Harris dan Tania kembali ke tempat Blackness Temple. Harris melihat seperti asap disebelah Blackness Temple. Ternyata asap itu adalah api unggun. Harris mendengar suara ritual itu tapi suara itu lebih menyeramkan dibandingkan sebelumnya. Di sisi lain ada tenda yang sedikit lebih besar. Harris mengendap-endap di belakang tenda untuk melihat isi dalam tenda itu. Harris mengambil pisau didalam tasnya.
" Harris apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Tania.
" Aku mau mengintip isi tenda."
Harris melihat dalam tenda dan ternyata didalamnya ada Aryan yang diikat oleh anggota Blackness Order.
" ARYAN!" dengan nada kaget.
" Shh... nanti mereka dengar." Sambil menutup mulut Harris.
" Bagaimana ini? Aryan ada disana! Tunggu aku punya ide."
Harris mengambil sebuah pakaian yang berwarna merah dan putih tak lain adalah baju anggota Blackness Order di dalam tasnya.
" Tunggu, dimana kamu mendapatkan baju itu?"
" Aku mengambilnya di rumah Paman Sahir untuk berjaga-jaga atau untuk bukti di kantor polisi."
" Kamu mencurinya?"
" Bukan, hanya meminjam."
Harris memakai baju itu walaupun dia agak kesulitan karenan baju itu sangat rumit untuk memakainya.
" Bagaimana? Mirip dengan mereka kan?"
" Hm.. iya sih mirip tapi sedikit agak..."
" Kurang tinggi, aku tahu itu."
" Bergegaslah, jika tidak Aryan bisa mati sia-sia di tangan Blackness Order."
Harris berjalan di kerumunan anggota Blackness Order walaupun dia agak aneh dibandingkan dengan anggota-anggota tersebut. Paman Sahir menaiki panggung kecil untuk memberitahukan sesuatu.
" Wahai pengikut Blackness Order, akhirnya kita dapat berkumpul kembali di ritual suci ini. Kita akan melakukan ritual besar dengan pengorbanan seorang musuh bebuyutan kita yaitu remaja laki-laki itu. Remaja itu telah mengetahui semua hal tentang kita, Blackness Order, bahkan dia tidak segan-segan memanggil pihak berwenang untuk menangkap kita. Tapi hari ini kita melawan mereka dan menangkap musuh bebuyutan kita untuk dijadikan sebuah pengorbanan. HIDUP BLACKNESS ORDER!"
" HIDUP BLACKNESS ORDER!" disusul dengan anggota Blackness Order.
Harris kaget setelah mendengar itu.
Aryan musuh bebuyutan? Tapi kenapa bisa jadi musuh bebuyutan?atau jangan-jangan orang yang mengetahui rahasia Blackness order adalah musuh bebuyutan Blackness Order. Aku harus mengeluarkan Aryan dari tempat terkutuk ini.
" Hey.. KAMU!" sahut Paman Sahir selaku pemimpin Blackness Order.
" Eh... saya?" kaget Harris yang sedari tadi melamun.
" KAMU! Melamun saja, bawa tawanan kita kesini, SEKARANG JUGA!"
" Siap, pak!"
Harris pun bergegas pergi ke tenda tawanan itu. Harris memasuki tempat itu. Aryan kaget melihat Harris memakai pakaian dan topeng Blackness Order.
" Tolong, lepaskan aku. Aku janji tidak akan melakukan itu." Dengan nada menyesal.
Harris heran melihat Aryan yang meminta tolong untuk dilepaskan. Harris baru sadar bahwa dia menyamar sebagai anggota Blackness Order paling aneh.
Oh iya-iya aku kan nyamar jadi anggota Blackness Order. Kesempatanku buat menjahili Aryan biar kapok dia hahaha....
" Aku akan melepaskanmu tapi dengan 1 syarat."
" Apa itu wahai Blackness Order yang agung?"
" Kamu harus mengatakan 'sahabat sejati, setia dan yang tertampan adalah temanku Harris.' dan cepat katakan, kalau tidak kau akan kubunuh dan kujadikan persembahan, CEPAT KATAKAN!"
" B-baiklah, sahabat sejati, setia dan yang tertampan adalah temanku Harris. Tunggu... darimana kau tahu kalau temanku adalah Harris?"
" HAHAHA... ini aku Harris." Sambil membuka topengnya.
" Harris, kau mengagetkanku saja."
Harris melepaskan ikatan pada Aryan. Harris melepaskan pakaiannya dan segera keluar dari tenda tersebut lewat lubang yang disobek oleh Harris.
Mereka mengendap-endap untuk menjauhi tenda itu. Tania yang semenjak tadi bersembunyi dibalik semak-semak melambaikan tangan yang tandanya mereka harus sembunyi di tempat itu.
" Sebaiknya kita harus pergi dari sini." Kata Aryan.
" Tapi bagaiman dengan rencana kita?" jawab Harris.
" Itu kita bicarakan nanti di rumahku. Kita harus bergegas sekarang!"
Di sisi lain, pemimpin Blackness Order alias Paman Sahir tidak sabar menunggu tawanannya untuk keluar. Paman Sahir menyuruh 2 anggota Blackness Order untuk memeriksa. 2 anggota Blacckness Order pun kembali dengan rasa kaget karena Aryan sebagai tawanan pun menghilang dan ada pakaian beserta topeng Blackness Order yang terjatuh. Paman Sahir pun marah dan menyuruh semua anggota Blackness Order untuk menangkap Aryan.
Aryan, Harris dan Tania kaget mendengar terompet yang menandakan bahwa semua anggota Blackness Order melakukan pencarian. Mereka pun pergi dari tempat persembunyiannya mereka tapi mereka kepergok oleh Paman Sahir selaku pemimpin Blackness Order itu dan menyuruh anggota-anggotanya untuk menembakinya dan ternyata meleset. Paman Sahir menyuruh mengeluarkan senjata besar.
Aryan dan Harris masih berlari terbirit-birit sedangkan Tania menghilangkan entah kemana karena takut. Di depan Aryan dan Harris ada sebuah jurang dan disebelahnya ada air terjun. Blackness Order pun masih menangkap dan menembaki Aryan dan Harris.
" Aryan, bagaimana ini?" Tanya Harris dengan nada ketakutan.
" Kita lompat saja!" Teriak Aryan.
" APA?!! Apa kau gila?!!"
" Turuti perkataanku. Oke...1...2...3... LOMPAT!!!"
Mereka bersamaan lompat dari air terjun itu. Mereka berusaha berenang ke tepi dan bersembunyi dari Blackness Order sedangkan Blackness Order masih menembaki air terjun di bawahnya.
Aryan dan Harris menunggu Blackness Order itu pergi. Setelah Blackness Order pergi, mereka berlari dan bersembunyi di hutan asing. Mereka berjalan kedalam hutan dengan rasa putus asa. Mereka bingung merencanakan rencana selanjutnya. Mereka dikagetkan oleh Tania yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka.
" Teman-teman, kalian gak papa?" Tanya Tania.
" Kenapa kamu tiba-tiba tanya seperti itu?" Aryan berbalik tanya.
" Ya... soalnya kalian habis terjun dari ketinggian air terjun. Beneran gk papa?"
Aryan dan Harris mengangguk bersamaan.