Aku tidak ingin mengalami supernova, aku harus jujur dan mengatakan semuanya kepada Ayah. Malam harinya –setelah meneguhkan hatiku– aku segera mengajak Ayah berbicara. Aku menceritakan semua hal yang telah kulakukan tanpa sepengetahuan Ayah. Aku menceritakan awal mulanya aku tertarik untuk menjadi seorang model, waktu dan tempatku berlatih, waktu aku pergi keluar kota untuk berbagai festival dan membohongi semua orang. Selama berbicara aku terus-menerus meminta maaf sembari menangis. Ayah juga menangis. Lalu Ayah berkata dengan lemah, “Ini bukan salahmu, ini salah Ayah. Seandainya saja Ayah tidak melarangmu, mungkin Ibu tidak akan banyak pikiran dan pembuluh darah di kepalanya tidak akan pecah. Seandainya saja Ayah sedikit mengalah. Seandainya saja Ayah tidak terlalu sibuk, mungkin Ayah dapat merawat Ibumu. Mungkin kita masih bersama dan bahagia saat ini. Maafkan Ayah, Anna.” Aku terkejut, tak kusangka Ayah yang selalu bersikap dingin dapat menjadi sosok yang hangat. Aku menggenggam tangan Ayah dan kami menangis semalaman.
Walaupun tidak mudah, aku merasa lega karena telah berkata jujur. Dan aku merasa bersyukur karena masih memiliki Ayah yang menyayangiku. Kini perasaanku menjadi lebih hangat. Terima kasih Ibu atas segalanya, Anna berjanji tidak akan menjadi bintang yang mengalami supernova lagi.