Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bulan dan Bintang
MENU
About Us  

Bukan hal aneh lagi bagi Arista Bintang Vandera yang setiap paginya selalu dihujani berpuluh-puluh surat maupun makanan di depan lokernya. Bintang memang tampan, ia pintar, jago berolahraga, juga jago bermain musik. Satu lagi, jago membuat orang sakit hati atas segala ucapan tajamnya.

"Lagi?" Suara itu muncul dari belakangnya.

Bintang menoleh dan menemukan sahabat dekatnya berdiri sambil bersandar di loker lain.

"Heran gue," celetuk Bintang.

"Heran kenapa? Harusnya lo bersyukur dapat nikmat yang kayak begini."

Bintang berdecak, "Tapi risi loh, Han,"

"Gue nggak risi tuh kalo jadi lo, itu namanya rejeki nomplok!" Lagi-lagi jawabannya bertentangan dengan Bintang.

"Sekarang jam berapa?" tanya Rayhan.

"Enam lewat dua puluh." Jawab Bintang santai. Ia memunguti makanan-makanan yang ada di bawah lokernya, begitu juga dengan surat-suratnya.

"Oh, sebentar lagi nih," seru Rayhan tersenyum jahil.

Bintang tak terlalu memikirkan perkataan Rayhan. Karena sejujurnya ia juga sudah tahu apa yang akan terjadi nantinya.

"Satu ..."

"Dua ..."

"Tiiii—"

Belum selesai Rayhan menghitung, sudah ada seorang perempuan yang berlari kencang menghampiri mereka.

"Selamat pagi Bintangnya Bulan!!" pekik perempuan ini sambil merapihkan rambutnya. "Ih kok nggak dijawab sih? Kalo orang ngucapin selamat pagi itu harusnya dijawab dong!" protes Bulan memanyunkan bibirnya.

Bintang sudah selesai memunguti makanan dan surat-surat penggemarnya. Ia memasukan surat dan makanannya ke dalam kantong plastik yang sudah dibawa Rayhan.

"Pagi." Hanya satu kata yang terlontar dari bibir tajamnya itu.

"Pasti belum sarapan 'kan? Sarapan bareng sama Bulan yuk!" ajak Bulan yang sudah menarik lengan milik Bintang.

Bintang langsung melepasnya dengan kencang. "Nggak perlu. Ayo Han,"

Rayhan pun hanya bisa menurut saja, lagipula dia tidak mau ikut campur urusan rumah tangga orang. Eh.

"Lo tuh jahat banget sih sama Bulan," protes Rayhan membuka keheningan di antara mereka.

"Gue risi aja. Nggak suka diganggu."

Rayhan mendengus pelan, "Ati-ati nanti karma loh." Katanya menakut-nakuti.

"Lah, karma ngapain? Udah ah gue duluan ya ke yang lain.” Ucap Bintang memberikan kantong plastik hitam itu kepada Rayhan.

“Eeeeh! Sialan, gue yang kena imbasnya!” pekik Rayhan sebal. Lagi-lagi dia yang kena imbasnya untuk membawa kantong ini.

“Ah, jadi berasa abang sampah ‘kan gue,”

ZZZZZ

Bintang terus berjalan menuju arah kantin, di mana teman-temannya berada. Ia tidak peduli dengan siswa-siswi yang menatapnya dengan tatapan memuja. Bintang juga bisa mendengar beberapa gumaman yang masuk ke dalam pendengarannya.

“Gila, Bintang ganteng banget sih,”

“Itu alis apa ulet bulu woi!”

“Bintang tuh pacarable banget ya,”

Bintang mengedikkan kedua bahunya tanda tak mau tahu. Ia terus berjalan sampai akhirnya matanya menemukan di mana ketiga temannya berada.

“Tang-Tang!” teriak laki-laki yang memakai bandana merah.

Bintang mendekat meghampiri mereka.

“Loh, Rayhan mana Tang?” tanya laki-laki berkacamata.

“Tahu deh, tadi di belakang gue,”

“Emang dasar Rayhan si bocah lemot,” celetuk laki-laki yang sedang mengemut permen batang.

“WOI WOI WOI!” teriak Rayhan yang tiba-tiba datang membawa kantong plastik hitam.

Rayhan langsung duduk di samping Bintang. Ia menaruh kantong plastik hitam itu di atas meja mereka.

“Apaan nih?” tanya laki-laki berkacamata yang bernama Rafa.

“Sampah-sampahnya Bintang,” jawab Rayhan dengan napas yang terengah-engah.

Bintang hanya diam saja tidak peduli. Sedangkan tiga orang temannya mengerutkan keningnya.

“Oh! Gue tahu nih gue tahu!” celetuk Abay, tepatnya adalah laki-laki dengan bandana merah. “Pasti surat yang isinya menye-menye sama makanan kecewek-an gitu ‘kan?”

Rayhan mengangguk mantap. Rafa dan Galang yang kepo, langsung melihat isi kantong tersebut.

“Yah, gue kira apaan,” celetuk Galang.

Rafa terkekeh. “Masih aja lo Tang diteror pake yang beginian,”

“Namanya juga Bintang,” sahut Rayhan cengegesan.

ZZZZZ

"Kenapa muka ditekuk gitu? Dikacangin Bintang lagi?" cecar sahabat tercintanya, Melan.
"Bintang lagi nggak mood kali," lanjut Melan menenangkan.

"Masa nggak mood setiap hari sih!" Bulan memberengut.

Melan geleng-geleng kepala. "Mungkin aja dia risi lo kejar-kejar mulu."

"Masa sih? Kalau risi harusnya dia bilang ke gue, tapi dia nggak pernah bilang tuh! Boro-boro bilang, kayaknya ngomong bagi Bintang tuh kayak hari raya. Setahun dua kali,”

"Dasar dungu, harusnya dengan sikap-sikap dia yang dingin gitu, lo udah tahu kalau Bintang tuh nggak suka dan risi sama lo,”

“Bodo amat, deh. Kalau dia nggak bilang ke gue, ya gue nggak akan berhenti buat dapetin dia!” Ucap Bulan teguh pada pendiriannya.

Melan hanya geleng-geleng pasrah melihat tigkah bodoh Bulan. Padahal tiap harinya Melan sudah memberitahu pada Bulan bahwa Bintang itu hanya cowok ganteng yang punya banyak fans dan sombongnya nggak ketulungan. Tapi tetap aja, yang namanya cinta akan mengalahkan segalanya. 

Bulan pernah melakukan sesuatu hal yang sangat bodoh. Pasalnya saat itu Bintang sedang ekskul futsal dan dengan nekat Bulan menunggu hampir tiga jam. Tahu apa yang terjadi? Bulan pingsan di lapangan futsal karena dari pagi perutnya belum diisi apa pun.

“Melan, istirahat kita ke kelas Bintang ya!” ajak Bulan semangat.

Melan langsung melotot, hampir saja bola matanya keluar. “Ogah ah, lo aja sana,”

“Ih ayo lah, gue yakin Rayhan nggak bakal gangguin,” rengek Bulan.

"Enggak. Sekali enggak tetap enggak!" jawab Melan ngotot tidak mau ke kelas Bintang.

Bulan mengembuskan napasnya pelan. “Ya udah lah,”

Sebenarnya Melan ingin mengantar Bulan ke kelas Bintang. Tapi ada sesuatu yang ia sesali jika mengantar Bulan ke kelas Bintang. Melan pasti akan bertemu dengan Rayhan, cowok sok ganteng, ke-pedean, dan sok bijak yang pernah ia temui di SMA Angkasa. Melan sangat membencinya.

Bel istirahat sudah berbunyi, dengan grasak-grusuk Bulan langsung pergi menghilang ke kelas Bintang.

“Assalamualaikum!!” teriak Bulan lantang di depan kelas Bintang.

Siswa-siswi yang melihat Bulan pun langsung saja menjawab salamnya. Walaupun sebagian ada yang menjawabnya di dalam hati.

"Bintang! Ke kantin bareng yuuk!” ajak Bulan seraya tersenyum lebar.

“Nggak.” Satu kata yang keluar dari mulut Bintang langsung memohok hati Bulan. Tapi tenang, Bulan bukan tipe orang yang mudah menyerah.

"Oh enggak nolak lagi 'kan? Ayo-ayo!" Langsung saja disambar pergelangan tangan Bintang dan menariknya menuju kantin. 
Bintang yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam saja. Biar saja, ia ingin tahu seberapa tahannya Bulan menghadapi mulut dan sikap dinginnya.

"Mang Ujangggg, baksonya dua ya!!!" teriak Bulan pada Mang Ujang penjual bakso di kantinnya.

"Bintang mau minum apa?" tanya Bulan perhatian pada Bintang.

Yang ditanya hanya diam saja.

Sungguh, kalau aja Bintang itu jelek, bodoh, dungu, dan yang lainnya. Pasti Bulan sudah mencakar-cakar mukanya saat ini juga.

“Namanya kekerasan,” celetuk Bintang.

Bulan mengerjap kaget, bagaimana Bintang tahu kalau dia akan mencakar-cakar dirinya.

"Karena gue punya telinga." Celetuk Bintang lagi.

Dan kali ini, Bulan diam saja. Ia takut Bintang bisa tahu apa yang dikatakannya lagi.

"Dasar cewek dungu, gimana gue nggak denger, kalau lo sendiri yang bilang sambil ngegerutu." Ujar Bintang bangkit dan membuat pipi Bulan terasa panas.

Emang dasar, kalimat ‘cowok ganteng mah bebas’ sekarang, berlaku banget kayaknya buat Bintang.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Pat

    Bintang tuh "pacarable" banget !! Hahaha ..

    Comment on chapter Bagian Satu
Similar Tags
Cinta Dalam Diam
757      501     1     
Short Story
Kututup buku bersampul ungu itu dan meletakkannya kembali dalam barisan buku-buku lain yang semua isinya adalah tentang dia. Iya dia, mungkin sebagian orang berpendapat bahwa mengagumi seseorang itu wajar. Ya sangat wajar, apa lagi jika orang tersebut bisa memotivasi kita untuk lebih baik.
KNITTED
1546      689     1     
Romance
Dara memimpikan Kintan, teman sekelasnya yang sedang koma di rumah sakit, saat Dara berpikir bahwa itu hanya bunga tidur, pada pagi hari Dara melihat Kintan dikelasnya, meminta pertolongannya.
AILEEN
6079      1303     4     
Romance
Tentang Fredella Aileen Calya Tentang Yizreel Navvaro Tentang kisah mereka di masa SMA
Wannable's Dream
40770      6006     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Sepotong Hati Untuk Eldara
1662      781     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Lost in Drama
1976      785     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Secret Melody
2298      811     3     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
CHERRY & BAKERY (PART 1)
4321      1167     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Tentang Hati Yang Mengerti Arti Kembali
900      551     5     
Romance
Seperti kebanyakan orang Tesalonika Dahayu Ivory yakin bahwa cinta pertama tidak akan berhasil Apalagi jika cinta pertamanya adalah kakak dari sahabatnya sendiri Timotius Ravendra Dewandaru adalah cinta pertama sekaligus pematah hatinya Ndaru adalah alasan bagi Ayu untuk pergi sejauh mungkin dan mengubah arah langkahnya Namun seolah takdir sedang bermain padanya setelah sepuluh tahun berlalu A...
She's (Not) Afraid
1971      871     3     
Romance
Ada banyak alasan kecil mengapa hal-hal besar terjadi. Tidak semua dapat dijelaskan. Hidup mengajari Kyla untuk tidak mengharapkan apa pun dari siapa pun. Lalu, kehadiran Val membuat hidupnya menjadi lebih mudah. Kyla dan Val dipertemukan ketika luka terjarak oleh waktu. Namun, kehadiran Sega mengembalikan semua masalah yang tak terselesaikan ke tempat semula. Dan ketika kebohongan ikut b...