Bagaimana rasanya jika dunia yang begitu berwarna ini, kau malah merasa hampa?
Setiap bangun pagi, rasa lelah menggrogotimu tanpa penyakit berarti. Bukan penyakit fisik, tapi melibatkan fisik. Aku tidak tau rasanya, tapi aku kenal teman seperti itu.
Menurutku dia bukannya merasa hampa. Tapi terlalu merasakan banyak hal, kebingungan, dan akhirnya menyerah untuk merasa. Meski sesekali dia begitu histeris, atau melankolis di saat-saat tertentu. Aku tidak tau kondisi baik temanku saat merasa hampa, atau saat histeris dan melankolis. Kata temanku, dokternya tidak memberitau...jadi dia tidak bisa bercerita padaku.
Berat. Apalagi tambahan gangguan dari makhluk-makhluk yang seharusnya tidak terlihat manusia.
Dia seperti dunia lain bagiku. Siapa yang menduga dunia itu kini hadir lebih dekat dalam bentuk kardus kecil.
Aku belum membukanya, tapi tubuhku sudah meremang. Bukan hal terlalu mengerikan, mungkin. Hanya beberapa tumpuk buku harian katanya. Buku harian dari dua orang yang seharusnya tidak saling tau, tapi memiliki beberapa persamaan menyedihkan.
Dan aku di sini, bertugas menuliskan kisah mereka.
Mau, atau tidak mau. Aku tidak lagi punya pilihan.