Sepulang dari tempat Walikota Baron, Kina dan Gyn langsung menuju ruang untuk membuat ramuan. Pagi tadi orang-orang datang kembali untuk membujuk ayah dan ibunya menjual tanah mereka. Untuk itu keduanya akhirnya memilih mengurus kebun.
“Kalian kenapa memakai pakaian kayak gini?” Kina melemparkan penutup kepala ke dalam tungku.
“Ini demi mengambil tanaman belladonna.” Kina mengambil tanaman itu dari dalam kantongnya. Dia memperlihatkannya kepada ibunya. Pinan dan Arvensis terpesona melihat tanaman itu. Bentuknya seperti buah blueberry terdapat empat buah di tangkai itu.
“Tanaman ini masih hidup dan terjaga. Kita cuma butuh satu buahnya saja.” Pinan lalu mengambil satu buah berry.
Pinan sudah menyiapkan cengkeh, air dari samudra atlantik, pelangi, dan bahan terakhir—buah belladonna. Dia juga mengeluarkan satu gulungan berisi aksara jawa di dalamnya. Gulungan itu berisi ramuan untuk membuat lapisan berry dengan buah belladonna. Setelah cahaya muncul dari gelang Pinan, aksara jawa itu berubah menjadi tulisan biasa.
Bahan:
Satu buah belladonna dengan inti merah
Cengkeh untuk pernapasan
Air samudra biru sebagai penenang
Pewarna kehidupan
Cara membuat:
Masukkan belladonna ke dalam ketel keramik dataran china.
Masukkan cengkeh untuk membantu pernapasan belladonna.
Buat belladonna tidur dengan memainkan music dari glass harmonica.
Percikan air hasil nyanyian untuk membuatnya tidur terlelap.
Catatan:
Buatlah suhu hangat untuk membuatnya tertidur, jangan berbicara atau mengeluarkan suara selama proses pembuatan berlangsung. Usahakan belladonna tidak menunggu terlalu lama di dalam ketel. Air samudra harus dicampur dengan warna kehidupan untuk membuatnya bermimpi dengan tenang. Percikan air sisanya agar tidak kehausan.
Kina dan Gyn saling berpandangan. Ramuan itu sungguh aneh seperti sedang membuat dongeng. Keduanya kembali dibuat terpesona dengan ruangan untuk membuat ramuan berubah menjadi lebih elegan. Panci, ketel, wajah, dan barang-barang dapur lainnya tertata dengan rapi. Suhu tempat tersebut juga berubah menjadi lebih hangat. Gyn bahkan sudah menguap hingga Kina menyenggolnya. Keduanya hanya bisa melihat di pojokan.
Arvensis menjadi asisten Pinan dengan menyiapkan ketel dan gelas kaca yang biasa digunakan untuk meminum wine. Keduanya terlihat sangat serius bahkan terdapat sekat cahaya yang tembus pandang menjaga area itu.
Arvensis membuka tutup botol kaca berisi air dari samudra atlantik, air itu langsung berlari secepat kilat tapi Pinan dapat menghentikannya dan membuatnya masuk ke dalam gelas dengan takaran yang berbeda. Ada yang seperempat, setengah, tiga perempat, ada juga yang penuh. Arvensis beralih membuka stoples kaca yang berisi pelangi warna-warni. Pelangi itu memunculkan kakinya keluar dan mencelupkan setiap warnanya di masing-masing gelas.
Setelah air dalam gelas berubah warna, kaki pelangi itu masuk kembali. Pinan menatap kedua anaknya yang berada di pojok sana. Dia memberikan kode untuk tidak tertidur di ruangan itu karena jika ada manusia yang tertidur, manusia itu tidak akan bangun lagi. Kina dan Gyn mengangguk dan saling berpegangan tangan. Mereka membuka mata lebar-lebar.
Setiap ramuan ajaib memiliki hal yang perlu dikorbankan. Untuk itu pembuatnya tidak boleh sembarangan orang. Untuk ikut melihat prosesnya pun tidak semua orang diperbolehkan karena risikonya tidak main-main. Tidak boleh ada kesalahan dalam pembuatan ramuan obat. Jika prosesnya salah, maka obat itu dapat menjadi racun bagi orang lain. Untuk itulah Pinan memberikan cahaya batas kepada dua putrinya.
Tangan Pinan dengan lincah mengetuk-ketuk setiap gelas dengan bunyi irama yang merdu. Lagu itu halus dan lembut. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan tertidur lelap. Dengan perlahan dia memasukkan satu buah belladonna ke dalam ketel keramik. Arvensis beralih menjaga api tetap dalam suhu hangat. Tidak boleh berlebihan karena mereka harus menidurkan belladonna agar bisa berubah menjadi serbuk halusinasi.
Music berubah menjadi lebih bertempo ketika cengkeh dimasukkan. Terakhir saat musik melambat secara perlahan, Pinan memukul semua gelas secara bersamaan dengan cepat. Percikan warna-warni itu digerakkan ke dalam ketel. Uap dalam ketel itu muncul. Ramuan telah selesai dibuat. Arvensis segera memetikan api dan mengangkat ketel. Dia menuangkan isi ketel itu ke dalam mangkuk secara perlahan. Kemudian Pinan menutupnya dengan plastik.
“Ramuan ini sudah selesai. Ibu akan memperlihatkan cara kerja serbuk ini.” Pinan membuat gerakan di udara sehingga batas cahaya itu hilang. Kina dan Gyn lalu berjalan mendekat.
Pinan membuka plastik dan meletakkan buah rasberi ke dalam mangkuk berisi serbuk. Secara ajaib inti serbuk berwarna merah itu masuk ke dalam buah rasberi. Kina dan Gyn menatapnya takjub.
“Buah ini telah selesai dibuat. Sekarang ayah tunjukkan peralatan masakan kita. Baskon logam ini dapat menjadi cara untuk membuat tanaman bisa tumbuh lebih cepat. Tentunya dengan memainkan musik di dalamnya. Tusuk ini bisa memaksa seseorang untuk memakan sesuatu. Ayah rasa kita membutuhkan barang-barang itu untuk melawan mereka,” jelas Arvensis.
“Makasih ayah dan ibu mau mendukung kami.” Kina berkata dengan tulus.
Pinan lalu memeluk anak pertamanya. Dia sudah lama ingin melakukan ini. Sejak Kina memiliki adik, Kina selalu menolak perhatiannya. “Sekarang ibu ingin menyerahkan gelang ini kepada kamu Kina. Sejak kamu lahir, gelang ini sudah memilihmu. Ayah dan ibu tidak bisa menghiraukannya. Terbukti kamu bisa melakukannya. Gelang ini akan banyak melindungi kamu melawan Walikota Baron.”
Kina melihat gelang itu dengan diam. Dia tidak pernah menyangka jika kedua orang tuanya juga menyayanginya. Dia memeluk Pinan dengan erat. “Terima kasih sudah percaya dengan Kina, Ma.”
“Ingat, perjalanan kalian akan dimulai dari sini.”