuin kalo lo suka sama dia. Jangan menyesal kalo dia jadi milik orang lain." runtuk Tama dalam hati.

       "Tapi gue sadar, gue bukan pria baik-baik."

                                                ***

       Setelah selesai breakfast, mereka jalan menuju kelasnya. Di halaman kantin tanpa sengaja Muti melihat Tama.

       "Hai Tam? Mau kemana?" sapa Muti.

       "Hai (melambaikan tangan). Mau breakfast Mut." balas Tama.

       "Oh gitu, yang kenyang aja ya", ucap Muti menggoda.

       "Pastinya donk." Ucapnya sedikit gugup.

       Aldi menatap sinis padaku. In my heart, I'm so broke cause I see her with him. Jeoleous tentu, marah pastinya.

       Mereka berdua masuk ke kelas berbarengan, karena ada jadwal mata kuliah yang kebetulan memang di takdirkan sama. Mereka, memperhatikan dosen yang menerangkan pelajaran kewarganegaraan.

       Banyak pertanyaan yang diajukan oleh Muti dan Aldi. Kalau yang bertanya bukan Aldi pasti Muti, begitu pula sebaliknya kalau Muti tidak bertanya Aldi yang bertanya. Benar-benar kompak mereka.

       Sampai saatnya kebersamaan Aldi dan Muti berpisah karena jadwal mata kuliah berbeda.

       "Gue ada kelas nih? Gue duluan ya?" ucap Aldi.

       "Oh yaudah gih. Jangan sampe telat." Muti memperingatkan.

       "Lo engga ada kelas?" tanyannya.

       "Engga ada. Adanya nanti jam setengah satu. Lo tahu sendiri, kalo hari sabtu jadwal gue engga terlalu padat." Jelasnya.

       "Terus? Lo mau ngapain sekarang?" tanya Aldi antusias.

       "Gue mau ke taman aja ahh apa engga gue ke perpus tapi bisa juga ke ruang KSR." Timpalnya.

       "Oh ya udah. Gue duluan. Sampai ketemu nanti." Aldi mulai beranjak pergi.

       Di balik tembok itu, aku sudah kesekian kalinya memperhatikannya. Tak ada keberanian untukku menemuinya ketika ia sedang bersama Aldi.

       "Lo ngapain Tam?" ucap Fey menepuk pundaknya sekaligus mengagetkan seorang yang pria yang sedang memperhatikan gadis pujaannya.

       "Ahh, eeenggg... eeeennggaaa kok." Tama yang gelagapan.

       Fey menengok ke arah di mana mataku tertuju.

       "Oh itu. Lo dari tadi ngeliatin Muti. Haha :D . Tama...Tama..." ledeknya.

       "Sssttt jangan berisik nanti kedengeran." Tama berbicara di sebelah daun telinga Fey.

       "Mut... Muti... Tama ngeliatin lo mulu nih !!" teriak Fey asal.

       "Aduh." ucapku dengan menepuk jidat.

       Muti menoleh dan menghampiri kami berdua.

       "Kenapa?"

       "Ini nih Mut. Ta..." ucap Fey yang tak jadi melanjutkan kata-katanya karena terlanjur aku injak kakinya untuk diam.

       Muti hanya menoleh padanya. Tamapun hanya mampu tersenyum tanpa berkata.

       "Mut, kayanya dia pengen ngobrol sama lo deh. Soalnya dia dari tadi ngeliatin lo terus. Kaya ada yang pengen diungkapin." ucap Fey setelah terlepas dari injakan ku.

       "Fey, lo apaan sih." Keluh Tama.

       "Engga kok Mut. Biasa aja." Lagi-lagi Tama mengelak.

       "Emang mau ngobrol tentang apa?" tanya Muti.

       "Engga Mut, Fey bohong kok." Dan itulah Tama, selalu mengalihkan perbincangan.

       "Lo mau ke mana Mut?" tanya Fey.

       "Engga tau juga deh. Sebenernya tadi gue mau ke taman tapi pengen ke perpus kalo di pikir-pikir lagi gue juga pengen ke ruang KSR." jelas Muti.

       "Kenapa lo engga sama Tama aja? Lo engga ada kelas jugakan Mut?" tanya Fey. Muti hanya mengangguk.

       "Lo jugakan Tam? Engga ada kelas?" tanya Fey.

       "Iya sih." ucapku sambil garuk-garuk kepala agak canggung.

       "Kalian berdua jalan-jalan sana? Gue mau masuk dulu nih, biasa ada kelas." ucap Fey mendorong tubuh kami berdua untuk enyah dari hadapannya.

                                                ***

        Tidak ada perbincangan yang banyak di antara aku dan Muti. Sampai akhirnya kita berdua memutuskan untuk ke taman sekedar berbincang-bincang. Setalah kejadian kemarin, membuatnya begitu canggung.

        Ternyata Muti merasakan ada yang aneh terhadap Tama, tak banyak berbicara dan cukup diam.

        "Lo kenapa Tam?" tanya Muti.

        "Gue engga kenapa-kenapa." Tama yang sesantai mungkin.

         "Kayanya lo sama gue jadi agak canggung. Biasa aja deh." ucap Muti.

         "Canggung? Engga deh. Itu perasaan lo aja kali." 

         "Engga kok, gue yakin. Itu bukan perasaan gue, tapi emang kenyataan. Kenapa lo kaya gitu?" ucap Muti sekenanya.

         "Hmm. Gue jadi engga enak sama hal yang kemarin." Ucapnya ragu.

         "Oh itu. Ya udahlah, engga usah terlalu di pikirin. Sama gue sih, santa aja." ucap Muti.

         "Ih, ngapain sih Muti sama Tama. Engga biasanya deh mereka bareng." Ucap salah satu mahasiswi yang lewat di hadapan mereka.

         "Bukannya Muti pacarnya Aldi?" ucap yang satunya.

         "Emang engga ad cewek lain apa yang dipilih Tama?"

         "Kok mau ya Aldi di selingkuhin?"

         Untuk kali ini Muti tidak tinggal diam, dia menegur wanita itu dan berkata, kalau dirinya tidak selingkuh. Gimana mau selingkuh punya pacar juga engga. Pada kenyataannya dirinya dan Aldi memang sering bersama, tapi hubungan Muti dan Aldi hanya teman dekat.

         "Gue fikir lo bener-bener pacarnya Aldi." Sergah Tama.

         "Tadikan lo udah denger sendiri,gue emang seket sama Aldi, sering jalan bareng kemana-mana bareng berangakat sekolah bareng. Tapi gue engga ada hubungan apa-apa sama dia." Jelas Muti.

         "Kalo bener lo pacarnya dia juga engga apa-apa kok." Ucapnya yang tak serius.

         "Hahaha. Entar lo cemburu lagi. Hahaha." Seringainya dengan begitu senang.

         "Hahaha. Kalo gue cemburu gimana?" ucap Tama dengan wajah serius.

         "Hahaha. Lo cemburu sama gue? Mana mungkin!" elak Muti.

         "Gue cemburu sama lo Mut, kalo lo lagi sama Aldi!" ucapnya kembali, dengan menatap bola mata Muti lekat-lekat.

         "Alah. Bohong banget sih." ucap Muti mengibaskan tangannya.

         "Coba lo lihat mata gue, apa ada kebohongan." Ucapnya dengan nada semakin serius.

         Muti hanya menatap mata, tak lama kemudian.

         "Gue serius Mut, tapi bohong. Hahaha." Tama tertawa dengan renyah melihat ekspresi wajahnya.

         "Hahaha. Engga lucu", ucap Muti sambil memukul keras lengan Tama sehingga meninggalkan bekas merah.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nanisarahhapsari

    @ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kok kak, diksinya lumayan, cuma harus memerhatikan Puebi aja. Semangaaattt

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1265      600     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
ADA SU/SW-ARA
3166      964     1     
Romance
Ada suara yang terdengar dari lubuknya Ada Swara....
Breakeven
18069      2277     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
I have a dream
288      232     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
Belum Tuntas
4576      1596     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...
Masalah Sejuta Umat
1694      735     2     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
Kisah yang Tak Patah
14203      2245     5     
Romance
Kisah cinta pertama yang telah usai. Sebuah cerita untuk mengenang pada suatu waktu yang menghadirkan aku dan kamu. Meski cinta tidak selalu berakhir luka, nyatanya aku terluka. Meski bahagia tak selalu ada usai sedih melanda, memang nyatanya untuk bahagia itu sulit meski sekedar berpura-pura. Bagaimanapun kisah yang ada memang akan selalu ada dan takkan pernah patah meski kadang hati sedikit ...
Run Away
7175      1606     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Somehow 1949
8954      2133     2     
Fantasy
Selama ini Geo hidup di sekitar orang-orang yang sangat menghormati sejarah. Bahkan ayahnya merupakan seorang ketua RT yang terpandang dan sering terlibat dalam setiap acara perayaan di hari bersejarah. Geo tidak pernah antusias dengan semua perayaan itu. Hingga suatu kali ayahnya menjadi koordinator untuk sebuah perayaan -Serangan Umum dan memaksa Geo untuk ikut terlibat. Tak sanggup lagi, G...
A You.
784      406     1     
Romance
Ciara Leola memiliki ketakutan yang luar biasa kepada Shauda Syeffar. Seorang laki-laki yang dulu selalu membuatnya tersenyum dan menyanyikan lagu-lagu cinta untuknya setiap hari. Ciara melanjutkan hidupnya sebagai orang asing di hadapan Shauda, sedangkan Shauda mengumpat kepada dirinya sendiri setiap hari. Lagu-lagu cinta itu, kemudian tidak lagi dinyanyikan.