Jai Dixit masih penasaran dengan Anjeli. Apakah mereka akan datang ke rumah Jai Dixit? Atau bagaimana kalau Anjeli dan Anjelina berbohong? Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang dipikiran Jai Dixit. Bhairav heran melihat Jai Dixit yang selalu mondar-mandir di setiap saat.
Malamnya, pertanyaan itu terungkap karena Anjeli dan Anjelina tiba di depan pintu rumah Jai Dixit dan membunyikan bel pintu. Malam itu keluarga Jai Dixit sedang makan malam.
" Bhairav, tolong kamu bukakan pintunya! Pasti Paman Ali mu datang lagi." Perintah Jai Dixit.
" Baik, ayah." Bhairav pun beranjak dari kursi dan segera membukakan pintu. Bhairav terkejut kalau tamu itu adalah Anjeli dan Anjelina.
" Hi, Bhairav!" Nada canggung.
" An-anjeli? An-jelina? Kalian kok kes...." Percakapan Bhairav terpotong karena Jai Dixit datang.
" Kalian datang?" Jai Dixit bertanya-tanya.
" Benar, paman jai. Aku hanya ingin meminta bantuanmu. Aku akan ceritakan semuanya." Kata Anjeli. Akhirnya Jai Dixit mempersilahkan masuk mereka berdua. Sementara Bhairav hanya memandang Anjelina dengan penuh penyesalan tapi Anjelina tidak menghiraukan Bhairav.
Selesai makan malam, Anjelina melihat foto-foto di dinding rumah Jai dixit. Bhairav melihat Anjelina dan dia menghampiri Anjelina.
" Anjelina." Anjelina menengok Bhairav. " Anjelina, aku minta maaf karena mengkhianatimu. Saat itu, aku ketahuan kalau aku adalah Hacker. Ayahku baru sadar kalau kau adalah Anjeli, lalu aku memberitahukannya kalau kau bukan Anjeli tapi Anjelina. Sebenarnya aku dan ayahku mengetahui kalau kalian kembar. Setelah itu Ayah memanfaatkan aku untuk menangkap kalian berdua. Aku benar-benar minta maaf." Dengan penuh penyesalan. Anjelina terkesan.
" Oh... Tidak apa-apa, Bhairav. Itu sudah berlalu dan aku memaafkanmu." Jawab Anjelina
" Jadi apakah kita bisa kembali berhubungan?" Tanya Bhairav.
" Iya, bisa."
" Dan kau janji akan selalu bersamaku kapanpun dimanapun?"
" Aku janji." Bhairav pun senang
Sementara itu Anjeli duduk di sofa dengan Jai Dixit.
" Paman jai, aku hanya ingin mengatakan sesuatu bahwa selama ini aku mencuri benda-benda itu atas dasar perintah Tuan Lakhsan."
" Lakshan? Siapa dia?"
" Dia adalah mafia terkenal yang luput dari pandangan polisi. Sebabnya karena dia menjadikan aku sebagai bonekanya. Dia membunuh kakakku karena dia ingin aku dan Anjelina atas dasar kepintaran. Sebelumnya kakakku tidak menginginkan itu, dengan terpaksa Lakshan membunuh kakakku. Saat ini, dia mencoba membuat penemuan yang sangat berbahaya."
"Penemuan apa itu?"
" Dia membuat alat yang dapat mengelabui jejak yang ditinggalkan. Namanya adalah Feromon. Cara kerja adalah saat kau melempar alat itu kepada seseorang maka orang itu menjadi pembunuh yang dapat diperintah. Entah itu keluargamu yang ingin kau bunuh hingga presiden yang didapat kau bunuh. "
" Tunggu, bagaimana kau bisa bekerja dengan seorang mafia?"
" Aku tidak tahu, aku kira dia orang baik karena dia datang ke pemakaman kakak dan membantu merawat kami berdua. Ketika Anjelina pergi kencan dengan Bhairav saat itu, aku dirumah dan melihat album foto semasa kami masih bersama kakak Gaurav. Setelah selesai, tidak sengaja ada sebuah surat terjatuh dari album foto itu. Aku sangat penasaran dan membukanya. Isi surat itu berisi pesan terakhir kakak." Kata Anjeli panjan lebar sambil mengeluarkan sebuah surat. Jai Dixit membacanya dengan teliti.
" Itu sebabnya dulu kenapa dia terlihat murung sebelum kemtiannya. Aku sangat menyesal kepadanya."
" Paman Jai, aku juga minta maaf karena menyalahkanmu kalau kau membunuh kakak karena sepatu milikmu sangat mirip dengan Lakhsan, hanya saja kau memiliki ukiran berbeda dengan milik Lakhsan."
" Sudah lah, itu sudah berlalu."
" Jadi kau mau membantuku untuk menangkap Lakhsan?" Tanya Anjeli.
" Entahlah, aku berniat menolongmu tetapi kalian memiliki catatan kriminal di hampir seluruh dunia."
" Aku juga ingin menebus dosaku tetapi jika aku tidak menghentikannya, Lakshan akan membunuh kami dan mulai membuat kekacauan. Aku akan menebus dosaku dengan menangkap Lakshan tapi aku membutuhkan bantuanmu. Aku janji benda-benda yang aku curi akan aku kembalikan ke asalnya."
" 1 lagi. Kenapa kau mencuri benda-benda itu?" Tanya Jai Dixit.
" Sebenarnya benda-benda itu adalah sebuah blueprint yang berisi tentang cara membuat Feromon hanya saja blueprint ini terpecah belah seperti puzzle yang tersebar di seluruh dunia. Sekarang dia mulai menyelesaikan alatnya tapi alat itu tidak akan sempurna dengan Blue Katri."
" Jangan bilang kau mencuri benda itu."
" Bukan mencuri tapi meminjam saja. Lakhsan menuruhku untuk mengambil tapi aku berbohong kalau benda itu tidak ada." Kata Anjeli sambil mengeluarkan benda itu. " Aku janji akan mengembalikan semua termasuk Blue Katri."
Malamnya, Anjelina melihat Anjeli yang sedang duduk di halaman rumah sambil melihat bintang-bintang. Tatapan Anjeli sangat dalam ke lubuk hatinya. Anjelina menghampiri Anjeli dengan rasa penasaran sambil membawa sebuah selimut.
" Anjeli, kau sedang apa diluar? Udara diluar sangat dingin, sebaiknya pakai selimut ini. " Kata Anjelina sambil duduk dan memakaikan selimut pada Anjeli.
" Anjelina, aku merasa kakak ada disekitar kita."
" Iya, aku juga merasa begitu, Anjeli."
" Saat itu, aku melihat kakak berada diseberang jalan ketika aku hendak masuk ke museum di Roma." Kata Anjeli.
" Aku juga melihat kakak ketika aku membukakan jendela rumah. Lebih tepatnya di seberang jalan."
Ketika Anjeli dan Anjelina melihat langit, tiba-tiba ada seseorang yang terjatuh di balik tembok pagar dan berteriak "Aduh!". Sontak mereka kaget dan melihat kearah teriakan itu karena teriakannya lumayan keras.
" Apa kau mendengar itu, Anjeli?"
" Ya, aku mendengarnya. Sepertinya ada orang yang mengintip kita, Anjelina. Karena ada bayangan dibalik tembok pagar itu."
" Aku juga merasa begitu. Jangan-jangan orang itu adalah anak buah Lakshan."
" Sebaiknya aku mengeceknya." Lalu Anjeli pergi dan tidak menemukakan apa-apa.
" Anjeli, sebaiknya kita masuk saja. Takutnya anak buah Lakshan datang dan membunuh kita berdua."
" Tidak jika ada aku." Kata Anjeli sambil menguap karena ngantuk. " Aku mengantuk Anjelina. Ayo kita masuk dan tidur!" Akhirnya mereka masuk ke rumah dan beristirahat.
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister