Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kota Alkroma: Tempat Ternyaman
MENU
About Us  

Tidak banyak yang terjadi di kota kecil yang cukup jauh dari kota pusat. Kota itu memiliki sekitar dua ribu penduduk. Meskipun kecil tetapi mereka cukup memiliki banyak hal di kota itu. Ada yang berjualan daging, ada yang berjualan sayur, ada yang berjualan bunga, ada restoran ala barat, ada juga restoran ala korea, ala Thailand juga ada, dan beberapa toko lainnya. Hidup mereka sama seperti hidup di kota-kota lainnya. Hanya saja kota tersebut memang sering dijadikan sebagai transaksi dari kota-kota kecil di sekelilingnya karena lengkap.

Ayah dan ibu Kina pun seorang pedagang. Mereka menjual tanaman obat yang ditanam di pekarangan rumah. Obat-obat yang dijual juga bervariasi. Ada banyak jenis tanaman obat. Tidak hanya menjual tanaman obat, orang tuanya juga menjual obat-obat hasil racikan mereka.

Banyak orang yang mengatakan bahwa obat itu lebih mujarab daripada obat buatan dokter. Tak jarang orang-orang sengaja mengantri untuk memesan obat. Hanya saja kedua orang tuanya tidak menggunakan sistem itu. Mereka berjualan dengan sistem siapa cepat dia dapat. Jika mereka mengikuti pembeli, maka bisa saja keduanya tidak akan berjualan di pasar lagi dan malah terlalu fokus untuk membuat pesanan orang-orang. Itu juga tidak baik untuk tanaman, kata mereka.

Kina tidak pernah benar-benar peduli dengan cerita mereka. Dia tidak tertarik dengan dunia obat-obatan. Apalagi bau pahit menusuk-nusuk hidungnya. Itu sangat menganggu indra penciuman dan perasanya. Terkadang setelah mencium bau obat yang pahit, lidahnya juga ikut mati rasa. Untuk itu Kina tidak menyukainya.

“Nanti sepulang sekolah bisa tolong belikan bunga telang, rosella, dan bunga kamomil di toko Bu Daisy, Kina?” Pinan bertanya kepada anaknya sambil membawa masakan dari dapur.

“Kenapa nggak sama Gyn aja, Bu?” Kina menatap adik berkepang kudanya itu. Adiknya menatap dengan takut-takut.

“Nanti kan dia langsung ke pasar. Biasanya juga gitu, menemani ibu jualan. Kamu kan nggak mau.” Ibu mengambilkan nasi kepada Gyn, mengambilkan lauk juga. Semua itu terekam di penglihatan Kina. Ayahnya juga diambilkan nasi dan lauk oleh ibunya. Kina beralih menatap piringya. Lagi-lagi dia harus mengambil sendiri.

Setiap melihat hal itu, Kina ingin kembali ke masa lalu sebelum adiknya ada. Dulu dia mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya, sekarang semuanya diberikan kepada Gyn. Bahkan uang saku mereka pun sama padahal mereka berada di jenjang sekolah yang berbeda.

“Ya.” Kina menjawab final. Dia tidak ingin mendengarkan semua ocehan yang keluar dari mulut ibunya itu. Dia tidak ingin telinganya sakit.

“Ini catatan yang lengkap, berapa banyak bunga, warna yang sesuai, coraknya juga, dan jumlah kelopaknya.”

Kina mengernyitkan dahinya mendengar penjelasan ibunya. Bukankah catatan itu terlalu rumit? Kina tidak habis pikir dengan ibunya. Jika memang butuh kenapa mereka harus membeli, kan bisa juga menanam sendiri.

“Sedetail itu? Apa tidak bisa yang biasanya?” Kina selalu bingung dengan kedua orang tuanya yang harus menyertakan detail pembelian bahan-bahan obat-obatan yang tidak penting itu. Baginya semua corak, jenis, jumlah kelopak juga akan sama-sama dia sebut bunga dan khasiatnya juga akan sama.

“Ini obat untuk makhluk hidup, tentu harus sesuai takaran dan jenisnya. Tidak boleh asal.”

“Lalu kenapa harus beli di Bu Daisy? Jika habis ibu tidak pernah membeli ke tempat lain.” Wanita itu berhenti menyendokkan sup ke dalam mulutnya. Dia menatap Kina dengan bertanya. Kali ini anaknya itu banyak bertanya. Padahal biasanya dia akan iya-iya saja. Senyumnya mengembang sedikit, dia pikir anaknya mulai menyukai tanaman obat-obatan.

“Karena hanya Bu Daisy yang bisa membudidayakannya. Orang lain akan perlu waktu lama dan khasiatnya bisa jadi berbeda.”

Kina menyipitkan matanya, sepertinya memang ada yang tidak dia ketahui dengan keluarganya. Bayangan mimpi semalam menganggunya.

Tiba-tiba terdengar suara orang beramai-ramai di luar rumah mereka. Ada orang yang menggedor pintu rumah mereka. Arvensis sebagai kepala rumah tangga membukanya. Terlihat lima orang berbadan besar memakai jas dan masuk ke dalam rumah. Tangan mereka memgang koper dan kertas.

Gyn berdiri di belakang ibunya karena takut, sementara Kina hanya bisa memegang rok sekolahnya untuk menahan ketakutannya.

“Ada apa bapak-bapak kemari?” tanya Arvensis dengan tenang. Kina salut melihat ayahnya bisa sebijaksana itu.

“Langsung saja, kami ke sini untuk menandatangai pembelian tanah Bapak dan Ibu.” Pria paling besar yang memegang surat kuasa itu menyuruh anak buahnya untuk membuka koper. Terlihat banyak uang berwarna merah di sana.

Kina takjub melihat uang sebanyak itu, seketika dia membayangkan menjadi seorang gadis kaya yang hidupnya telah terjamin sampai tua. Dia bisa membeli apa pun dengan uang itu. Dia pasti tidak akan membeci keluarga ini lebih lama.

“Sudah saya bilang berkali-kali. Saya tidak tertarik dengan proyek yang kalian tawarkan itu, saya juga tidak akan menandatanganinya. Silakan bapak-bapak untuk keluar dari rumah saya.”

“Bos kami sudah berbaik hati untuk memberikan harga yang tinggi tapi selalu kalian tolak. Nanti jangan salahkan kami kalau akan menggusur kalian semua. Lagipula hanya kalian yang susah diajak kerja sama.” Pria itu menyuruh anak buahnya untuk menutup koper uang dan meninggalkan rumah mereka.

Meskipun rumah kecil mereka sudah tua dan terlihat jelek, tetapi mereka tidak bisa menjualnya. Ada banyak kenangan yang sudah mereka buat di dalam rumah itu. Senang atau pun sedih, rumah itu sudah menemani mereka selama dua puluh tahun.

“Kenapa kita tidak menjualnya saja. Lagipula rumah ini sudah sanga jelek dan tidak layak untuk dihuni lagi.” Kina menyampaikan pikirannya. Sudah dari dulu dia memiliki pikiran itu. Dia tidak menyukai rumah yang sudah jelek dan sudah seharusnya diganti itu.

“Rumah ini banyak kenangannya, Kina. Ibu dan ayah tidak akan menjualnya.” Arvensis memegang pundak anaknya dan menunduk untuk menyamakan mata keduanya. Anaknya ini memang sudah dewasa dan sudah bisa menyampaikan pikirannya, Arvensis salut dengan itu.

“Rumah ini tidak akan dijual karena memang tidak ternilai, Kina. Ini adalah harta kita yang berharga.” Kina menundukkan kepalanya.

Mendengar penjelasan ayah dan ibunya itu, Kina semakin yakin jika ada alasan lain dibaliknya. Dia mulai yakin dengan mimpi yang muncul tadi malam. Ayah dan ibunya pasti menyembunyikan sesuatu.

“Gyn juga nggak akan mau kalau rumah ini dijual.” Gyn berkata dengan takut. Dia takut dengan kakaknya tapi dia juga suka sekali menempel ke kakaknya. Dia menyukai kakaknya lebih dari apa pun. Hanya saja dia memang terkadang takut untuk mengajak kakaknya berbicara. Kakaknya tidak pernah menyukainya. Kakaknya selalu berkata ketus kepadanya tapi dia benar-benar ingin dekat dengan kakaknya.

“Kina berangkat dulu kalau gitu.” Kina mengambil tasnya dan pergi.

“Kina, adiknya ditungguin.” Pinan langsung memasukkan bekal Gyn dan membantunya menggendong tas.

“Kakak tunggu!” Gyn berteriak dan berlari keluar rumah.

Gyn terjatuh saat menuruni tangga kecil di rumah, tetapi Kina hanya menolehnya sekilas dan menatap adiknya itu. Dia langsung mengayuh sepedanya ke sekolah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Alfazair Dan Alkana
284      231     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Sistem Kekayaan zero
30      28     1     
Fantasy
Kisah seorang pemuda yang bernama xai yang diputuskan oleh kekasihnya Yolanda, Yolanda lebih memilih pria lain yang statusnya lebih tinggi dari xai, akan tetapi xai mendapatkan sistem zero yang mengubah kehidupan nya .
Detik Kesunyian
438      326     3     
Short Story
Tuhan memiliki beribu cara untuk menyadarkan kita. Entah itu dengan cara halus, kasar, bahkan menampar. Tapi peringatan itu yang terbaik, daripada Tuhan mengingatkanmu dengan cara penyesalan.
Special
1625      858     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Azzash
314      259     1     
Fantasy
Bagaimana jika sudah bertahun-tahun lamanya kau dipertemukan kembali dengan cinta sejatimu, pasangan jiwamu, belahan hati murnimu dengan hal yang tidak terduga? Kau sangat bahagia. Namun, dia... cintamu, pasangan jiwamu, belahan hatimu yang sudah kau tunggu bertahun-tahun lamanya lupa dengan segala ingatan, kenangan, dan apa yang telah kalian lewati bersama. Dan... Sialnya, dia juga s...
The genius hunter S class
89      78     1     
Fantasy
Dunia telah berubah, sudah tak asing lagi dengan lingkaran hitam yang tersebar di berbagai belahan dunia. Semenjak 10 tahun yang lalu, yang dikenal sebagai mimpi buruk muncul sebuah lingkaran hitam, awalnya tidak terjadi apa pun namun seiring berjalannya waktu, sesuatu keluar dari lingkaran hitam tersebut yang menyebabkan begitu banyak kematian. Tepat pada saat itu kebangkitan manusia dimulai han...
API DI DEPAN MATA
531      376     0     
Short Story
cerita ini menceritakan kisah seorang anak yang bekerja untuk membantu ibunya untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya, dirinya harus bertahan sementara kakaknya selalu meminta uang dari ibunya.
Evolvera Life
12908      3599     28     
Fantasy
Setiap orang berhak bermimpi berharap pada keajaiban bukan Namun kadang kenyataan yang datang membawa kehancuran yang tak terduga Siapa yang akan menyangka bahwa mitos kuno tentang permintaan pada bintang jatuh akan menjadi kenyataan Dan sayangnya kenyataan pahit itu membawa bencana yang mengancam populasi global Aku Rika gadis SMA kelas 3 yang hidup dalam keluarga Cemara yang harmonis du...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
1089      395     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Surat Kaleng Thalea
4396      1247     2     
Romance
Manusia tidak dapat menuai Cinta sampai Dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan. -Kahlil Gibran-