Sebenarnya, ia tau jawaban hatinya sekarang. Mengapa ia tak begitu patah hati saat sosok itu meninggalkannya. Mengapa ia tak putus asa saat sosok itu menikah dengan pria lain yang bukan dirinya.
Ia tau jawabannya. Mengapa ia tidak frustasi saat pertunangannya batal secara cuma-cuma. Mengapa gadis yang awalnya menjadi poros hidupnya, sekarang pergi tanpa meninggalkan luka berarti.
Jawabannya…
Karena ia masih mencintai sosok ‘pernah’ bersamanya. Karena ia tidak pernah benar-benar lupa akan gadis yang ternyata masih jadi kesayangannya.
Diandra Anastasia.
**
Bayu menatap langit-langit kamarnya, sembari memegang buku hijau milik Andra yang pada kala itu tertinggal di penginapan. Buku yang memiliki pembatas bunga mawar kering. Buku yang sepertinya memiliki sebuah makna.
Dari kemarin, Bayu ingin sekali membuka buku tersebut. Tapi ia urungkan niatnya, mengingat itu privasi milik Andra.
Tapi kali ini, ia tidak bisa menahannya lagi. Perlahan, ia membuka lembar demi lembar buku tersebut.
Di halaman pertama, ada foto mereka berdua. Bayu tersenyum kecil. Itu adalah foto saat mereka janjian untuk jogging bersama di area sekitar kampus. Waktu itu, mereka belum berpacaran, tetapi mereka sudah tahu hubungan mereka akan kearah sana. Bayu dengan polo putihnya, dan Andra dengan kaos biru muda kesayangannya. Mereka masih tampak polos dan bersih. Pun Andra di foto itu terlihat sangat cantik dan bahagia. Pantas Bayu menyukainya.
**
Halaman kedua… Kata demi kata tertulis, menyejukkan hatinya. Bayu menarik nafas dalam-dalam, mencoba memahami tiap kalimatnya.
Di buku ini, aku akan menuliskan kisahku dengannya, lagi.
Setelah sekian lama terpisah jarak dan tanpa tau kabar, akhirnya Semesta mempertemukan kami lagi di tempat ini.
Di Bandung, dan tanpa sengaja.
Kutuliskan segala kisahku dengannya di buku ini, agar buku ini menjadi saksi bisu milik kita.
Karena aku tidak akan melepasnya lagi.
Aku akan mengejarnya lagi, untuk kedua kalinya.
Bayu menghela nafas pelan. Ia mendapati foto Kopi Jos yang—ia yakin—Andra ambil, ketika mereka bertemu di angkringan pertama kali kala itu.
**
Halaman ketiga..
Terdapat beberapa foto mereka. Foto yang diambil bersama saat mereka mengunjungi Tebing Kraton, Taman Hutan Raya, Armor Kopi, dan juga Gedung Sate.
Ini hari kedua aku bertemu dengannya. Kami mengunjungi beberapa tempat, yang sepertinya akan menjadi kenangan manis di kemudian hari.
Kami mengunjungi Tebing Kraton, Taman Hutan Raya, Armor Kopi, dan Gedung Sate.
Semuanya sangat indah. Rasaku pun tidak bisa terbantahkan lagi. Aku, menginginkannya kembali.
Tapi… ia membuat pengakuan di halaman Gedung Sate. Bahwa ia telah memiliki seorang gadis yang menunggunya pulang. Dan gadis itu bukan aku. Gadis itu sudah terikat dengan hubungan bernama pertunangan.
Lalu, apalah aku ini? Aku hanyalah masa lalu yang menginginkannya kembali. Namun aku sadar, pertemuan kami sekarang, bukanlah sebuah takdir untuk kami menyambung lagi tali yang pernah putus. Pertemuan kami ini, adalah kesempatan supaya aku bisa merelakannya sepenuhnya. Tanpa rasa sedih, tanpa rasa dendam.
Bagaimana aku bisa dendam dengan pria yang—bahkan—selalu baik padaku?
Ketika ia berbicara jujur tentang hubungannya dengan wanita baru, aku bahkan tidak bisa marah dan menyalahkannya. Ia benar, sudah berusaha jujur. Ia benar, memberi benteng agar aku tidak terlalu masuk ke dalam dinding kokoh yang sudah ia buat.
Besok, aku berjanji akan menjadikan hari untuk ‘kami’, yang benar-benar terakhir. Setelah itu, ‘kami’ hanya akan menjadi kenangan manis yang akan selalu kusimpan sampai kapanpun.
**
Halaman keempat.
Foto mereka yang benar-benar terakhir. Kawah Putih dan Tangkuban Perahu menjadi saksinya.
Kupikir, buku ini akan menjadi saksi bisu cerita kita yang tiap harinya akan selalu kutulis. Kupikir, aku bisa mendapatkanmu kembali setelah kita bertemu lagi.
Nyatanya? Pertemuan kita adalah jawaban atas semua doaku. Aku, yang masih selalu ingin kamu kembali..
Buku ini akan kutinggalkan di kamar ini. Semoga kamu bisa menemukan dan membacanya.
Bay, aku nggak pernah menyesal bertemu kamu malam itu. Justru aku bahagia, karena itu adalah satu-satunya pintu agar aku bisa melupakanmu. Terimakasih atas semuanya, Bayu.
Jaga perempuan itu. Bahagiakan dia. Karena aku tau betul, kamu pandai melakukan itu.
Aku memutus semua kontakmu, lagi-lagi bukan karena aku benci. Tapi supaya aku bisa lupa, dan memulai langkah hidup baruku lagi.
Doakan aku, ya, supaya aku bisa menemukan pasangan yang bisa membuatku menjadi diri sendiri, seperti yang kamu lakukan.
Kamu selalu punya tempat special di hatiku, sekarang dan selamanya.
Doaku sama, semoga kebahagiaan menyertaimu, dunia dan akhirat…
**
Bayu menutup buku tersebut. Ternyata buku ini bukan tertinggal dengan tidak sengaja, melainkan sengaja ditinggal, supaya Bayu bisa membaca lembar demi lembarnya.
“Diandra..” panggilnya lirih. “Kali ini, aku nggak akan melepaskanmu.”
Sudah sebulan sejak perpisahannya dengan Andra kala itu. Rindu pun sudah membuncah tak karuan. Ia ingin meminta maaf pada gadis itu. Ia ingin meluapkan segala rasanya yang ternyata masih tertimbun sedari dulu.
Selama ia bersama Ayu, tanpa sadar, Andra masih memenangkan hatinya.
Drrrt… Drrrt…
Sebuah pesan masuk dari Angga, sahabatnya.
Angga:
Bay, Diandra lagi di Cilacap.
Angga:
*sent a photo*
Bayu membuka foto itu. Tampak Andra sedang berfoto di sebuah pantai, dengan lokasi Instagram yang bertuliskan ‘Teluk Penyu’.
Ah, pasti Diandra mengunjungi ayahnya.
Belum sempat Bayu membalas, Angga mengirimnya pesan lagi.
Angga:
Mau log in akun ku?
Angga:
Username: angga_wjya
Password: Sandrangga235
Password milik Angga membuat Bayu terkekeh. Gabungan nama Angga dengan mantan kekasihnya dulu.
Bayu:
Makasih, Ngga.
Angga:
OK. Jangan dibajak! Haha.
Bayu:
Paling aku cuma numpang buat DM Diandra. Gpp?
Angga:
Ok.
Dengan kekuatan jarinya, Bayu langsung masuk ke akun Instagram kawannya, dengan berbekal username dan password yang sudah Angga berikan secara gratis dan cuma-cuma.
Ia langsung mencari profil milik Andra, dan melihat story yang wanita itu buat.
Seolah menjadi Angga, ia membalas story yang Diandra buat.
@angga_wjya:
Diandra, lagi di Cilacap?
Sepertinya, keberuntungan berpihak padanya. Tak butuh waktu lama, Andra membalas pesan singkat yang dikirim Bayu melalui akun Angga.
@diandraanastasia_:
Iya, nih, Ngga.
@angga_wjya:
Sampai kapan?
@diandraanastasia_:
Mungkin seminggu.
@angga_wjya:
Ada acara apa?
@diandraanastasia_:
Ketemu ayah. Kenapa?
@angga_wjya:
Gapapaaa, have fun yaaaa.
Mungkin Andra bingung, mengapa Angga menghubunginya via Instagram, padahal mereka bukan teman akrab. Tapi tak masalah, toh, yang menghubungi Andra sebenarnya adalah Bayu, mantan kekasihnya yang ingin kembali mendapatkannya.
Bayu tersenyum. Ia tau apa yang akan ia lakukan.
**