Belum benar aku menyesuaikan tanah itu, tapi angin kembali memanggil
Di sisa satu tahun lagi sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama, tanaman ini kembali harus berpindah,
meninggalkan rumah ber cat hijau yang belum sepenuhnya hangat, untuk menuju rumah sementara yang lainnya.
Masih dengan koper yang sama,
masih tanpa tebakan, hanya tanya, ini akan berapa lama?
Tapi kali ini, gelisahnya lebih sejuk seperti angin pagi, karena taman-taman seperti mereka tak akan kujumpai lagi. Aku bisa pergi begitu saja, tanpa perlu pamit dalam cerita. Dan aku tahu, mereka tidak akan menyangka “ke mana aku menghilang?”
Di tanah ketiga, tanaman ini memilih tumbuh menyamping, supaya mengenal bentuk lain dari memulai adaptasi.
Bukan tumbuh tinggi agar terlihat,tapi tumbuh secukupnya saja agar tidak mudah dipatahkan. Pada akhirnya, tumbuh mekarnya dengan bicara, bukan mekar yang pura-pura bertahan. Disana, ia dipertemukan taman-taman elok yang suaranya sehangat pelukan. Mereka tak menodong duriku, tapi mengagungkan bahwa, sepertiku bukan tanaman liar tapi layak hadir di kebun asing manapun.
teman-teman menyambut bahkan kelas lain ada yang menawarkan diri untuk berkenalan. Banyak yang mereka kenalkan padaku sebagai pendatang.
Aku masih angkuh pada saat itu, melindungi tanahku yang belum benar-benar kering.
Tangkaiku yang tipis karena trauma musim mulai dihujani senyuman, dedaunan pun bugar kembali, akarnya mengungat, warnanya nampak lagi di permukaan tanah, sedikit-sedikit ia hendak kembali. Penuh lelucuan dan aku gembira bersekolah di tempat baru itu meskipun, hanya satu tahun saja. "aku suka kamu" ucap lelaki berdarah tionghoa, satu sekolah sampai tahu bahwa dia menyukaiku. Sejujurnya, aku tak pernah jatuh cinta pada siapaun saat masa-masa sekolah.
kehidupan berjalan dengan aku yang bersemangat menyesuaikan diri, dan mempelajari cahaya dari arah yang berbeda-beda sehingga masa tumbuhku di tanah ini tak kosong. Empat tahun di sini, membuatku tumbuh seperti tanaman liar yang bersahabat dengan kemarau.
Masih tak mekar mencolok, tapi gembira.Tanah ini adalah musim langka, tempat akarku menguat, dan percaya bahwa aku berhak mekar meski tak selalu dipupuk manis tetapi, hati-hati.
Dari kebunku, dan temui tanamanku di @tanaman.berduri. Disana, masih ada lebih dari 7rb penayangan, dan 48,1 rb mata yang menjangkau.