Sudah kelima kalinya Cella melihat ada bunga mawar tergeletak di laci meja sekolahnya. Ini sebuah pertanda buruk atau ada orang yang mengancam nya atau ada yang sengaja mengerjainya atau atau atau. Pikiran Cella berputar-putar; membuatnya pusing. Selama ini bunga-bunga mawar yang sudah terkumpul itu dibawa pulang dan diletakkan di vas bunga di teras kamarnya. Setiap Cella penat, Ia selalu menyiram dan menghirup aroma bunga itu. Dan itu membuatnya senang. Dibalik rasa senangnya itu, Ia dihantui rasa penasaran. Ah! Sepertinya tidak mungkin kalau ada orang yang memberikan ini kepadaku. Aduh, laci meja ini menyeramkan!
"Aduh!" Cella berteriak; terbuyar dari lamunannya setelah merasakan nyeri di keningnya.
"Wey bengong lagi kan lo." Kika yang baru datang langsung mengambil tempat duduk disamping meja Cella.
"Kenapa? Dapet bunga lagi ya, sist?" Tanya Kika sembari bercanda.
"Iyanih sist. Dari siapa ya kira-kira?” Cella menjawab dengan muka yang super bingung. “udah 5 kali nih.”
"Jangan-jangan dari......." Jawaban Kika ini membuat Kika dan Cella menoleh ke arah belakang sambil melihat Parjo yang sedang ngupil sembari melihat Kika dan Cella lalu melambaikan tangan dengan wajah ceria.
"Cie kan Cella hahahahahhahaaahaha.”
"Ya Tuhan semoga bukan dari dia Ya Tuhan, yaampun yaampun" Cella membuat gestur sedang memohon dan mimik sedih yang dibuat-buat.
"Halah kepedean amat lo ah. Emang ada yang mau ngasih lo bunga?!" Tiba-tiba ada suara nge-bass yang nyeletuk.
"Apaan sih, sirik aja lo, Ngga." Cella memasang muka sewotnya.
Sudah 5 hari ini Angga gencar banget buat Cella kesal. Semenjak ada kejadian “bunga di laci meja” itu, Angga selalu menggoda-nggoda Cella. Dan setiap ada Angga, Cella pasti memasang muka sewotnya. Angga ini adalah teman sekelas Cella, bahkan teman sekolahnya sejak taman kanak-kanak. Kika juga teman Cella sejak sekolah dasar. Sifat Angga berubah jadi nyebelin saat masuk SMA ini. Dasar aneh.
"Hih siapa yang sirik ah. Risih banget gue ngeliat lo daritadi pamer-pamerin bunga."
"Lagian siapa juga yang nyuruh lo liat, huu.”
"Ah gue ngga.........”
"Ah! Berisik deh kalian. Gambar gue jadi ancur kan! Berantem terus lo ah dari kemarin. Cape banget dengernya.” kebisingan yang dibuat Cella dan Angga membuat Kika yang sedang menggambar kehilangan mood-nya.
TEEEEET
Bel masuk pun berbunyi dibarengi dengan masuknya Bu Indah; membuat semua anak di kelas, termasuk Angga yang tadi berdiri, duduk di tempatnya masing-masing.
“Ah!” Angga pun kembali ke tepat duduknya sambil terlihat kesal.
***
Esoknya, Cella sengaja datang pagi-pagi ke sekolah. Kepenasarannya sudah memuncak tentang bagaimana dan darimana bunga itu berasal. Dia pun tak yakin kalau hari ini bunga itu datang atau tidak. Duh, pikirannya mulai acak-acakkan. Dan Cella pun berhasil datang pagi sekali, karena pemandangan dikelasnya hanya ada Parjo yang sedang mengupil (lagi) dan Ina yang sedangmembaca buku William Shakespare. Kedua anak itu memang sangat bersemangat sekali ke sekolah!
“Hai Cellaaa, kok tumben dateng nya pagi banget!” Sapa Parjo yang sudah ada di depan pintu kelas dan membenarkan posisi kacamata tahun 90-annya itu.
“Eh iya nih, Jo, lagi pengin dateng pagi aja.” Balas Cella seraya berjalan cepat ke mejanya. Dia pun lalu menunduk ke laci mejanya. Diluar dugaannya,ternyata bunga mawar ini lebih dulu sampai ke sekolah.
“Jo, Parjo, tadi pagi liat ada orang yang ke kelas ini nggak?”
“Waduh, enggak tau, Cella. Saya baru dateng 10 menit yang lalu Cell. Co..coba aja tanya sama Ina.” Jawab Parjo dengan muka bingungnya.
“Na, liat ada or..................................” belum sampai Cella menoleh, Ina sudah mendengkur keraaas sekali, dan ternyata ia tertidur. Banyak kejadian-kejadiananeh dikala datang pagi. Pertama Parjo, sekarang, Ina. Oh bumi telan aku! Dalam hati Cella berjanji untuk tidak datang pagi lagi. Eh tapi kenapa bunga ini datangnya pagi sekali ya? Apa ini bunga jadi-jadian? Oh tidak!! Pikiran- pikiran aneh pun mulai menghantui Cella. Aku sudah menyerah!
***
"Cell, sini, gue harus ngasih tau lo sesuatu." Kika menarik lengan seragam Cella keluar dari kamar mandi menuju ke lapangan basket saat istirahat ke-2.
"Lo liat tuh diatas ring" Cella terbelalak saat melihat tas nya tergantung di ring basket.
"Loh, kerjaan siapa nih?! Perasaan gue baru kekamar mandi sebentar doang deh.sial." gerutu Cella yang hanya bisa melihat ring sambil mencari-cari cara untuk mengambilnya. Dari kejauhan Cella melihat Angga dan teman-temannyayang berada di sudut lapangan basket sedang tertawa sembari menunjuk- nunjuk ke arah ring basket. Raut wajah Angga tampak menunjukkan senyum kemenangan.
"Oh kayaknya gue tau nih kerjaan siapa." raut wajah Cella berubah menjadi tegang. Alisnya mengkerut, matanya menyipit, bibirnya mengatup, kepalanya menunduk. Liat aja ya lo, Angga. Ini udah keterlaluan!
Esoknya, Cella datang pagi lagi. Kali ini bukan karena bunga misterius itu (diasudah menyerah, kok) tapi karena ojek langgananya menjemput lebih cepat. Oh tidak! Ojek sialan! Aku terjebak lagi di susana pagi ini! Tapi saat Cella iseng-iseng mengecek laci mejanya, bunga mawarnya tidak ada. Dan cella punbingung harus senang, lega atau sedih.
Cella sangat sangat sangat ingin mengerjai Angga bagaimanapun caranya!
Itulah lamunan Cella saat istirahat tiba 2 menit yang lalu. Walaupun sampai sekarang belum ada ide ‘nakal’ apapun untuk balas dendam. Disaat Cella sedang bengong memikirkan ide ‘nakal’ itu, di sudut kaki meja Cella ada kecoa yang sedang hinggap. Cella pun senyum-senyum sendiri. Dasar cowo aneh!
***
Istirahat pun tiba, semua siswa SMA Cinta Bakti membaur ke sana dan kemari. Cella pun ke kantin dengan kecoa yang digenggamnya sambil takut- takut, rencana ‘dadakannya’ ini berhasil atau tidak. Pandangan Cella terhenti di pojok kantin yang menyediakan bakso-bakso dan Angga pun sedang membeli bakso. Cella pun berjalan cepat sambil berhati-hati dengan genggamannya ke arah tempat bakso dan tepat berada di belakang Angga. Disaat Angga ingin membalikkan badan sambil membawa mangkok bakso, Cella pun kaget dan langsung melepaskan genggamannya yang berisi kecoa itu (ouch!). Spontan Angga loncat dan melemparkan mangkuk baksonya. Suasana kantin seketika hening, dan pandangan mata semua pengunjung kantin tertuju pada Angga dan Cella. Angga dan Cella pun saling menatap dan hanya diam. Yaampun! Ini diluar dugaan kalau dia bakal sampai loncat kayak gini! Bumi, benar-benar telan aku sekarang! Cella panik dalam hati. Angga pun menatap Cella dengan mendalam. Lalu dengan tubuh yang sudah basah kuyup, Angga mengeluarkan bunga, yang juga sudah basah, dari saku celanannya dan menyodorkannya ke arah Cella sambil tersenyum, “Maaf, hari ini gue telat.”