Selepas pulang sekolah, mereka mencari info tentang Blackness Order walaupun Blackness Order tidak dapat ditemukan bukti tapi berkat ingatan Paman Sahir yang masih belum hilang mereka dapat info tentang Blackness Order. Ditengah pencarian, Aryan menemukan surat kabar tentang Blackness Order. Disitu terdapat berita tentang identitas anggota Blackness Order yang tertangkap basah oleh wartawan. Nama anggota itu adalah Alex. Aryan, Tania dan Harris berniat mendatangi orang tersebut dengan bantuan Paman Sahir.
Sorenya, mereka mencari alamat anggota Blackness Order yang bernama Alex tersebut. Tak lama akhirnya mereka menemukan alamat Alex di internet dan mendatanginya. Rumah tersebut cukup terurus tapi lagi-lagi Aryan melihat lambang itu lagi di dinding depan rumah tersebut. Setelah lama menunggu akhirnya paman yang bernama Alex itu pun membukakan pintu. Paman Alex kaget melihat Paman Sahir. Paman Alex merasa ketakutan dan dia pun menutup pintu tetapi pintu itu terhadang oleh Paman Sahir.
“ Tunggu, kami mau bicara.” Sahut Paman Sahir.
“ Tolong tinggalkan aku!” sambil berusaha menutup pintu
“ Beri kami kesempatan. Ini tentang pembunuhan gadis tersebut.”
Paman Alex terhenti dan membukakan pintu “ Pembunuhan gadis?”
“ Benar.”
“Masuklah.” Akhirnya paman Alex memperbolehkan mereka untuk masuk kerumahnya.
Mereka mencoba memberitahukan dan mengingat kejadian tersebut kepada paman Alex. Paman Alex dulunya pengikut setia dari pemimpin Blackness Order jadi dia adalah saksi dari kejadian tersebut.
Aryan bertanya “ Apakah kau bisa menceritakan kejadian itu?”. Paman Alex menyanggupinya.
“ Saat kejadian itu, kami menganiaya gadis itu sampai dia tak sadarkan diri. Sementara itu pemimpin Blackness ingin menembak gadis itu selagi dia tak sadarkan diri tetapi aku menghadangnya.
' Sudahlah Tuan, jangan bunuh gadis itu.'
' Ada apa denganmu? Dia telah mengetahui rahasia kita.' Sahut pemimpin dari Blackness Order itu.
' Tapi ini sudah keterlaluan.'
' Kita adalah Blackness Order. Siapa pun yang mengetahui keberadaan kita. Mereka harus mati.'
' Tapi dia hanya seorang gadis.'
' Hah! Sudahlah!' Sambil mendorongku. ' Jika kau menghadang aku lagi, kau akan kubunuh sekalian dengan gadis itu.' Akhirnya pimpinan itu menembak gadis itu saat dia mulai sadarkan diri.
" Itulah kejadiannya, aku merasa menyesal tentang kejadian itu. Jika aku menolongnya, aku akan dibunuh oleh pimpinan itu dengan sadis." Aryan dan Paman Sahir merasa heran mendengar cerita tersebut.
" Jika paman adalah pengikut setia dari pemimpin Blackness Order, tapi kenapa tertangkap basah dan membocorkannya pada wartawan?" Tanya Aryan.
" Karena organisasi itu sudah kelewatan membunuh orang-orang tak bersalah."
“ Tunggu, membunuh orang-orang tak bersalah? Maksud anda?”
“ Mereka yang sudah dibunuh telah mengetahui keberadaan Blackness order.”
“ Paman bisa memberitahu kepada kami lebih banyak lagi tentang Blackness Order seperti rencana atau yang lain, mungkin?”
“ Maaf nak Aryan, aku tidak bisa memberitahukan lebih banyak lagi. Itu sudah rahasia kami.”
“ Jika itu rahasia, kenapa anda memberitahu tentang gadis itu?”
Paman Alex ingin menjawab itu tapi tak sanggup “ hm… sebaiknya kalian kembali saja. Saya ada urusan penting.” Paman Alex menyuruh mereka untuk pergi.
Aryan kesal karena perbuatan Blackness order “ Huh… Dasar Blackness Order yang terkutuk. Bisa-bisanya mereka membunuh orang dengan mudah. Aku janji aku akan menemukan jasad Tania dan jasad orang-orang tak berdosa itu bagaimanapun caranya.” Dengan nada kesal.
“ Tenanglah Aryan jangan emosi seperti itu kita akan menemukan pemimpin Blackness Order itu.” Sahut Harris sambil menenangkan Aryan.
Beberapa hari kemudian, terdapat berita bahwa Paman Alex telah dibunuh. Paman Alex dibunuh dengan cara ditembak pada bagian dahi dan terdapat juga simbol Blackness Order yang begitu besar di dadanya. Aryan tercengang dan kaget melihat berita itu di koran. Koran itu menjelaskan bahwa bukti di tempat kejadian perkara tidak ditemukan. Polisi masih mencari siapa pembunuh Paman Alex.
Aryan merasa ketakutan dengan Blackness Order. Aryan memberitahukan pada Paman Sahir tentang berita tersebut. Ini menjelaskan bahwa Blackness Order tahu apa yang dilakukan Aryan sekarang.
“ Bagaimana ini, paman?” Takut Aryan.
“ Tenang pasti ada jalan keluarnya.”
Aryan semakin kebingungan bagaimana cara menyelesaikan masalah ini. Tiba-tiba Paman Sahir berkata “ Aryan aku punya ide.”
“ Apa itu paman?”
“ Kita harus mencari info tentang Blackness Order yaitu dengan cara bertanya kepada mantan pemimpin Blackness Order.”
“ Paman tahu siapa dia?”
“ Iya dia adalah Musada.”