Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Final Promise
MENU
About Us  

Minggu itu dimulai dengan cuaca yang cerah. Ardan yang biasanya lebih suka menghabiskan waktu di kantor atau di rumah, kali ini merasa aneh. Ada perasaan tidak biasa yang menggelayuti hatinya. Sejak dia mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan Raya, banyak hal dalam hidupnya yang mulai terasa berbeda—lebih ringan, lebih cerah, dan yang paling penting, lebih hidup.

Pagi itu, saat dia sedang duduk di kantornya, ponselnya berdering. Itu pesan dari Raya.

"Ardan, lo lagi ngapain? Mau nggak pergi ke tempat yang agak jauh dari kota? Gue butuh teman buat jalan-jalan, nih!"

Ardan yang sedang sibuk mengerjakan laporan langsung tersenyum kecil saat membaca pesan itu. Meskipun dia merasa agak canggung dengan ide spontan, ada rasa penasaran yang muncul. Sudah lama dia tidak merasa tertarik untuk berlibur, apalagi dengan orang lain.

"Lo yakin gue harus ikut? Gue nggak tahu kalau gue bisa lepas dari pekerjaan, Raya."

"Lo cuma perlu satu hari buat nikmatin hal baru, kok. Gue janji nggak bakal ada pekerjaan di sana, cuma kita berdua dan tempat yang seru!"

Ardan menatap layar ponselnya, ragu-ragu. Namun, setelah beberapa detik, ia memutuskan untuk menerima ajakan itu. Mungkin ini saatnya untuk keluar dari rutinitas yang selama ini dia jalani.

"Oke, gue ikut. Tapi, lo harus pastiin nggak ada agenda dadakan yang bakal bikin gue bingung!"

Pesan balasan dari Raya datang dengan cepat. "Tenang aja, yang lo butuhkan cuma tawa dan santai. Gue bawa lo ke tempat yang pasti bikin lo nggak nyesel!"

Setelah beberapa jam bekerja, Ardan akhirnya selesai dengan tugas-tugas kantor yang menumpuk. Dia mengemas barang-barangnya dan pergi menuju tempat yang dijanjikan. Raya menunggunya di sebuah halte bus, dengan tas punggung besar yang terlihat lebih banyak daripada yang diperlukan untuk perjalanan singkat.

"Lo bawa semua peralatan camping, ya?" Ardan berkata sambil tersenyum kecil, melihat Raya yang begitu siap.

Raya tertawa. "Enggak, kok. Cuma beberapa barang aja. Gue pikir, kita akan menghabiskan waktu santai di tempat yang beda dari biasanya."

Perjalanan mereka dimulai dengan santai, menyusuri jalanan yang semakin jauh dari pusat kota. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka memasuki daerah pedesaan yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang asri dan udara segar. Ardan merasa sedikit terkejut dengan betapa menyenangkannya perjalanan ini, meskipun dia tahu bahwa dia belum sepenuhnya siap dengan segala kebebasan yang datang.

"Lo tahu, gue nggak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya," kata Ardan, melihat pemandangan yang hijau di sekitar mereka. "Biasanya gue cuma menikmati akhir pekan di rumah atau di kantor."

Raya tersenyum mendengarnya. "Itulah kenapa gue ngajak lo kemari. Lo harus keluar dari rutinitas itu, Ardan. Dunia ini jauh lebih besar dari sekedar angka-angka di layar komputer."

Ardan mengangguk perlahan. “Mungkin lo benar. Gue selalu terjebak dalam pekerjaan dan kalender yang padat. Gue bahkan nggak ingat kapan terakhir kali gue benar-benar menikmati waktu santai.”

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di tujuan mereka: sebuah villa kecil yang terletak di tepi danau. Tempat itu terasa sangat jauh dari keramaian, dengan suasana tenang dan damai yang seolah mengundang mereka untuk melupakan dunia luar.

Raya langsung membimbing Ardan menuju teras villa yang menghadap ke danau. Mereka duduk di kursi santai, menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Ardan merasa sedikit terkejut dengan ketenangan yang dia rasakan. Ternyata, jauh dari kota dan rutinitasnya, dunia terasa lebih lapang.

“Gimana? Gue jamin lo nggak bakal menyesal datang ke sini, kan?” Raya berkata dengan senyum penuh kemenangan.

Ardan mengangguk, mata masih tertuju pada danau yang tenang. "Lo benar. Ini jauh lebih baik daripada yang gue bayangkan."

Malam itu, mereka berbicara banyak hal. Dari kehidupan pribadi mereka, tentang impian dan ketakutan mereka, hingga hal-hal sederhana yang kadang terlupakan. Raya ternyata memiliki banyak hal menarik untuk dibicarakan, dan Ardan mulai merasa sangat nyaman berbicara dengannya. Bagi Ardan, ini adalah pertama kalinya dia merasa benar-benar bebas—tanpa tekanan pekerjaan, tanpa jadwal ketat.

Ketika malam semakin larut, mereka duduk di depan api unggun yang menyala. Raya membawakan dua cangkir kopi hangat dan menyerahkannya kepada Ardan.

"Terima kasih udah ikut gue ke sini," kata Raya dengan serius. “Gue tahu lo nggak terlalu suka keluar dari rutinitas, tapi gue senang akhirnya lo bisa merasain hal ini.”

Ardan memandangnya sejenak, menyadari bahwa mungkin inilah yang dia butuhkan—sesuatu yang lebih dari sekedar pekerjaan, sesuatu yang bisa memberinya perspektif baru.

"Lo bikin gue merasa lebih hidup, Raya," jawab Ardan dengan tulus. “Lo ngajarin gue kalau ada banyak hal yang bisa gue nikmati, selain cuma angka dan deadline.”

Raya tersenyum lebar. "Gue cuma pengen lo tahu, ada banyak cara buat nikmatin hidup tanpa harus terjebak dalam rutinitas."

Mereka duduk bersama di bawah langit malam yang dipenuhi bintang. Walaupun ada kesunyian yang melingkupi mereka, Ardan merasa sangat terhubung dengan Raya. Ada perasaan yang sulit dijelaskan, tapi ia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih dalam.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Gerhana di Atas Istana
23382      5552     2     
Romance
Surya memaksa untuk menumpahkan secara semenamena ragam sajak di atas kertas yang akan dikumpulkannya sebagai janji untuk bulan yang ingin ditepatinya kado untuk siapa pun yang bertambah umur pada tahun ini
karena Aku Punya Papa
498      360     0     
Short Story
Anugrah cinta terindah yang pertama kali aku temukan. aku dapatkan dari seorang lelaki terhebatku, PAPA.
Kasih yang Tak Sampai
692      454     0     
Short Story
Terkadang cinta itu tak harus memiliki. Karena cinta sejati adalah ketika kita melihat orang kita cintai bahagia. Walaupun dia bahagia bukan bersama kita.
Dalam Satu Ruang
189      131     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Cecilia
499      274     3     
Short Story
Di balik wajah kaku lelaki yang jarang tersenyum itu ada nama gadis cantik bersarang dalam hatinya. Judith tidak pernah menyukai gadis separah ini, Cecilia yang pertama. Sayangnya, Cecilia nampak terlalu sulit digapai. Suatu hari, Cecilia bak menghilang. Meninggalkan Judith dengan kegundahan dan kebingungannya. Judith tak tahu bahwa Cecilia ternyata punya seribu satu rahasia.
Sanguine
5753      1740     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Beautiful Sunset
844      526     3     
Short Story
Cinta dan Persahabatan. Jika kau memiliki keduanya maka keindahan sang mentari di ujung senja pun tak kan mampu menandinginya.
Monday vs Sunday
324      239     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
selamatkan rahma!
474      324     0     
Short Story
kisah lika liku conta pein dan rahma dan penyelamatan rahma dari musuh pein
Moira
26231      2674     5     
Romance
Diana adalah seorang ratu yang tidak dicintai rajanya sendiri, Lucas Jours Houston, raja ketiga belas Kerajaan Xavier. Ia dijodohkan karena pengaruh keluarganya dalam bidang pertanian dan batu bara terhadap perekonomian Kerajaan Xavier. Sayangnya, Lucas sudah memiliki dambaan hati, Cecilia Barton, teman masa kecilnya sekaligus salah satu keluarga Barton yang terkenal loyal terhadap Kerajaan Xavie...