Read More >>"> Strange and Beautiful ([2] Sambutan Kelewat Hangat) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Strange and Beautiful
MENU 0
About Us  

“Assalamu’alaikum!”

Suara salam dan ketukan terdengar di balik pintu utama rumah.  Aku baru saja turun dari tangga untuk mengambil air minum.

Aku menendang kaki Bang Reza yang dibalasnya dengan decakan kesal. “Bang ada tamu noh!”

Suara ketukan dan salam terdengar kembali. Ia tetap acuh dan masih asyik dengan game di smartphone miliknya. Kutendang kakinya sekali lagi. “Bang! Cowok tuh tamunya, bukain pintu gih!”

Dia melirikku sekilas kemudian berdecak. “Bukain sana! Ini Abang lagi ngelawan bosnya, nanggung kalau ditinggal,” gerutunya.

Aku masih saja menendang-nendang kakinya. Bukannya apa, tapi aku malas kalau mesti bukain tamu yang kebanyakan adalah teman-temannya Bang Reza. “Elaaah… kamu juga pake kerudung, Nin. Kamu aja yang bukain sana!” Ia mendorong pantatku menggunakan kakinya.

Dasar gak sopan! Anak siapa sih?!

Wa’alaikumussalam. Iya… sebentar!” Akhirnya aku berjalan menuju pintu, kemudian membukanya.

Aku menengadah untuk melihat tamu yang berdiri di depan pintu. Aku bukanlah cewek yang mungil sebenarnya, 160 cm cukup ideal untuk tinggi badan wanita. Tapi laki-laki di depanku ini cukup tinggi, mungkin sekitar 180 cm sehingga aku harus sedikit menengadahkan kepalaku untuk menatap sosoknya.

Aku mundur beberapa langkah sambil mempersilakan dia masuk. “Mau ketemu siapa, Mas?” tanyaku.

Baru saja laki-laki itu mau menjawab, namun sayangnya suara Bang Reza lebih dahulu menginterupsi. “Eh, Mas! Udah dateng lo? Kirain siapa pagi-pagi gini ke rumah.” Bang Reza menyapa laki-laki itu ramah, berbeda 180 derajat dari sosok yang tadi.

Aku melemparkan lirikan malas ke arah Bang Reza.

Sok-sokan banget sih Abang ini! Bukannya tadi dia ogah-ogahan disuruh bukain pintu?! Pikirku kesal.

Aku sudah mau meninggalkan ruang tamu tepat ketika suara Bang Reza menahan langkahku. “Nin…” Aku membalikkan tubuhku, menghadap ke Bang Reza.

Palingan juga minta buatin minum.

“Kenalin nih teman Abang, namanya Hamas. Sepantaran sama Abang, sekitar dua tahun di atas kamu lah,” ucapnya santai.

Bola mataku rasanya mau keluar saking kagetnya. Hamas… Hamas… Hamas yang mau ngajakin ta’aruf itu?

TIDAK! Aku melihat tampilanku yang lusuh, ditambah fakta bahwa aku belum mandi setelah menemani Ibu dan Ayah senam di lapangan komplek.

“Hamas, ini Anin adek gue. Dulu sekampus sama lo, cuma dia ambil jurusan teknik industri.”

Laki-laki yang bernama Hamas itu melemparkan senyum sopannya yang entah kenapa menambah poin plus di wajahnya. Aku belum bilang ya, kalau tamu Abangku ini lumayan ganteng. Kakiku lemas rasanya cuma modal dilemparin senyum.

Aku hanya membalas senyumnya dengan senyum samar kemudian segera menundukkan kepalaku. Menyembunyikan semburat merah yang ada di wajahku. Malu banget rasanya!

Dasar Bang Reza keterlaluan! Dia pasti tahu kan kalau yang datang si Hamas?! Pantesan kok kekeuh banget nyuruh aku yang bukain pintu.

“Oh iya… lo bawa gak proposalnya?” Pertanyaan Bang Reza berhasil memecahkan suasana canggung yang menyergap di antara kami.

Aku sudah benar-benar tidak tahan! Dengan langkah yang kubuat senormal mungkin aku meninggalkan ruang tamu sebelum level kejailan Bang Reza bertambah.

Aku meneguk segelas penuh air putih hingga tandas untuk menetralkan kerja jantungku dan warna wajahku. Pintu kamar Ayah dan Ibu terbuka, Ayah keluar dari kamarnya dengan tampilan rapi.

Aku mengangkat sebelah alisku. “Mau ke mana, Yah?”

Bahu Ayah sedikit tersentak, mungkin terkejut karena tidak menyadari keberadaanku di meja makan. “Itu… ke ruang tamu.” Ayah menjawab dengan sedikit tergagap.

“Ngapain? Ada temennya Abang di sana.”

“Iya, memang mau nemui teman Abangmu. Biasanya kan Ayah juga suka nimbrung biar awet muda. Kamu gak mau ikut?” ajaknya.

Aku semakin memperdalam kerutan di antara kedua alisku. Tidak biasanya aku diperbolehkan ayah untuk menemui teman-temannya Bang Reza. “Biasanya juga kalau ada temennya Abang, aku gak boleh keluar-keluar,” sindirku.

Ayah hanya tertawa ringan mendengar nada skeptis yang keluar dari mulutku. “Ini beda… kan ada mahramnya juga,” kilahnya. Aku hanya mengendikkan kedua bahuku. Memangnya Bang Reza bukan mahramku apa?

Tak lama kemudian, gantian Ibu yang keluar dari kamar. Hampir sama dengan Ayah, tampilan ibu pun juga rapi dan mengenakan kerudung. Dandan ala-ala mau ke kondangan atau arisan.

“Mau arisan, Bu?” tanyaku ketika Ibu menutup pintu kamar.

“Nggak, itu… mau ikut Ayah.”

Aku memasang raut heran. “Ayah kan cuma ke ruang tamu.”

“Lah, kan biasanya kalau ada tamu Ibu juga ikutan nemuin.” Kenapa hari ini sekeluarga pinter banget berkilah, sih?! Jangan-jangan ini bakat terpendam dari para leluhur. Atau ada salah satu dari buyutku yang dulunya turunan betawi dan hobi berbalas pantun?

Ibu melebarkan kedua kelopak matanya seraya mengingat suatu hal. Ia bergegas menghampiriku. “Eh… Nin… di kulkas itu ada buah jambu. Kamu blender gih, buat minum tamu,” titahnya seraya memukul bahuku pelan.

“Biasanya juga dikasih minum air mineral kemasan yang ada di depan, Bu.”

Ibu memukul bahuku sekali lagi, kali ini dengan tenaga sedikit besar hingga tubuhku terjungkal ke depan. “Ini mah beda. Nanti sekalian kamu antar keluar ya…” Tanpa mendengarkan kesanggupanku, ibu langsung melengos pergi. Beberapa langkah kemudian ia berhenti lalu kembali menghampiriku. “Bikin empat gelas ya, Nin! Sebelum disuguhin dicicip dulu enak apa enggaknya,” perintahnya.

Aku memberengut kesal. Ibu memang tidak pernah percaya semua hasil olahan masakan dan minumanku. Itu kenapa jika membantunya di dapur bagianku hanya kupas-mengupas sayur atau menggoreng tahu tempe. “Kalau Ibu rewel gini, Ibu sendiri aja lah yang buat!”

Raut mukaku yang kesal membuat Ibu tertawa. Mungkin ini nasib anak bungsu, jadi bahan pem-bully-an keluarga. “Elaaaah… Gitu aja ngambek, Nin! Malu sama umur. Ibu keluar dulu ya.” Ibu mengelus kepalaku sekilas sebelum meninggalkanku di ruang makan.

Mengapa kedatangan Hamas memperoleh sambutan yang kelewat hangat dari keluargaku? Padahal aku belum memberikan keputusan sama sekali.

Hamas… siapa sih laki-laki itu?

 

-T B C-

 

Yippie! Aku balik lagi untuk update cerita ini. 

Siapa yang pernah mengalami momen-momen yang lagi dihadapi Anin? Didatangi orang asing yang semua keluarga menyambutnya padahal kamu sendiri gak tau siapa orang itu. 

 

Pasuruan, 25 Juni 2018.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • EttaGurl

    Pake proposal donggg.... :""""

    Comment on chapter [1] Todongan Keluarga
Similar Tags
Sang Penulis
9400      2086     4     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
DELUSION
4757      1581     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
LOVEphobia
367      240     4     
Short Story
"Aku takut jatuh cinta karena takut ditinggalkan” Mengidap Lovephobia? Itu bukan kemauanku. Aku hanya takut gagal, takut kehilangan untuk beberapa kalinya. Cukup mereka yang meninggalkanku dalam luka dan sarang penyesalan.
Hunch
36224      5207     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
Masalah Sejuta Umat
1694      735     2     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
Gagal Menikah
4472      1460     4     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
Cinta Aja Nggak Cukup!
4842      1560     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Aku Lupa Cara Mendeskripsikan Petang
533      364     2     
Short Story
Entah apa yang lebih indah dari petang, mungkin kau. Ah aku keliru. Yang lebih indah dari petang adalah kita berdua di bawah jingganya senja dan jingganya lilin!
KATAK : The Legend of Frog
401      322     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Zo'r : The Teenagers
13802      2710     58     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018