Dunia tiba-tiba gelap. Hati mulai mencekam. Mataku diliputi rasa ketakutan. Aku sekarang berada di dunia yang tidak pernah aku inginkan. Aku sekarang berada di rumah yang harus ku tempati. Sekarang aku berada di kurungan.
Perkenalkan namaku adalah Sandra. Umur ku 17 tahun. Aku adalah gadis dari keturunan kalangan atas. Setiap permintaanku selalu diwujudkan. Aku punya keluarga kecil bahagia. Ada ayahku, dia adalah pemilik bisnis teknologi terbesar di negaraku. Lalu ada ibuku, dia adalah ketua dari organisasi sosial yang membantu perekonomian fakir miskin. Setalah itu, ada kakakku yang bernama Rizky. Dia sudah mendapatkan gelar sebagai Direktur perusahaan farmasi termuda di dunia. Padahal umurnya baru masuk 24 tahun. Itu lah keluarga kecil bahagiaku walaupun paman dan bibiku ingin bersiasat buruk dengan kami tapi keluargaku dapat menghindari hal semacam itu. Tapi keluargaku mulai mengalami kejadian yang sangat menyeramkan.
Sore itu, aku akan pergi bersama teman-temanku ke taman hiburan. Taman hiburan adalah hasil kerja keras ayahku selama bekerja menjadi Direktur Perusahaan Teknologi. Taman hiburannya bernama Sandra Palace. Ayahku sengaja memberi nama itu karena sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-17 tahun beberapa bulan lalu.
Ketika aku dan teman-temanku berjalan-jalan, ayahku menelepon dan aku mengangkat teleponnya. Saat itu, suasananya ramai dan aku tidak bias mendengar suara ayahku.
" Halo, ayah. Ada apa?"
" Halo, San..dra. A...yah i...ngin me..nga..ta..kan se..suatu."
" Halo! Ayah aku tidak dengar. Sebentar aku akan mencari tempat sunyi."
" San..dra sa..yang. Ka...u ha..rus per..gi da..ri sa..na!"
" Pergi? Apa maksud ayah?" aku berlari menuju tempat sunyi.
" Ka..u ha..rus per..gi!" Ketika aku sampai di tempat sunyi, ayahku langsung menutup teleponnya. Cillia, temanku dan juga yang lain dating menghampiriku.
" Ada apa, Sandra? Kenapa kau lari?" Tanya Cillia.
" Ayahku menelponku lalu aku mencari tempat sunyi."
" Lalu apa yang ayahmu katakana?" Danny temanku bertanya.
" Entahlah, aku tidak sempat mendengarnya tapi ayahku berkata kalau aku harus pergi, apa maksudnya?" Jawabku.
" Mungkin ayahmu lagi ngantuk atau yang lain" Kata Cillia.
" Tapi dia seperti berteriak."
" Biarkan saja nanti bakalan telepon lagi. Aku tadi melihat wahana seru disana, ayo kita coba!" akhirnya kami pergi menuju wahana itu walaupun perasaanku mulai tidak enak.
Ketika berjalan, aku tidak sengaja menabrak pria yang tubuhnya besar. Aku meminta maaf tapi orang itu berjalan terus. Aku sempat heran karena orang itu memakai jaket merah gelap dan kepalanya ditutupi topi dari jaket itu dan tangannya diselipkan ke kantongnya.
Tak lama kemudian, kami menikmati wahana itu. Seru sekali. Ketika aku turun dari wahana itu aku melihat pria yang menabrakku tadi berada di seberang. Dia menatapku tajam dan berjalan menuju kesini tapi pegawai taman hiburan itu menabraknya. Pria itu memarahi pegawai itu dan sempat ribut diantara mereka. Lalu aku dan teman-temanku pergi menuju wahana yang lain.
Jam tanganku menunjukkan pukul 9 kurang 15 menit. Kami pun makan malam di restoran dan tempatnya pun berada di seberang jalan taman hiburan kami menikmati makan malamnya sambil berbincang-bincang ria.
“ Guys, aku mau ke toilet dulu, ya.” Kataku.
“ Okey, Sandra.” Jawab Cillia. Aku pun beranjak dari kursi dan pergi menuju toilet.
Setelah selesai, aku keluar dar toilet dan tak sengaja menabrak seseorang lagi dan ternyata pria itu lagi tapi kali ini dia diam dihadapanku.
“ Maaf, tuan. Aku menabrakmu lagi dan tadi juga minta maaf saat kita di taman hiburan.” Kataku. Orang itu tidak menjawab tapi tiba-tiba dia memegang tanganku sangat kuat. Aku sempat kesakitan.
“ Aw… sakit! Apa yang kau lakukan? Lepaskan!” Tiba-tiba seorang pelayan mendengar aku berteriak dan datang menolong.
“ Maaf, ada keributan apa ini?” Pria itu melepaskan tanganku dan pergi meninggalkan aku dan pelayan itu. Aku berjalan ke mejaku dengan hati yang kacau.
“ Guys, maaf aku harus kembali kerumah.”
“ Sandra, kenapa kau terburu-buru? Bahkan hidangan penutupnya saja baru datang.”
“ Tidak apa-apa hanya ada urusan mendadak. Semua makanan kalian akan aku bayar.”
“ Okay, baiklah. Hati-hati ya!” Aku langsung meninggalkan mereka.
Ketika aku menunggu sopirku datang, aku menelpon ayahku tapi tidak ada jawaban begitu juga ibu dan kakak. Diperjalanan, aku bertanya pada sopir tapi dia menjawab ayah dan yang lain masih belum pulang, aku khawatir dengan mereka.
Saat tiba dirumah, aku hanya disambut oleh pembantu-pembantuku. Biasanya ketika aku pulang selalu disambut oleh ayah, ibu dan kakak. Aku bertanya pada pembantuku kalau mereka belum pulang. Aku berjalan menuju kamarku dan merebahkan tubuhku di tempat tidur.
Beberapa menit kemudian, telepon rumahku berbunyi. Aku mengangkatnya dan ternyata telepon dari penjaga rumah.
“ Nona, ada pria asing ingin bertemu dengan anda.” Kata Penjaga.
“ Siapa dia?” Tanyaku.
“ Dia tidak mau mengatakannya. Katanya ini keperluan penting.”
“ Tunggu, aku akan melihat dia dari CCTV saja. Suruh dia menhadap CCTV.” Aku menyalakan Tabletku dan membuka tayangan CCTV. Ternyata dia adalah Pria itu lagi. Aku terkejut.
Kenapa dia mengikutiku?
“ Penjaga, Tanya kan dia tujuannya apa dia ingin menemiku?” Aku melihat penjaga itu bertanya tetapi pria itu mengelarkan sebuah pistol dan menembakkan pada penjaga itu. Aku terkejut ketakutan menyaksikan kejadian itu di CCTV.
“ Dia ingin membunuhku! Pantas saja ia memegang tanganku saat di restoran ternyata dia ingin membunuhku!” Orang itu masuk ke dalam rumahku dan berjalan mencariku. Aku berlari bersembunyi di kamar mandiku tepatnya di lemari besarku. Aku mematikan lampu kamar mandiku dan berharap orang itu tidak datag kemari. Aku melihat pria itu melalui CCTV berjalan menuju tangga. Setelah itu, dia berjalan menuju kamar-kamar satu per satu dan akhirnya dia menuju kamarku.
Dengan segera, aku mematikan tabletku karena cahayanya, aku sengaja mematikkannya karena aku takut dia mengetahui keberadanku. Aku mendengar pria itu membuka kamarku dan memasukinya. Aku mendengar langkah kakinya, dia juga sempat membuka lemari yang ada di kamarku. Langkah itu mulai berjalan menuju kemari dan ternyata dia sudah memasuki kamar mandi. Dia menghidupkan lampunya. Langkah itu semakin mendekat menuju lemari tempat aku sembunyi. Dan blar… dia membuka lemarinya dan akhirnya ketahuan. Aku berteriak tapi dia membungkamku dan menarikku dari lemari. Lalu dia membantingku ke lantai.
Rasanya sakit sekali, aku merangkak menjauhi dia tapi kakiku diseret olehnya. Kekuatannya besar sekali sampai-sampai dia menyeretku dengan mudah sekali. Tubuhku semula tengkurap itu menjadi telentang karenanya. Aku hanya diam ketakutan lalu dia mengeluarkan sapu tangan dan sapu tangan itu dibungkamkan padaku.
Bungkamannya sangat kuat, aku mencoba melepaskannya tapi tiba-tiba aku sulit bernafas dan mataku gelap. Aku kira aku mati tapi aku hanya dibius oleh pria besar itu.
Aku terbangun dan sekarang aku berada ditempat suram yaitu kurungan. Tempatnya sangat kotor dan kecil. Lantainya banyak sekali jerami-jerami. Aku diam ketakutan entah harus melakukan apa. Tujuannya dia menangkapku untuk apa? Dan kenapa dia tidak membunuhku? Aku bersendekap di tembok memikirkan jawaban yang aku pertanyakan.
Beberapa menit kemudian, seorang pria berjas datang menghampiriku. Dia menyuruh 2 bodyguardnya untuk membuka kurungannya lalu pria berjas itu masuk. Dia berhenti pas dihadapanku lalu dia berjongkok. Tubuhnya agak tinggi dan kurus.
" Halo, gadis cantik. Perkenalkan aku Tom." Pria itu memperkenalkan diri.
" Tom? Aku tidak mengenalmu." Bingungku.
" Tentu saja kau tidak mengenalmu karena dulu aku dicampakkan oleh keluargaku."
" Tunggu... kau Paman Tom yang hilang tanpa kabar selama bertahun-tahun?"
" Aku bukan hilang! Tapi dicampakkan. Kau tahu kan rasanya dicampakkan oleh keluarga bahkan teman dekat? Pasti sakit, bukan?"
" Apa maumu dariku?"
" Sebenarnya aku ingin membalas dendam kepada keluargaku dengan cara mengambil kekayaan ayahmu dengan cara membunuhnya tapi..." Aku pun menyela pembicaraannya.
" Apa yang kau lakukan dengan ayahku?!!" aku bangkit dan menarik kerah jasnya itu tapi dia mendorongku. Sakit sekali ketika dia mendorongku walaupun tubuhnya kurus tapi kekuatannya besar.
" Berani-beraninya dia memegang kerahku. Dia pikir dia siapa. Carlos, Portos keluarkan dia!" Perintah Tom.
2 bodyguard dengan tubuh besar itu masuk kedalam kurungan dan membawaku ke sebuah ruangan yang cukup rapi dan terang tentunya.
Ruangan itu hanya terdapat kursi dengan pengikat. Aku pun duduk dikursi itu dan bodyguard bernama Carlos mengikatku.
" Nah, sekarang aku akan melanjutkan percakapan tadi yang masih belum selesai. Aku menangkap ayahmu hanya karena ingin kekayaannya tapi ayahmu sudah membuat surat warisan yang berisi semua kekayaannya." Tom melanjutkan.
" Surat warisan? Lalu isi surat warisan itu apa?"
" Surat warisan itu tertulis, kekayaan atas nama Tuan Alfred Blade, ayahmu, akan diberikan kepada Sandra Blade. Jika Sandra Blade menikah, kekayaan tersebut akan dibagi kepada suami Sandra Blade sebesar 60%."
" Tetapi aku belum menikah, kau bias mengambilnya tanpa terlibat surat warisan itu."
" Eits... aku belum selesai. Sayangnya surat berisi kekayaan ayahmu sudah dipindahkan di surat warisan itu. Jadi jika aku menginginkan kekayaan itu, aku harus menikah denganmu."
" Menikah denganmu? Dengan pria tua sepertimu? Lebih baik aku mati daripada menikah denganmu."
" Aku tidak ingin kau mati tapi aku hanya ingn kau menikah denganku. Jika kau tidak mau, keluargamu akan mati dihadapanmu."
Sebuah layar muncul dari atas dan Tom menyalakan layar TV besar. Layar itu menayangkan Ayah, Ibu dan kakakku yang terikat tali dan dibawahnya terdapat kolam buaya. Aku melihat wajah mereka dipenuhi rasa takut.
" AYAH! IBU! KAKAK!" Aku berteriak memanggil mereka.
" Walaupun kau memanggil mereka, mereka tidak akan mendengarkan kau, Sandra."
" Kau dasar licik."
" Aw... terima kasih banyak. So, apakah kau maau menjadi istriku?"
Aku tidak menjawab karena aku ragu apa yang harus aku lakukan. Aku masih memikirkan cara agar aku terhindar dri penipu itu dan menyelamatkan keluargaku. Tiba-tiba kepalaku dipenuhi dengan ide.
" Baiklah, a-aku terima." Jawabku kesal.
" Nah, begitu dong. Itu baru namanya gadis pemberani." Kata Tom sambil mencubitku. Cubitannya sakit sekali. " Baiklah, Robert tolong siapkan pernikahan kami lua besok. Dan juga tolong yang mewah, ya."
" Siapa itu Robert?" Tanyaku
" Dia asistenku."
" Kau punya asisten yang buruk sekali." Ejekku.
" Diam, dasar gadis bodoh. Carlos, Portos antarkan dia ke kamarnya!"
" Baik, Tuan." Jawab mereka berdua. Mereka melepas ikatannya dan membawaku ke sebuah kamar.
Aku berjalan ke tangga atas. Ternyata selama ini yang aku tempati adalah rumah besar yang memliki ruang bawah tanah yang besar. Mereka membawaku ke sebuah kamar mewah yang berisi perlengkapan lengkap. Aku bertanya-tanya kenapa penipu itu bisa memiliki rumah sebesar ini? Kekayaannya sudah cukup untuk membalas dendamnya? Penpu itu benar-benar aneh.
Aku tidak menyangka hari sudah siang. Aku berdiam diri di kasur besar memikirkan cara agar menyingkirkan penipu itu. Ide yang ada di kepalaku ingin aku lakukan tapi aku sulit meminta bantuan kepada orang yang bias kupercaya. Tunggu, aku punya 1 teman yang sangat jenius. Aku segera menelpon temanku itu dengan telepon rumah. Tak lama, dia mengangkatnya.
" Halo!"
" Halo, Ferdinan?"
" Sandra? Apa itu kau? Tumben sekali kau menelponku, ada apa?"
" Ceritanya panjang, Ferdinan. Kapan-apan aku akan menceritakannya. Begini, aku ingin kau membuat surat warisan palsu milik ayahku. Apa kau bisa?"
" Serahkan itu padaku."
" Lalu aku ingin kau mengganti surat warisan asli mulai dari media cetak maupun online menjadi surat warisan palsu itu. Dan 1 lagi, aku ingin kau menyogok hakim yang aku temui besok untuk bilang kalau surat warisan yang aku bawa adalah palsu."
" Tapi Sandra surat warisannya aku harus menggantinya dengan apa?"
" Disitu kan ada namaku, kau ganti namaku dengn nama kakakku, Rizky Blade."
" Oke."
" Tolong rahasiakan kepada siapa pun hanya kita yang tahu tentang rahasia ini. Oh ya 1 lagi Ferdinan. Aku harap kau datang ke Stasiun Nellington dengan membawa surat warisan palsu itu besok malam."
" Baik." Aku pun langsung menutup teleponnya dan berharap rencana itu berhasil.
Aku berjalan ke tangga atas. Ternyata selama ini yang aku tempati adalah rumah besar yang memliki ruang bawah tanah yang besar. Mereka membawaku ke sebuah kamar mewah yang berisi perlengkapan lengkap. Aku bertanya-tanya kenapa penipu itu bisa memiliki rumah sebesar ini? Kekayaannya sudah cukup untuk membalas dendamnya? Penpu itu benar-benar aneh.
Aku tidak menyangka hari sudah siang. Aku berdiam diri di kasur besar memikirkan cara agar menyingkirkan penipu itu. Ide yang ada di kepalaku ingin aku lakukan tapi aku sulit meminta bantuan kepada orang yang bias kupercaya. Tunggu, aku punya 1 teman yang sangat jenius. Aku segera menelpon temanku itu dengan telepon rumah. Tak lama, dia mengangkatnya.
" Halo!"
" Halo, Ferdinan?"
" Sandra? Apa itu kau? Tumben sekali kau menelponku, ada apa?"
" Ceritanya panjang, Ferdinan. Kapan-apan aku akan menceritakannya. Begini, aku ingin kau membuat surat warisan palsu milik ayahku. Apa kau bisa?"
" Serahkan itu padaku."
" Lalu aku ingin kau mengganti surat warisan asli mulai dari media cetak maupun online menjadi surat warisan palsu itu. Dan 1 lagi, aku ingin kau menyogok hakim yang aku temui besok untuk bilang kalau surat warisan yang aku bawa adalah palsu."
" Tapi Sandra surat warisannya aku harus menggantinya dengan apa?"
" Disitu kan ada namaku, kau ganti namaku dengn nama kakakku, Rizky Blade."
" Oke."
" Tolong rahasiakan kepada siapa pun hanya kita yang tahu tentang rahasia ini. Oh ya 1 lagi Ferdinan. Aku harap kau datang ke Stasiun Nellington dengan membawa surat warisan palsu itu besok malam."
" Baik." Aku pun langsung menutup teleponnya dan berharap rencana itu berhasil.
Hari pernikahan. Sebenarnya dulu aku sangat menantikan pernikahan yang aku inginkan tapi mimpi itu hilang tanpa jejak. Aku benar-benar tidak mengharapkan hari ini terjadi. Pesta sudah dipersiapkan. Semua tentang pernikahan sudah dipersiapkan. Dan sekarang aku sedang memakai baju pengantin. Setelah selesai, akhirnya aku dibawa ke gereja untuk melakukan janji pernikahan.
Aku berjalan menuju pastor dan penipu itu. Aku berharap Ferdinan datang tepat waktu. Janji pernikahan mulai dibacakan oleh pastor.
" Tom Riddle, apa kau bersedia menjadi suami dari Sandra Blade?" Kata Pastor.
" Aku bersedia." Jawab Tom dengan semangat.
" Sandra Blade, apa kau bersedia menjadi istri dari Tom Riddle?" Kata Pastor. Sebenarnya aku tidak ingin menjawab tapi tiba-tiba seseorang mendobrak pintu gereja.
" TUNGGU SEBENTAR!" kata seseorang itu dan ternyata dia adalah Ferdinan. " Orang itu penipu! Dia sudah memalsukan sebuah surat warisan!" Seru Ferdinan. Gerombolan polisi memasuki gereja itu dan mencoba menangkap Tom.
" Tunggu, apa-apaan ini?" Tom bingung.
" Kau penipu, Tom! Kau sudah memalsukan surat warisan. Aku sudah membawa surat yang asli.
" Itu tidak mungkin. Surat warisan yang aku bawa adalah asli. Robert, bawa kemari surat warisan itu." Perintah Tom. Robert yang duduk didepan itu pun beranjak dan membawakan surat warisan itu. " Kau lihat? Ini asli!" Kata Tom ambil membawakan surat warisan ke Ferdinan.
" Daripada nanti terjadi yang tidak terduga, aku akan memanggil pengacara yang sudah aku siapkan. Pak pengacara tolong lihat surat warisan ini." Ferdinan memberikan surat itu ke pengacara. Pengacara itu melihat dan membandingkan.
" Surat warisan dari Tuan Tom Riddle adalah palsu. Inspektur, tahan Tuan Tom Riddle karena sudah memalsukan surat warisan." Perintah pengacara. Inspektur menyuruh polisi untuk membawa Tom ke kantor polisi.
" Tunggu, apa? Ini mustahil! Tidak mungkin surat itu palsu." Akhirnya Tom Riddle dipenjara selama 20 tahun dan kekayaannya disita oleh polisi karena dianggap Tom melakukan korupsi.
Setelah itu, aku membebaskan keluargaku yang dibantu oleh Ferdinan dengan otak "Hacker" nya. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa Ferdinan datang dengan para polisi itu.
Sebenarnya saat aku bertemu dengan Ferdinan sehari sebelum penikahan, aku menceritakan kejadian itu kepada Ferdinan dan meminta untuk datang ke pernikahan dengan membawa segerombolan polisi beserta pengacara untuk menunjukkan bukti kalau Tom Riddle bersalah.