Tahun 2132
Seorang pria yang memakai kemeja dengan bagian lengan digulung hingga tiga perempatnya dan kancing bagian dada yang sengaja dibiarkan terbuka terlihat berjalan dengan langkah lebar dan tergesa-gesa. Ditangannya tergenggam erat beberapa lembar kertas dan sebuah benda berbentuk kotak pipih berukuran 5x5cm mirip sebuah kaca tak berbingkai berwarna bening kehijauan. Beberapa kali ia melihat kertas-kertas itu dan hampir menabrak orang-orang yang juga sedang sibuk di sekelilingnya.
Orang-orang itu, yaitu para staff dan karyawan kantor gedung itu sibuk dengan pekerjaan mereka. Sebagian mereka berjalan kesana kemari membawa berkas dan laporan ini-itu kepada staff lain yang berada di bagian lain gedung, beberapa sibuk ke atas dan ke bawah lantai gedung bagian lain, dan sebagian sibuk mengurus telepon dari klien-klien mereka, yaitu para operator yang saling berjajar rapi dalam satu tempat yang luas, di mana masing-masing menghadap sebuah layar tembus pandang berbentuk menyerupai kaca berukuran 14’, menampilkan wajah para klien yang sedang berbicara secara langsung di salah satu sudut layar: video call. Lalu dengan ramah mereka akan mengatakan kalimat yang sama pada klien ketika mengangkat telepon: “Hai, Exters desu.”
Pria itu berjalan menuju lift yang berada di depan area divisi yang sedang dilewatinya. Lift berbentuk tabung dengan pintu dan bagian sisi atas transparan itu hanya khusus menuju satu lantai dan hanya bisa memuat maksimal tiga orang. Dia memasukinya dan lift bergerak secara otomatis naik ke lantai tiga. Setelah pintu lift terbuka, ia berjalan beberapa langkah dan sudah berada di depan sebuah pintu dengan papan nama yang berada di atas pintu itu: “Kepala Divisi Pengawas”
Tok tok tok..
Sebuah suara dari dalam ruangan tedengar, “Silakan masuk, Jun.” Si pemilik suara tahu siapa yang berdiri di depan pintu ruangannya mengetuk pintu.
Seorang pria berkacamata berumur sekitar 34 tahun duduk di balik meja kerja di salah satu sudut ruangan yang terlihat sederhana itu. Di depannya, selain berkas yang menumpuk di atas meja kerja, ia sedang mengetik pada layar berbentuk tansparan dan beberapa layar hologram di sisi lain penuh berisi berbagai data sampai menutupi sebagian wajahnya.
“Pak kepala, ini laporan dari Divisi Informasi dan Divisi Keamanan. Anda harus membacanya segera.” Jun menyerahkan lembaran kertas dan melemparkan soft file berisi data dengan telunjuk kanannya dari benda berukuran 5x5cm yang selalu dibawanya ke layar transparan pak kepala, sehingga menimpa data hologram lain yang sedang di buka pak kepala sebelumnya.
Pak kepala terlihat sangat sibuk, tetapi wajahnya yang ramah itu tetap tersenyum dan menghentikan pekerjaannya sebentar untuk menanggapi laporan kerja lelaki di depannya yang seorang tangan kanan serta juniornya. Dan wajah yang tersenyum itu berubah menjadi sebuah kernyitan di dahi. “Ini, tidak mungkin! Gelombangnya.. itu artinya..”
“Itu benar, pak. Gelombang itu milik penjelajah masa depan.”
“Jun, panggil dia sekarang.”
“Saudara kembar_ ah! maaf, pak kepala Divisi Kereta Waktu? Beliau sedang bersama kepala Divisi Informasi. Setelah itu katanya akan menuju kemari dalam beberapa menit lagi.” Kata Jun setelah meralat perkataannya.
Divisi Keamanan dan Divisi Informasi memang selalu bekerja sama untuk melacak gelombang penjelajah yang tersesat atau salah memasuki tahun yang ingin dikunjungi, yang nantinya laporan hasil akhir akan diserahkan kepada Divisi Kereta Waktu dan Divisi Pengawas sebagai pekerja lapangan untuk dilakukan penindakan.
“Seiichi.” Seorang pria dengan kumis yang terlihat baru saja dipotong rapi dengan wajah serius memasuki ruangan pak kepala tanpa mengetuk pintu bahkan memanggil nama depan pak kepala, dia adalah kepala Divisi Kereta Waktu.
Hanya dengan bersitatap saja mereka bertiga telah paham dengan situasi serius yang sedang terjadi. Setelah mereka melihat data itu lebih rinci diskusi ditutup dengan keheningan. Mereka sibuk dengan pikiran di otaknya masing-masing. Kejadian langka seperti ini rupanya ada dan benar-benar terjadi. Bagaimana penanganan selanjutnya terhadap hal ini?
“Jika benar dia datang dari tahun itu, bukankah seharusnya tidak mungkin dia bisa pergi ke tahun yang belum pernah dia lewati selama hidupnya? Tidak mungkin seseorang pergi ke masa depan melampaui tahun tempat asalnya berada. Dan gelombang tiket itu, bukan tiket seperti milik para penjelajah yang lain. Benar-benar berbeda.” Kata Shinichi, kepala Divisi Kereta Waktu yang duduk dengan kedua tangan dilipat.
“Tiket itu.. gelombangnya, aku sepertinya pernah melihatnya entah dimana. Maaf, aku memang mudah lupa.” Kata Jun menunduk.
“Kalau penjelajah itu adalah salah satu klien kita, seharusnya ia hanya bisa pergi ke masa lalu dan hanya akan kembali lagi ketahun dimana dia berasal, jadi bukan ke masa depan.” Kata Seiichi masih menatap lembaran-lembaran kertas baru yang menambah tinggi gunungan berkas di atas mejanya.
Sementara Shinichi hanya bisa menatap angkat-angka berderet di kertasnya, matanya nanar menumbuk pola angka aneh yang seumur-umur baru pertama kali dilihatnya: “XXXX+2007+XXXX-XXXX+XXXX-...........”, sedangkan deret ratusan angka di atas dan bawahnya adalah angka-angka normal customers Exters: “2132-XXXX”. Bagaimana mungkin ada tanda “-“ bercampur “+” di sana? Bahkan tanda ‘.......’ artinya tak terhingga. Berapa kali orang itu sudah melakukan lompatan waktu? Kalau saja ‘2007’ tak ada di sana mungkin Exters lebih baik mengabaikannya saja, namun bukankah dengan adanya ‘2007’ itu adalah tanda dari Kamisama sebagai modal untuk bertemu dengan orang itu? Tanpa sadar Shinichi sibuk memijit-mijit kepalanya yang pusing. Tanda ‘+’, ‘-‘, dan ‘........’ berkelindan di fikirannya.
“Mustahil seseorang bisa ke masa depan. Bukannya kita selama ini hanya memiliki teknologi ke masa lalu? Bahkan orang itu bisa bolak-balik ke masa depan maupun masa lalu? Punya kemampuan secanggih apakah orang itu?” Jun bertanya, namun hanya keheningan dan lirikan tajam mata Shinichi yang menjawabnya.
Mendadak pusing Shinichi mengalami peningkatan setelah mendengar pertanyaan sialan Jun yang padahal tak usah diperjelas seperti itu.
Mata Seiichi membulat, lalu dirinya menyunggingkan senyuman diujung bibir, seakan mengerti sesuatu tentang gelombang dari data yang lain-data yang tidak terlalu diperhatikan Shinichi maupun Jun. Orang itu tidak tau, sepertinya dia dalam masalah. Apa dia tersesat? Pikirnya. Pria itu bangkit dari tempatnya duduk, mengambil coat panjang yang ada di samping pintu dan membuka pintu ruangan, “Tahun 2007, kan?!” katanya sambil memakai coat.
“Hah?” kepala Divisi Kereta Waktu dan Jun saling berpandangan tidak mengerti. “Sei, jangan bilang kau akan_” kata Shinichi yang langsung dipotong.
“Aku akan mencarinya. Aku akan membawa penjelajah masa depan itu dan memecahkan masalah ini. Kau mau aku membawa penjelajah itu padamu, Shin?” katanya sambil tersenyum bersemangat.
“Hei!! Apa maksudmu? kita_”
“Aku akan kembali secepatnya.” Dia menutup pintu dan langsung turun dengan lift khusus.
“Dasar Seiichi sialan!! Dia selalu tidak bisa dihentikan dan keras kepala. Ayah pasti akan membunuhku!” kedua tangan yang belum lama sibuk memijit kening dan kepala kini sibuk mengacak-acak rambut.
Jun bergegas menghampiri Shinichi yang sudah berdiri di atas balkon di luar ruangan dan memandang ke bawah di mana Seiichi terlihat berjalan keluar gedung sambil sesekali menyapa dan tersenyum ramah pada orang-orang yang berpapasan dengannya.
“Ada yang anda lupakan.” Suara menyebalkan Jun kembali terdengar. “Kepala Divisi Informasi dan kepala Divisi Keamanan pasti akan melahap anda.. Maksudku, melahap kita hidup-hidup dengan kata-kata tajam mereka dalam rapat nanti.” Kata Jun pasrah.