Aryan, Harris dan Tania berencana untuk menangkap Paman Sahir dengan bantuan polisi. Keesokan harinya, mereka merencanakan taktik dan bersiap-siap untuk menangkap Paman Sahir. Aryan dan Harris datang kerumah Paman Sahir, dan para polisi mengepung rumah Paman Sahir tanpa sepengetahuannya. Aryan menjebak Paman Sahir untuk mengatakan tentang pembunuhan itu, sedangkan Harris melihat-lihat rumah Paman Sahir yang amat unik dan aneh.
" Aryan, bagaimana kau tahu kalau aku membunuh Tania?"
" Ya karena kami tahu semua tentang Blackness Order, tapi tak hanya itu kau adalah pemimpin dari Blackness Order, kan! Mengakulah selagi kau bisa!" sahut Aryan.
" Hm... aku kira kau adalah anak yang tak cukup pintar. Jadi, kau melawan aku dengan apa?" sambil menodongkan sebuah senjata.
" KATAKAN DENGAN APA?!!" dengan nada keras Paman Sahir.
" Dengan ini." Aryan pun mengeluarkan aba-aba pada polisi.
" ANGKAT TANGAN! ANDA KAMI TANGKAP DAN JATUHKAN SENJATA ANDA!" Teriak salah satu polisi kepada Paman Sahir
Paman Sahir pun menyerah dan menjatuhkan senjatanya. Tapi, tiba-tiba tembakan bius yang mengarah kepada salah satu polisi itu dan akhirnya polisi itu pun pingsan, disusul dengan tembakan bius yang lain. Dalam sekejab, semua polisi-polisi itu pun pingsan, hanya Paman Sahir dan Aryan yang tidak terkena tembakan itu.
" Aryan, kau bukan tak cukup pintar tapi KURANG PINTAR, HAHAHA...." tawa Paman Sahir. Paman Sahir pun mengeluarkan sebuah senjata tapi bukan senjata api melainkan senjata yang berisi bius. Aryan kaget melihat senjata itu dan senjata itu pun menembakkan ke arah Aryan, akhirnya Aryan pingsan.
Anggota Blackness Order muncul yang sedari tadi bersembunyi. Mereka senang karena dapat melumpuhkan Aryan dan Polisi-polisi itu.
Harris yang semenjak tadi belum puas melihat-lihat rumah Paman Sahir. Harris melihat dari kamar ke kamar. Tapi, ada 1 pintu yang membuat Harris penasaran apa isi kamar tersebut. Harris membuka pintu itu dan isinya ada sebuah tangga mengarah keatas. Harris semakin penasaran apa yanga ada diatas. Setelah menaiki tangga, Harris melihat ruangan yang begitu besar dan megah.
Kenapa ada ruangan besar dan megah diatas sini padahal dibawah terlihat biasa-biasa saja.
Ruangan itu sangat gelap dan hanya 1 lilin saja yang membuat ruangan itu sedikit suram. Harris mengambil senter di dalam tas yang begitu besar dan sedikit berat. Isi dari ruangan itu dipenuhi simbol Blackness Order. Di dinding pun penuh dengan banyak sekali foto berbingkai yang sangat besar tapi Harris merasa foto itu seperti pemimpin Blackness Order di setiap periode. Harris melihat di ujung tembok ada foto Paman Sahir yang berpose ala bangsawan dan di sebelahnya ada Paman Musada yang pernah menjabat tahun lalu.
Di ujung Ruangan itu ada sebuah patung besar yang berbentuk Kambing hitam bersayap dan di depan patung terdapat banyak sekali sesajen dan darah manusia. Harris pun membuktikan bahwa Paman Sahir memang Pemimpin Blackness Order. Harris pun memotret ruangan itu dan kembali. Tapi sebelum kembali, Harris melihat sebuah lemari di belakang tangga.
Kenapa lemari ini ada di sebuah ruangan yang menyeramkan ini lagian di pintu lemari itu ada simbol Blackness Order, cukup mencurigakan.
Harris membuka lemari itu dan ternyata isinya hanya baju dan topeng Blackness Order.
Baju dan topeng Blackness Order ada disini. Hmm.... Sebaiknya aku ambil saja buat jaga-jaga dan kalau bisa buat bukti polisi.
Harris pun mengambil baju itu dan memasukkannya kedalam tas yang sedikit berat itu. Harris keluar dari ruangan itu dan menuruni tangga tengah untuk melihat apakah rencana itu berhasil atau tidak. Harris kaget melihat polisi-polisi itu pingsan.
" Tunggu, dimana Aryan dan Paman Sahir? Atau jangan-jangan....."
Harris pun bergegas lari untuk menemui Tania di rumah Aryan dan membiarkan polisi-polisi itu pingsan. Harris melihat pintu rumah Aryan yang tandanya keluarga Aryan sedang tidak ada dirumahnya tapi Harris melihat Tania di balik jendela. Harris pun bergegas untuk menemui Tania. Tania kaget mendengar itu.
" Bagaimana ini, Harris? Aku takut dia akan mati dan tidak bisa menuntaskan kasus ini." Tanya Tania.
" Tenang, aku punya ide tapi ide ini cukup gila dan pasti berhasil." Jawab Harris.
Harris pun mengambil kertas untuk memberikan rencana kepada Tania. Tania pun setuju atas rencana Harris dan mereka bersiap-siap untuk menyelamatkan Aryan.