Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah di Langit Bandung
MENU
About Us  

           Disinilah pria itu berada, di sebuah kedai Burjo, dekat kampusnya. Tak sendiri, ia ditemani Angga, sahabatnya semasa di kampus dulu. Saat ini, Angga bekerja di sebuah perusahaan marketplace yang memiliki cabang di Yogyakarta. Namun, karena kesibukan masing-masing, mereka jarang sekali bertemu.

           “Piye kabarmu, Bay?”

           “Alhamdulillah. Kabarmu?”

            Angga tertawa. “Yo, Alhamdulillah juga. Tapi lagi lumayan patah hati. Gajiku dipotong banyak, gara-gara cicilan. Hahahaha.”

            Bayu menyambut celotehan jujur Angga dengan tawa. “Utang terus. Riba!”

            "Halah. Kalau butuh ya lupa semua. Lupa riba. Lupa segalanya. Taunya cuma uang cair!”

            “Astaghfirullah,” kata Bayu, sembari diiringi tawa.

             Begitulah pertemanan mereka. Senantiasa jujur, namun tetap selalu mengutamakan tawa, meski terkadang yang ditertawakan adalah hal-hal yang tidak terlalu penting. Sepertinya, jokes para lelaki memang begitu, ya?

            “Tapi lebih miris kamu, sih. Ditinggal nikah! Huahahaha!”

             Bayu meninju lengan Angga pelan. “Sialan!”

             “Wes ikhlas po?”

             “Insya Allah.. Walaupun masih agak berat.”

              Angga menghela nafas. “Ya, wajar sih. Soalnya kamu tipe setia. Jadi susah lupa.”

             Bayu menepuk dadanya dengan bangga. “Iya dong. Emang kamu! Gonta-ganti sana-sini. Di seluruh penjuru fakultas ada. Endingnya? Mana ada yang mau nempel sama kamu!”

             Keduanya tertawa, dengan kemirisan yang mereka masing-masing rasakan  memang, balada cinta, sulit ditebak akhirnya.

             “Ya sama, to. Kamu juga. Udah setia tahunan, eh, tetep aja, ditinggal nikah. Ujungnya? Sendiri juga!” ledek Angga.

             “Nasib!”

              Kemudianya menikmati obrolan ringan, dengan menu kesukaan mereka masing-masing. Magelangan dan mi dog-dog menjadi saksi perbincangan dua jejaka muda yang tengah bimbang dengan urusan hati masing-masing. Yang satu, karena terlilit hutang. Dan yang satu, karena ditinggal menikah. Namun, pertemuan mereka mampu menciptakan tawa, yang membuat keduanya bersyukur, ternyata masih ada sepercik harapan untuk mereka.

             “Tapi aku janji, Bay. Nggak mau hutang lagi. Percuma gaji banyak, kalau hutang juga banyak!”

             “Memangnya kamu hutang buat apa aja, to? Kok kayaknya hidupmu penuh beban.”

             “Yah.. Macem-macem. Buka usaha… buat bayar hutang orang tuaku juga…”

             Bayu mengangguk-angguk. “Ya, semoga berkah, kan tujuannya untuk bantu orang tua…”

             “Aamiin.. Tapi ya tetep aja dosa. Lha wong riba!”

            Sebenarnya, banyak yang berkata jika bekerja di bank juga termasuk pekerjaan yang riba. Tapi bagaimana lagi? Tuntutan kebutuhan, menjadi jawaban utamanya. Lagipula, niat Bayu adalah benar untuk bekerja. Semoga tetap diridhoi oleh-Nya.

            Mereka menikmati santapan mereka dengan obrolan ringan yang cukup menenangkan hati. Bertemu teman lama, serta menikmati santapan kesukaan sembari bernostalgia. Sesuatu yang sederhana, namun nikmat, bukan?

            “Tapi kamu hebat, Bay. Sudah bias ketawa-ketawa lagi. Padahal habis ke pernikahan mantan,” puji Angga.

             Bayu tersenyum tipis. “Lha memang aku harus ngapain? Depresi berat sampai mabuk, gitu, to?”

            “Nggak, lah! Maksudnya, kamu sama Ayu kan sudah ditaraf tunangan, bukan putus dalam hubungan pacaran semata-mata... Bahkan kamu sanggup datang ke pernikahan mereka..”

            Jujur, dalam hatinya, Bayu pun bertanya-tanya, mengapa ia tidak merasakan kesakitan berlebih. Ia hanya kecewa, karena perlakukan orang tua Ayu kepadanya. Serta, ia hanya kaget, rencana yang sudah mereka susun lama, harus pupus dalam waktu hitungan hari, hanya karena ada orang baru.   

            Apakah karena pertemuannya dengan Andra?

            Membayangkan wajah Diandra Anastasia, seketika hatinya menjadi sakit. Entah sebesar apa dosa yang ia lakukan pada gadis itu, sehingga dunia memberinya karma secepat ini.

          “Ngga? Kamu tau Diandra?”

           Angga terbatuk kecil, sembari mulai menyalakan sebatang rokok miliknya. “Mantanmu jaman kuliah, to?”

           “Iya.” Bayu menghela nafas. “Aku ketemu dia kemarin. Di Bandung.”

           “Pertemuan pertama setelah kalian selesai?”

           “Betul.”

           “Tanpa disengaja?”

           “Ya. Kebetulan, tanpa disengaja.” Bayu tersenyum getir. “Dia masih sama. Sangat menyenangkan.”

            Angga menepuk bahu sahabatnya. “Takdir, sob. Kalian dipertemukan pasti ada alasannya. Dan sepertinya, kalian belum benar-benar selesai.”

            Belum benar-benar selesai.

            Tepat sekali rasanya ungkapan itu. Perasaan yang—tanpa sadar—masih ada, bermunculan lagi ketika mereka saling menatap mata dan saling berbicara.

            “Kamu punya kontak Diandra? Misalnya Instagram, atau… Sejenisnya…” tanya Bayu gamblang.

            “Loh, memangnya kamu nggak punya? Bukannya kalian baru kete--

            “Aku diblokir, Ngga. Setelah dia tau kalau aku punya tunangan waktu itu,” balas Bayu, sebelum Angga menyelesaikan pertanyaannya.

            Tanpa perlu dijelaskan, Angga sudah paham inti cerita tersebut. Pasti Bayu dan Andra kembali bertemu, merajut kisah, seolah-olah mereka sama-sama sendiri. Kemudian Andra mendapatkan fakta bahwa Bayu yang ia ingin miliki lagi, sudah memiliki kekasih, dan bukan dirinya. Pasti saat itu, Andra memutus komunikasi agar bisa melupakan Bayu dan tidak tersakiti oleh perasaannya sendiri.

            “Paling Instagram. Kontak HP nggak ada,” jawab Angga. Dan dengan sigap, Angga membuka laman Instagram milik Andra, dan menunjukannya pada sahabat di sampingnya. “Silakan.”

             @diandraanastasia_

             Itu nama akun Instagram gadis yang diam-diam Bayu rindukan.

             Bayu mengamati postingan-postingan terakhir Andra, yang ia upload setelah gadis itu memblokirnya. Ia mendapati tiga foto terbaru, dan ketiganya adalah foto yang Bayu ambil ketika mereka melakukan perjalanan kemarin.

             Yang pertama, foto di Kawah Putih.

             Selanjutnya, foto di Tangkuban Perahu.

             Dan terakhir, foto makanan yang mereka nikmati bersama di Kopi Armor.

             Ketiga foto itu ia unggah tanpa caption, seolah menggambarkan kehampaan hatinya setelah mengetahui fakta yang ada.

             Sayangnya, Andra sedang tidak membuat story apapun kala itu. Jadi, Bayu tidak bisa mendapat info apapun terkait keberadaan Andra, ataupun kabar Andra sekarang.

            “Tenang, Bay. Nanti kalau ada info apapun tentang dia, kukabari segera,”ucap Angga, seolah tau isi pikiran Bayu.

             Dan kali ini, Bayu tidak akan lengah. Pertemuannya dengan Andra kemarin, seolah pertanda  bahwa mereka memang belum selesai.

             Diandra Anastasia,

             Kali ini ia tidak akan melepaskannya, lagi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dia yang Terlewatkan
394      270     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Oh My Heartbeat!
385      270     1     
Romance
Tentang seseorang yang baru saja merasakan cinta di umur 19 tahun.
The Investigator : Jiwa yang Kembali
2018      835     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
My Halloween Girl
1055      576     4     
Short Story
Tubuh Kevan bergetar hebat. Ia frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingat akan semalam. Mimpi gila itu membuatnya menggila. Mimpi itu yang mengantarkan Kevan pada penyesalan. Ia bertemu dengan Keisya dimimpi itu. “Kev, kau tahu? Cintaku sama besarnya denganmu. Dan aku tak akan membencimu,”. Itu adalah kata-kata terakhir Keisya dimimpinya. Keisya tak marah dengannya. Tak membencinya. Da...
Archery Lovers
4784      2019     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Crashing Dreams
263      221     1     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...
How Precious You're in My Life
13982      2488     2     
Romance
[Based on true story Author 6 tahun] "Ini bukanlah kisah cinta remaja pada umumnya." - Bu Ratu, guru BK. "Gak pernah nemuin yang kayak gini." -Friends. "Gua gak ngerti kenapa lu kayak gini sama gua." -Him. "I don't even know how can I be like this cause I don't care at all. Just run it such the God's plan." -Me.
ALACE ; life is too bad for us
1052      639     5     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
Seberang Cakrawala
124      112     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
Di Bawah Langit Bumi
2475      952     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...