Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
MENU
About Us  

Hari Jumat. Hari di mana sekolah biasanya penuh dengan suara tawa yang mulai lelah. Tapi pagi itu, Aditya berjalan lebih pelan dari biasanya. Bukan karena sakit, bukan karena malas. Tapi karena pikiran masih tertinggal di pesan DM semalam. Pesan yang diam-diam takut membuatnya—takut bahwa kata-kata yang ia ucapkan benar-benar memiliki pengaruh sebesar itu.

Di ruang kelas, Bayu duduk di bangku paling belakang, seperti biasa. Ia sedang menggambar sesuatu di kertas folio bekas. Aku bisa melihat dari balik resleting: garis-garis tipis pensil membentuk sosok anak laki-laki berdiri di tengah hujan, memayungi bayangan dirinya sendiri.

“Lo gambar apa?” tanya Aditya sambil menarik kursi di sebelahnya.

Bayu tak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat bahu. Tapi setelah beberapa detik, dia menoleh.

“Kadang, yang susah itu bukan ngelindungin orang lain… tapi ngelindungin diri sendiri dari pikiran sendiri.”

Aditya diam. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam diriku: catatan kecil warna biru—sisa dari pertemuan Teman Pagi minggu lalu.

“Gue nemu ini waktunya beres-beres,” katanya. “Tulisan lo kan?”

Bayu melirik. Wajahnya merah. Tapi dia mengangguk pelan.

“Gue nulis itu waktu lagi pengin ilang.”

Aditya menghela napas. “Lo tahu kan, lo boleh cerita kapan aja?”

Bayu tersenyum tipis, lalu kembali menunduk.

Setelah istirahat, mereka mengadakan pertemuan kecil Teman Pagi di belakang perpustakaan—tempat favorit mereka sejak dulu. Hadir : Aditya, Saka, Bayu, dan Raka.

Raka datang dengan rambut agak basah karena gerimis, langsung nyeletuk, “Gue ngerasa kayak tokoh utama film indie tiap kali hujan-hujan gini.”

Saka melempar roti secara tiba-tiba. “Tokoh utama yang dibikin penonton skip.”

Tawa kecil meletup. Tapi hanya sebentar.

Aditya mengambil alih. Ia mengeluarkan selembar kertas dan bolpoin.

“Gue pengin kita bikin episode kedua podcast—tapi kali ini, bukan tentang kita. Tapi tentang Bayu.”

Bayu tersentak. "Hah? Kenapa gue?"

"Karena cerita lo penting. Dan lo nggak harus kasih solusi. Lo cuma perlu jujur."

Bayu menunduk. Tapi aku tahu dia mempertimbangkannya.

Sabtu pagi, mereka berkumpul lagi di ruang BK. Bu Ratih membukakan pintu, menyiapkan teh manis dan biskuit kecil di meja.

“Podcast kedua, ya?” tanyanya sambil tersenyum.

Aditya mengangguk. “Tema: Apa yang Gue Simpan Sendirian Selama Ini .”

Rekaman dimulai. Suara Bayu pelan. Tapi jelas.

"Gue pernah ngerasa jadi beban. Di rumah, di sekolah. Bahkan di antara temen-temen sendiri. Gue nggak pernah bilang ini ke siapa-siapa, tapi... ada masa di mana gue berharap besok nggak usah bangun lagi."

Saka dan Raka menjawab. Aditya juga. Bahkan aku, si ransel hitam, bisa merasakan hening yang menekan ruang itu.

Bayu melanjutkan.

"Tapi kemudian, ada satu hal yang bikin gue batal: waktu seseorang duduk di sebelah gue pas istirahat. Dia nggak bilang apa-apa. Tapi dia tetap duduk. Dan buat gue, itu cukup."

Aditya tahu, itu tentang dia.

Bayu diakhiri dengan kalimat:

“Kalau lo yang dengerin ini lagi ngerasa capek, istirahat dulu. Tapi jangan ilang. Karena bisa jadi, ada orang yang masih pengin duduk di samping lo.”

Minggu malam, podcast mereka tayang. Dan kali ini, bukan hanya grup angkatan saja yang membagikannya. Tapi juga akun OSIS, akun sekolah, dan bahkan organisasi kesehatan remaja kota.

Komentarnya berlimpah. Sebagian hanya emoji peluk. Sebagian panjang, bercerita balik. Tapi satu pesan menarik perhatian Aditya:

"Bayu, kalau kamu baca ini... aku juga pernah ngerasa kayak kamu. Tapi aku sekarang mulai belajar bilang ke orang lain. Makasih udah mulai duluan."

Aditya memutar kembali rekaman itu malam harinya. Di punggung, aku tergantung seperti biasa. Tapi bebanku hari ini terasa berbeda.

Bukan buku berat atau laptop. Tapi cerita. Cerita yang dulu hanya diam di kepala seseorang, kini sudah mengalir keluar.

Dan terkadang, menyuarakan luka adalah awal dari penyembuhannya. 

*** 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Waktu Mati : Bukan tentang kematian, tapi tentang hari-hari yang tak terasa hidup
7999      2538     26     
Romance
Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan, tekanan bisa datang dari tempat paling dekat: keluarga, harapan, dan bayang-bayang yang tak kita pilih sendiri. Cerita ini mengangkat isu kesehatan mental secara mendalam, tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan anhedonia, dua kondisi yang sering luput dipahami, apalagi pada remaja. Lewat narasi yang intim dan emosional, kisah ini menyajikan perj...
Langkah yang Tak Diizinkan
353      296     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
245      211     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Imperfect Rotation
386      332     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...
Sebelah Hati
2770      1348     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
My First love Is Dad Dead
113      100     0     
True Story
My First love Is Dad Dead Ketika anak perempuan memasuki usia remaja sekitar usia 13-15 tahun, biasanya orang tua mulai mengkhawatirkan anak-anak mereka yang mulai beranjak dewasa. Terutama anak perempuan, biasanya ayahnya akan lebih khawatir kepada anak perempuan. Dari mulai pergaulan, pertemanan, dan mulai mengenal cinta-cintaan di masa sekolah. Seorang ayah akan lebih protektif menjaga putr...
Ada Apa Esok Hari
307      239     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Survive in another city
310      238     0     
True Story
Dini adalah seorang gadis lugu nan pemalu, yang tiba-tiba saja harus tinggal di kota lain yang jauh dari kota tempat tinggalnya. Dia adalah gadis yang sulit berbaur dengan orang baru, tapi di kota itu, dia di paksa berani menghadapi tantangan berat dirinya, kota yang tidak pernah dia dengar dari telinganya, kota asing yang tidak tau asal-usulnya. Dia tinggal tanpa mengenal siapapun, dia takut, t...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
4159      924     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
6849      2147     5     
Humor
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu Buku ini adalah pelukan hangat sekaligus lelucon internal untuk semua orang yang pernah duduk di pojok kamar, nanya ke diri sendiri: Aku ini siapa, sih? atau lebih parah: Kenapa aku begini banget ya? Lewat 47 bab pendek yang renyah tapi penuh makna, buku ini mengajak kamu untuk tertawa di tengah overthinking, menghela napas saat hidup rasanya terlalu pad...