" Jadi begitu ceritanya ya, bu. Danadyaksa memang kejam!" Kata Kandini setelah mendengar cerita panjang dari Putri Agniya.
" Ayo, ikut aku! Aku mau meminta izin kepada Pangeran Pundhistira." Mereka pun pergi ke ruang rapat.
Pangeran Pundhistira sedang rapat dengan pangeran yang lain dan para mentri. Putri Agniya ingin berbicara dengan suami-suaminya. Pangeran Pundhistira menyanggupinya dan menyuruh para mentri untuk pergi. Mereka berbicara tentang mengadopsi Kandini. Dia hanya mendengarkan dari luar ruangan, dia sangat takut campur senang. Tak lama kemudian, pelayan keluar dari ruangan itu dan menyuruh Kandini untuk masuk. Hati Kandini merasa deg-degan dan akhirnya dia masuk di ruangan itu. Kandini takut kalau dia tidak diadopsi dan harus melakukan apa jika mereka tidak diadopsi.
Wajah para pangeran menandakan kalau Kandini tidak diterima dan wajah Putri Agniya tampak menyesal. Tubuh Kandini gemetaran ketika menghadap Pangeran Pundhistira.
" Kandini, aku ingin berbicara denganmu. Kami..... bersedia untuk menjadikanmu sebagai anak kami." Kata Pangeran Pundhistira. Kandini terkejut dan gembira mendengarnya. Pangeran Pundhistira beserta yang lain tersenyum melihat Kandini gembira. Dia pun sangat berterima kasih kepada semua yang ada di ruangan itu. " Kandini, aku ingin tahu banyak tentangmu." Sambil duduk yang diikuti dengan yang lain.
" Aku berasal dari desa Mandala. Orang tuaku meninggal sebelum aku merantau. Ibuku pernah bercerita bahwa aku terlahir dari keturunan dewa bulan dan dewi bintang. Saat aku merantau, aku menemukan desa yang dipimpin oleh raksasa jadi aku mengalahkannya dan dia menjadi pria tampan, dia ingin menjadi pengikut setiaku dan berubah menjadi kera." Tiba-tiba Katif datang dan naik ke pundak Kandini.
" Tunggu, kau bisa mengalahkan raksasa? Kak Bimadara, sepertinya kau sudah dikalahkan oleh dia." Usil Pangeran Sadina.
" Aku tidak mengalahkannya sendiri tapi aku dibantu oleh dewi bintang. Aku pernah belajar seni bertarung pedang oleh ayahku. Ayahku dulu pensiunan prajurit tapi beliau dipecat tanpa sebab apapun."
" Yang mulia, aku baru ingat sudah setahun Pangeran Arnaka menjalankan hukuman jadi besok kita sambut beliau dan memberitahukannya tentang Kandini." Kata Putri Agniya.
" Dan 1 minggu lagi kita dinobatkan menjadi Raja dan Ratu." Kata Pangeran Bimadara.
" Benar, tapi aku ingin Kandini juga dinobatkan sebagai putri kerajaan." Kata Raja Pundhistira.
" Hah... aku?" Kandini terkejut. " Baiklah raja eh... maksudku ayah." Kandini tersenyum.
Setelah itu, Ratu Agniya mengajak Kandini untuk melihat isi istana. Putri Agniya menujukkan sesuatu pada Kandini yaitu tempat latihan khusus raja. Sejak dulu, Kandini ingin lebih banyak belajar tentang seni bertarung dan kesempatan Kandini untuk belajar bertarung di tempat latihan itu tanpa sepengetahuan siapapun.
Keesokan harinya, para pelayan menyiapkan sambutan untuk Pangeran Arnaka. Kandini memakai baju yang istmewa dan nampaknya dia mulai menyukai baju indah tersebut. Pangeran dan Putri sudah menunggu di gerbang istana tapi Kandini masih berjalan menuju gerbang istana.
Arnaka datang dengan pakaian seperti pendeta. Mereka semua senang dengan kedatangan Arnaka.
" Arnaka, aku ingin menujukan sesuatu kepadamu." Kata Pangeran Pundhistira
" Apa itu, kak?" Tanya Pangeran Arnaka.
" Putri Agniya memaksaku untuk mengadopsi anak perempuan yang tidak sengaja bertemu di sungai jadi aku memperbolehkannya. Ternyata dia adalah anak nelayan tapi orang tuanya meninggal."
" Benarkah? Jadi dimana dia?" Pangeran Pundhistira memanggil Kandini dan rupanya Kandini berjalan menuju Pangeran Arnaka.
" Apakah dia?"
" Benar, Arnaka. Dia akan menjadi anak kita dan aku berpendapat kalau dia akan menjadi putri kerajaan."
" Salam, Yang mulia. Perkenalkan namaku adalah Kandini." Pangeran Arnaka tersenyum melihat Kandini.
Malamnya, Kandini mencoba berlatih bertarung di tempat latihan itu. Dia berlatih dasar-dasar seni bertarung dari ayahnya. Dia sangat bersungguh-sungguh melakukannya dan tak sengaja hampir mengenai leher Pangeran Arnaka yang tiba-tiba datang.
" Yang mulia! Maafkan aku, aku benar tidak tahu kau ada disana dan aku seharusnya tidak belajar bertarung karena aku perempuan." Pangeran Arnaka hanya tersenyum. Kandini dengan malu-malu pergi meninggalkan Pangeran Arnaka.
1 hari sebelum penobatan, para pelayan menyiapkan persiapan untuk penobatan. Para Pangeran mengundang semua raja, mereka juga tidak lupa mengundang keluarganya yang ada di Kerajaan Ataram.
Keesokan harinya, Para Raja tiba di Kerajaan Nagasta tapi keluarga dari Kerajaan Ataram tidak datang kecuali Kakek Bisma dan Ibu Kisandra. Ternyata Pangeran Danadyaksa, Pangeran Dikarna, Raja Kara dan Paman Sahkini datang terakhir. Mereka takjub melihat istana itu tapi Pangeran Danadyaksa iri kepada Para Pandish. Pangeran Kasran sudah datang sebelum para Raja datang.
Ritual pemujaan dimulai, mereka meminta restu kepada dewa untuk menyejahterahkan kerajaan itu. Setelah itu, Pangeran Pundhistira dinobatkan menjadi Raja Kerajaan Nagasta, Putri Agniya dinobatkan menjadi Ratu Kerjaan Nagasta dan Kandini dinobatkan menjadi Putri Kerajaan Nagasta. Tapi Kerajaan Nagasta masih belum mempunyai penasihat kerajaan, jadi Pundhistira yang sudah menjadi raja itu pun memutuskan agar saudara dari para raja untuk menjadi penasihat kerajaan. Para Pandish ingin Kakek Bisma menjadi penasihat tapi dia memilih Pangeran Kasran menjadi penasihat kerajaan. Para Raja pun setuju atas keputusan Kakek Bisma. Akhirnya Pangeran Kasran sekarang menjadi penasihat kerajaan Nagasta.
" Lihatlah, paman. Mereka bisa menjadi raja dan mereka senang tapi aku disini marah karena mereka mempunyai kerajaan indah nan megah ini." Dengan nada kesal.
" Tenanglah, anakku. Aku bisa
membuat Para Pandish itu menjadi gelandangan."
" Bagaimana caranya, paman?" Pangeran Danadyaksa penasaran.
" Aku akan menceritakan saat kita kembali ke kerajaan kita."
Penobatan selesai, para Raja kembali menuju ke kerajaannya. Diperjalanan, Paman Sahkini menceritakan rencana agar kerajaan Para Pandish menjadi milik Danadyaksa.
" Anakku, kita tantang mereka dengan permainan dadu dan mempetaruhkan hartanya. Aku yakin kita pasti menang dengan curang."
" Itu ide bagus, paman. Tentang putri kerajaan yang barusan dinobatkan, aku ingin tahu tentang dia dan kenapa bisa dia bertemu dengan Para Pandish."
" Aku dengar gosip dari pelayan kalau dia adalah anak nelayan yang berasal dari desa mandala tapi ibunya bercerita kalau dia dilahirkan dari keturunan dewi bintang dan dewa bulan. Orangtuanya meninggal karena penyakit langka jadi dia merantau. Dia pernah mengalahkan raksasa yang bernama Digdaya. Dia bertemu dengan Agniya di sungai dan dia membawa Kandini ke istana. Tak lama kemudian, dia diangkat sebagai anaknya karena dulu Agniya ingin sekali anak perempuan."
Pangeran Danadyaksa menceritakan tentang putri kerajaan Nagasta yang baru kepada anaknya, Laksmi. Dia lebih tua dibandingkan Kandini. Sifatnya sangat mirip dengan ayahnya yaitu suka merebut barang orang.
" Hah? Kenapa bisa? Dia adalah anak nelayan tapi sekarang sudah menjadi putri kerajaan. Ayah, kapan engkau menjadi raja? Aku tidak boleh kalah dengan anak seperti itu." Dengan nada kesal dan marah.
" Tenanglah, sayang. Aku punya rencana untuk membuatmu menjadi putri kerajaan yang paling terkenal diseluruh dunia." Jawab Danadyaksa.
" Apa itu, ayah?" Dandyaksa menceritakan rencana yang diberitahukan oleh Paman Sahkini. Ternyata Laksmi suka dengan rencana tersebut.