Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Final Promise
MENU
About Us  

Ardan melangkah dengan langkah cepat menuju kantor, pikirannya masih berkelana kembali ke acara seni kemarin. Dia tidak bisa menahan senyum setiap kali mengingat betapa canggungnya dirinya di tengah keramaian itu, namun juga betapa menyenangkannya melihat Raya menjelaskan semua hal tentang seni dengan begitu santai.

Tapi hari ini, kehidupan kembali menjadi lebih serius—seperti biasa. Ardan baru saja duduk di mejanya ketika rekan-rekannya datang menghampiri. Dia menyambut mereka dengan senyum tipis, mencoba terlihat fokus meskipun pikirannya masih melayang.

"Eh, Ardan! Ada ide baru nih, yang harus kamu kerjakan," kata Rizky, teman satu timnya, sambil meletakkan beberapa berkas di meja Ardan.

Ardan menatap berkas itu, menghela napas panjang. "Pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan. Apa kabar dunia seni, ya?" gumamnya dalam hati.

Namun, meskipun pikirannya terus teringat akan Raya dan percakapan mereka kemarin, Ardan berusaha untuk fokus. Hari ini dia harus menghadiri rapat besar yang sudah dijadwalkan sejak lama. Dia sudah tahu—ini akan jadi rapat yang membosankan.

Setengah jam kemudian, rapat dimulai. Ardan duduk di kursi depan, dengan beberapa rekan kerjanya yang tampak sibuk berbicara tentang angka dan grafik. Mata Ardan mulai melayang, tetapi dia berusaha untuk tidak tertidur.

Tiba-tiba, pintu rapat terbuka, dan seseorang masuk dengan sangat ceria. "Maaf, saya terlambat!" suara itu langsung menarik perhatian Ardan.

Ternyata, yang masuk adalah Raya.

Ardan terkejut melihatnya berdiri di depan ruangan rapat, dengan pakaian kasual yang cukup mencolok di tengah para eksekutif yang tampaknya semuanya mengenakan setelan formal. Raya tersenyum lebar, seolah-olah ini adalah tempat yang paling nyaman untuknya. "Eh, Ardan! Kok gue bisa ada di sini?" Raya bertanya sambil melambaikan tangan ke arah Ardan.

Suasana rapat yang serius langsung berubah jadi kacau. Semua mata kini tertuju pada Raya yang tampak begitu ceria dan tidak terduga. Ardan hanya bisa mematung, tidak tahu harus berkata apa.

"Raya, apa yang lo—" Ardan mulai berbicara, namun sebelum sempat melanjutkan, Raya sudah mengacak-acak tasnya dan mengeluarkan sebuah kertas besar.

"Maaf banget, nih. Gue cuma mau ngasih tahu kalau, di luar sana, ada hal yang jauh lebih menarik daripada spreadsheet dan angka-angka ini," kata Raya dengan nada ceria, sambil menunjuk ke arah grafik yang ada di layar.

Semua orang di ruangan itu menatap dengan bingung, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ardan hanya bisa merasa malu, tapi juga geli dengan kehadiran Raya yang tidak terduga.

“Lo tuh, Raya... kenapa bisa-bisanya...” Ardan berusaha menahan tawa, tapi gagal. Beberapa rekannya mulai tersenyum simpul, dan akhirnya tertawa ringan.

Raya tersenyum dengan ceria. “Seni itu harus keluar dari kotak, kan? Dan kalau lo nggak bisa keluar dari kantor dan rapat yang membosankan ini, lo bisa coba merasakan kebebasan di luar sana, coba deh!"

Namun, keadaan jadi semakin lucu ketika Raya mengambil kursi kosong di sebelah Ardan dan duduk dengan santai, seolah-olah dia adalah bagian dari rapat tersebut. "Gue nggak bisa membiarkan Ardan sendirian dalam dunia yang penuh angka ini," katanya dengan nada penuh keisengan.

Selama sisa rapat, Raya tidak berhenti memberikan komentar-komentar kocak yang selalu berhasil mengalihkan perhatian dari pembahasan serius. Ardan merasa malu, namun dalam hatinya ada perasaan hangat—ada sesuatu yang membuatnya merasa lebih hidup, lebih bebas. Raya seperti sebuah angin segar yang datang begitu saja dan memecah kebosanan di sekitarnya.

Rapat pun akhirnya selesai. Semua orang beranjak keluar, dengan senyum simpul yang masih terukir di wajah mereka, dan Ardan hanya bisa menggelengkan kepala. Ketika mereka keluar dari ruang rapat, Ardan berbalik dan melihat Raya yang sedang asyik bermain dengan ponselnya.

"Raya, lo tahu nggak sih, lo itu sangat... beda dari yang lain?" tanya Ardan sambil tertawa ringan.

"Kenapa, sih? Bukannya harus beda supaya hidup lebih menarik?" jawab Raya, matanya berbinar. "Gue cuma pengen ngebuat lo keluar dari rutinitas kaku yang lo jalani, Ardan."

Ardan tertawa terbahak-bahak, merasa nyaman dengan kehadiran Raya yang selalu bisa membuatnya tertawa meski dalam situasi yang kaku sekalipun. "Gue masih nggak percaya, lo bisa datang ke rapat dan bikin semuanya jadi kayak stand-up comedy."

"Seru kan?" Raya tersenyum lebar, dengan tatapan yang penuh semangat. "Tapi tenang aja, lo nggak akan sendirian. Kalau lo mulai bosen lagi, gue siap jadi penghibur."

Ardan menatapnya, tersenyum simpul. "Nggak nyangka, hidup gue bisa berubah segampang ini cuma karena lo datang."

“Gue senang bisa bikin lo ketawa. Lo perlu lebih banyak hal kayak gini,” jawab Raya, sambil melirik Ardan.

Mereka pun melanjutkan obrolan ringan di luar kantor. Meskipun dunia kerja mereka sangat berbeda, Ardan merasa semakin nyaman berada di dekat Raya. Ada perasaan hangat yang mulai tumbuh—bukan hanya tentang seni atau pekerjaan, tetapi tentang kehadiran orang yang bisa membuat hari-hari terasa lebih cerah dan lebih menyenangkan.

Malam itu, Ardan tidak merasa lelah setelah hari panjang yang penuh dengan kejadian lucu. Bahkan, ia merasa sedikit lebih hidup. Raya memang memiliki cara yang unik untuk membuatnya keluar dari rutinitas yang membosankan. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara dia melihat dunia—dan mungkin, hanya mungkin, itu juga yang membuat Ardan mulai melihatnya dengan cara yang berbeda.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ojek
859      594     1     
Short Story
Hanya cerita klise antara dua orang yang telah lama kenal. Terikat benang merah tak kasat mata, Gilang dihadapkan lagi pada dua pilihan sulit, tetap seperti dulu (terus mengikuti si gadis) atau memulai langkah baru (berdiri pada pilihannya).
Hello, Me (30)
21815      1468     6     
Inspirational
Di usia tiga puluh tahun, Nara berhenti sejenak. Bukan karena lelah berjalan, tapi karena tak lagi tahu ke mana arah pulang. Mimpinya pernah besar, tapi dunia memeluknya dengan sunyi: gagal ini, tertunda itu, diam-diam lupa bagaimana rasanya menjadi diri sendiri, dan kehilangan arah di jalan yang katanya "dewasa". Hingga sebuah jurnal lama membuka kembali pintu kecil dalam dirinya yang pern...
Let Me Go
2738      1141     3     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
DarkLove 2
1324      632     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Warisan Kekasih
1110      726     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2934      999     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
PROMISE
642      462     2     
Short Story
ketika sebuh janji tercipta ditengah hubungan yang terancam kandas
The Second Lady?
460      333     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Chrisola
1150      661     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Love is Possible
171      158     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...