Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Emergency Marriage Secret
MENU
About Us  

"Kok lama ya? Memangnya di sekitar sini gak ada yang jual mochi?" gumam Reina yang merasa Arga sudah pergi cukup lama.

Hingga pintu terbuka Reina akhirnya bisa bernafas lega, setelah sebelumnya khawatir jika terjadi sesuatu pada Arga. Arga mendudukkan diri di kursi, lalu menyerahkan kantong berisi mochi pada Reina.

"Kok semua rasa?" Sembari menoleh ke arah Arga setelah melihat isi kantong.

"Karena saya gak tahu rasa yang benar benar kamu suka, walau pun kamu bilang bisa makan semua rasa."

Reina kembali menatap ke dalam kantong, lalu menyodorkan satu bungkus mochi rasa cokelat pada Arga. "Pak Arga bisa makan rasa cokelat, kan?" Arga ambil mochi itu, memperhatikan Reina yang mulai makan mochinya.

Tanpa Reina sadari di mana Reina sibuk nonton suatu drama china sambil makan mochi, Arga yang berjalan ke arah sofa, memasukkan mochi dalam kemasan itu ke dalam saku jas. Setelahnya kembali duduk di kursi.
.
.

Arga melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya di mana sudah jam 11 malam, dan Reina masih saja sibuk menatap layar handphone. Tanpa berkata sebelumnya, Arga langsung mengambil handphone Reina. Reina yang melihat itu menatap tak percaya apa yang Arga lakukan.

"Pak Arga itu tinggal dikit lagi mau habis episode 10!"

"Sudah waktunya tidur, Reina. Kamu butuh banyak istirahat."

"Sebentar lagi saja, Pak." Dengan wajah memohon.

"Nggak, Reina!" tegas Arga.

Memasang wajah kesal, Reina merebahkan dirinya. Bahkan tidur dengan posisi membelakangi Arga. "Menyebalkan," gumam Reina dengan nada pelan namun masih bisa terdengar oleh Arga yang menggelengkan kepala.

Arga taruh handphone Reina di atas nakas, lalu memperhatikan punggung Reina yang membalikan tubuhnya hingga menghadap Arga. "Apa waktu Pak Arga memukul Pak Kelvin karena Pak Kelvin mengatakan sesuatu yang gak pantas?" tanya Reina yang nyatanya belum mengantuk.

"Intinya kamu jangan dekat-dekat dia."

"Gimana bisa saya dekat dekat sama dia, kita saja gak pernah ketemu selain di Hotel waktu itu."

"Kalau dia mencoba mendekati kamu, kamu harus langsung bilang ke saya!"

"Bapak takut kehilangan saya ya?" Niatnya hanya ingin menggoda Arga, di mana Reina hanya bercanda mengatakan hal seperti itu namun setelahnya Reina merasa salah bicara. Malu sendiri hingga kembali membelakangi Arga.

"Saya sudah berkali kali kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup saya, dan siapa yang akan terbiasa dengan hal itu? Saya gak mau kamu juga menghilang dari hidup saya." Akhirnya Arga pun mulai memperlihatkan isi hatinya pada Reina.

Reina yang memiliki perasaan pada Arga tentu saja hatinya langsung tersentuh saat mendengar perkataan Arga. Lebih dari tersentuh Reina bahagia karena ternyata Reina memiliki arti dalam hidup Arga, bukan hanya sekadar sekretaris. Bahkan mulai yakin jika suaminya itu memiliki rasa padanya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Reina pun tertidur dengan Arga yang masih setia memperhatikan. Kemudian, Arga mendapat telepon dari Revan. Berjalan hingga di depan jendela, Arga angkat panggilan masuk itu.

"Hallo," ucap Arga.

"Kakak mau tahu sesuatu yang menarik gak?" tanya Revan di seberang sana dengan nada antusias.

"Sesuatu apa?"

"Temannya Reina ada di sini! Yang reporter itu, Kak."

"Bagaimana bisa dia di sana?"

"Katanya sih ada yang mau dia liput di sini."

"Kamu gak ngomong apa-apa kan sama dia?"

"Nggak." Jika Arga tahu bahwa Revan telah mengatakan sesuatu, mungkin Revan akan dibuat tidak bisa kembali ke Jakarta.

"Mau tahu gak apa yang aku dengar dari Indah?"

"Apa?"

"Reina itu punya perasaan sama Kakak!"

Arga menoleh sebentar ke arah Reina yang masih posisi membelakanginya. Melihat Reina yang selama ini hanya bersikap sebagai sekretaris, tentu Arga tidak akan langsung percaya.

"Sudah dulu, Van. Sudah waktunya Kakak istirahat."

"Wahh, kayaknya Kak Arga gak percaya. Apa sesulit itu buat percaya? Kak Arga gak pernah berpikir kalau mungkin saja Reina menyukai Kakak seperti perempuan lainnya. Siapa yang berani menolak wajah tampan seorang Arga!"

"Sudah, kita gak usah bahas hal itu lagi."

Selesai dengan teleponan, Arga kembali mendudukkan diri di kursi, lalu Reina membalikan tubuh menjadi telentang. Saat Arga menatap wajah yang terlihat damai dalam tidur, tiba-tiba Reina mengerutkan dahinya seolah Reina sedang bermimpi yang tidak bagus.

Salah satu tangan Arga terulur menyentuh dahi Reina, mengelus lembut dahi Reina hingga kerutan tak lagi nampak. Arga tidak akan membiarkan hidup Reina tidak bahagia.

Tengah malam sekitar jam 2 Arga yang sudah tertidur kebangun berkat seseorang yang terus menepuk nepuk punggungnya. Arga yang ketiduran di kursi dengan kepala yang ada di atas kasur, menegakkan badan. Menatap seorang Dokter pria paruh baya yang entah sejak kapan sudah ada di sampingnya.

"Ada apa ya?" tanya Arga dengan suara khas orang bangun tidur.

"Sekitar 1 jam lalu Pak Mahendra datang ke Rumah Sakit karena merasa gak enak dengan dadanya, terus tiba-tiba ...." melihat raut wajah Dokter itu Arga mulai khawatir dan rasa ngantuknya seketika pergi.

"Terjadi henti jantung hingga saat ini Pak Mahendra dinyatakan ... sudah tiada!"

Deg

Sontak Arga menoleh ke arah Reina yang masih nyenyak dalam tidurnya. Arga tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Reina saat tahu satu satunya keluarga yang ia miliki, pergi juga dan secepat itu.

Arga berdiri dari duduk, dengan rasa tidak enak karena harus membangunkan, Arga tepuk tepuk pelan lengan Reina. "Reina, bangun, Re," ucap Arga dengan nada lembut.

Tidur Reina pun terusik, dan perlahan kedua mata itu terbuka. "Ada apa, Pak?"

"Duduk dulu," ucap Arga. Lalu, membantu Reina mendudukkan diri.

Melihat wajah Arga yang tidak seperti biasanya terlebih ada seorang Dokter di sana, perasaan Reina mendadak tidak menentu. "Ada apa?" tanya Reina sekali lagi.

"Ayah kamu ada di Rumah Sakit sejak 1 jam lalu."

Reina menoleh ke arah jam dinding, lalu kembali menatap Arga. "Apa yang Ayah lakukan di sini jam segini? Kalau Ayah mau melihat aku kan bisa besok. Lagi pula kondisi aku baik-baik saja gak harus segera dilihat, Pak Arga pasti sudah menjelaskannya sama Ayah."

"Ayah kamu datang ke sini karena merasa gak enak sama dadanya."

"Apa? Terus bagaimana mana kondisi Ayah?" Dengan wajah khawatir.

Arga menggapai kedua tangan Reina, menggenggamnya. "Tiba-tiba terjadi henti jantung dan ...."

Reina menggelengkan kepalanya karena tidak ingin apa yang baru saja memasuki pikirannya itu benar. "Apa yang terjadi sama Ayah, Pak?"

Melihat mata Reina yang sudah berkaca-kaca, Arga memeluknya. "Ayah kamu sudah pergi menemui Tuhan," ucap Arga dengan wajah sendu.

Air mata Reina pun jatuh. Hal yang paling ia takuti selama ini pun terjadi. "Ayah gak mungkin ninggalin aku," gumam Reina.

Alih-alih mengatakan sesuatu, Arga mengelus lembut punggung Reina.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Semu, Nawasena
10146      3156     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Kala Saka Menyapa
12347      2907     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
IKAN HIU MAKAN BADAK! I LOVE YOU MENDADAK!
132      95     0     
Romance
Blurb : Arisha Cassandra, 25 tahun. Baru 3 bulan bekerja sebagai sekretaris, berjalan lancar. Anggap saja begitu.  Setiap pekerjaan, ia lakukan dengan sepenuh hati dan baik (bisa dibilang begitu).  Kevin Mahendra (34) sang bos, selalu baik kepadanya (walau terlihat seperti dipaksakan). Ia sendiri tidak mengerti, kenapa ia masih mempertahankan Arisha, sekretarisnya? Padahal, Arisha sa...
Solita Residen
2146      1027     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Can You Be My D?
112      99     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1527      661     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
Lost in Drama
1975      784     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
My Sunset
7491      1621     3     
Romance
You are my sunset.
Main Character
1752      1037     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
Monday vs Sunday
269      206     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...