Loading...
Logo TinLit
Read Story - Darah Dibalas Dara
MENU
About Us  

“AKU MAU PULANGGG!”

Kepalaku pusing sekali setelah bangun dari efek bius. Meskipun begitu, aku tetap kembali memberontak seperti kemarin. Infus yang menancap di tubuhku bahkan sudah aku lepas. Perawat yang melihatku berjalan terhuyung-huyung keluar kamar sambil terus memanggil Ibu lantas segera mendekatiku. Mereka memintaku untuk kembali masuk ke kamar, tetapi aku menolaknya.

Aku semakin memberontak untuk pergi dari tempat ini yang mana membuat dua perawat laki-laki menahanku. Salah satu perawat itu adalah perawat yang kemarin berbicara dengan Ibu dan menyuntikku. Dia terus menyuruhku untuk tetap tenang. Katanya aku akan bisa bertemu Ibu jika menurut.

Bohong. Mereka saja memperlakukanku seperti orang gila. Lantas aku berteriak di depan mukanya, “AKU BUKAN ORANG GILA!!!”

Rasanya kesal sekali saat aku diperlakukan layaknya orang gila. Padahal aku hanya sedang kurang sehat karena selalu mengeluarkan makanan secara paksa. Akan tetapi, perawat-perawat ini malah menahanku saat aku ingin bertemu Ibu. Mereka bahkan menyuntik obat bius ke lenganku seolah bangunnya aku akan membahayakan bagi orang-orang.

“AKU NGGAK MAU DISUNTIK!!AKU CUMA MAU PULANG!!” teriakku saat seorang perawat perempuan datang sambil membawa jarum suntik.

“Kalau Mbak Dara bisa tenang, kami nggak akan suntik Mbak Dara,” ucap perawat laki-laki yang kemarin menyuntikku.

Pasti perawat itu berbohong. Memberontak atau pun tidak mereka akan tetap kembali menyuntikku.

“Akan sulit untuk bisa bertemu Ibu jika Mbak Dara terus begini,” katanya mencoba membujukku lagi.

Namun akhirnya aku menyerah untuk menuruti saja ucapannya. Terlebih lagi tenagaku sudah habis sehingga tidak cukup kuat untuk memberontak. Badanku semakin lemas. Perutku juga terus berbunyi minta diisi. Kedua perawat itu pun melepaskan tangannya dari lenganku.

Setelah itu, perawat yang kemarin menyuntikku menuntunku untuk kembali masuk ke kamar. Dia membantuku untuk naik ke ranjang, lalu kembali memasangkan infus.

Tidak lama, jatah sarapan untukku datang. Perawat laki-laki itu membukakan meja di ranjang dan menaruh seporsi sarapan milikku. “Habiskan makanan ini biar Mbak Dara cepat sembuh,” katanya sebelum berjalan pergi keluar kamar. Akan tetapi, aku segera menghentikan langkahnya dengan pertanyaan, “Aku nggak gila, kan?”

Melihat bagaimana perawat menahan dan menyuntikkan obat bius, juga Ibu yang malah meninggalkanku alih-alih menjagaku membuat aku sadar bahwa ini bukan rumah sakit umum melainkan rumah sakit jiwa. Fakta itu membuatku bertanya-tanya mengapa Ibu membawaku ke tempat ini saat putrinya ini masih waras.

Perawat itu membalikkan badan, ia kembali berjalan mendekatiku. Dia tersenyum lebar hingga matanya menjadi segaris. “Di dunia ini semua orang pasti pernah berada di fase hidup yang sulit. Saat berada di fase itu, kita enggak bisa menyelesaikannya sendiri atau bahkan membiarkannya. Makanya kami di sini ada untuk bantu Mbak Dara beranjak dari fase itu. Tapi kami enggak akan berhasil jika Mbak Dara tidak ada keinginan untuk bangkit. Jadi, ayo bergandeng tangan untuk kehidupan yang lebih baik.”

Astaga. Jawabannya panjang sekali. Padahal pertanyaanku hanya butuh jawaban ‘iya’ atau ‘enggak’.

“Habiskan sarapannya biar Mbak Dara bisa pulang.”

Maka aku pun memilih untuk menyantap sarapan saja. Perawat itu juga telah keluar dari kamar karena menganggap aku telah puas akan jawabannya.

Menu sarapan yang mereka berikan kepadaku adalah nasi dengan sayur sop juga sepotong buah semangka. Tidak ada lauk. Karena perutku keroncongan sejak tadi, aku pun melahapnya. Sekarang aku hanya ingin mengisi tenagaku agar bisa segera pulang menemui Ibu. Tinggal di kontrakan kecil lebih menyenangkan daripada tinggal di rumah sakit dengan kamar yang luas. Ditambah lagi, aku tidak suka makanan ini, hambar.

* * *

Keesokan harinya, tubuhku mulai membaik. Aku sudah tidak merasa lemas dan lebih bertenaga untuk kembali memberontak keluar dari tempat ini. Akan tetapi perawat-perawat itu kuat sekali sehingga aku kembali terkurung di kamar. Sepertinya aku salah strategi, mungkin aku harusnya menunggu dua atau tiga hari lagi hingga tubuhku benar-benar kuat.

“Siang Mbak Dara. Makanannya sudah habis?”

Perawat laki-laki yang aku ketahui dari name tag di seragamnya bernama Nando itu masuk menemuiku. Lagi-lagi dia tersenyum lebar hingga matanya menjadi segaris. Dilihat dari perawakannya yang tinggi dengan kulit putih bersih sepertinya dia memiliki keturunan Tionghoa.

Aku menjawab pertanyaanya dengan anggukan kepala.

“Kalau gitu ayo kita cari udara segara.”

Nando mengajakku ke taman. Di meja taman ia mengeluarkan sebuah kotak berisi beberapa lembar origami berwarna merah.

“Sebentar lagi adalah hari kasih sayang. Para pasien di sini bikin origami heart buat ditempel di dinding aula.”

“Aku juga harus buat?”

“Iya. Semua harus berpartisipasi termasuk Mbak Dara,” jawabnya sambil menyodorkan kotak itu kepadaku.

“Aku nggak mau,” kataku kembali mendorong kotak itu kepada Nando.

Dia terdiam sebentar sambil menatapku, tapi tak lama senyumnya kembali merekah. “Kalau Mbak Dara bisa selesain bikin origami heart, nanti Mbak Dara boleh pulang kalau Ibu datang,” katanya sambil kembali mendorong kotak ke hadapanku.

Kini aku yang terdiam menatap wajah penuh senyumannya. Aku menimbang-nimbang tawarannya, apakah dia hanya mencoba membohongiku atau dia benar serius akan ucapannya. Sayangnya aku kesulitan membaca sorot matanya yang hanya segaris itu sehingga aku tidak tahu dia akan memegang ucapannya atau tidak. Namun sepertinya tidak ada salahnya aku mencoba.

“Deal,” kataku lalu menarik kotak itu. Aku mengambil selembar origami, namun detik berikutnya aku bingung bagaimana cara membuat origami heart.

Mungkin melihat gelagatku yang kebingungan, Nando pun mengambil selembar origami. “Perhatiin ya!” perintahnya kepadaku untuk memperhatikan dia membuat origami heart.

Dengan pelan-pelan Nando memjelaskan cara membuat origami heart padaku. Awalnya aku cukup kesusahan karena dia terlalu cepat, tetapi setelah aku melayangkan protes ia pun mengulanginya dari awal dengan lebih pelan. Dia juga menyuruhku untuk mengikuti setiap stepnya hingga ke step ke sembilan. Aku menghela napas besar setelah aatu origami heart berhasil kubuat.

“Baru satu.”

“Harus semuanya?”

Nando mengangguk. Dia menyemangatiku yang sudah menidurkan kepala di meja taman. Di saat aku menghela napas memandangi para pasien lain yang juga sedang membuat origami heart, tiba-tiba sebuah kotoran burung jatuh tepat di depan mataku. Bau tidak sedap langsung meruak masuk ke indra penciuman. Mataku melotot dibuatnya dan segera bangun agar tidak mencium bau tidak sedap itu.

“Maaf ya, merpati di sini emang nakal.”

Apa?! Kotoran yang barusan turun dan hampir mengenaiku adalah kotoran merpati?!

Perlahan aku mengangkat tanganku. Bau bangkai merpati juga kotoran merpati langsung meruak masuk ke indra penciumanku. Bau anyir dari darah merpati bercampur bau busuk dari kotoran merpati membuatku merasa mual. Aku pun segera beranjak dari sana, berlari pergi mencari wastafel untuk mencuci tanganku.

Setelah cucian yang ketiga, bau tidak sedap itu mulai hilang. Aku tidak mau kembali ke taman tadi dan lebih memilih duduk di ruang bermain.

Nando menghampiriku. Dia mengulurkan sebuah krim sambil berkata, “Pakai hand cream ini saja kalau bau tidak sedapnya keluar. Biar tangan Mbak Dara enggak jadi keriput dan origami heart-nya basah.” Setelah aku menerima hand cream darinya, Nando menaruh sekotak origami di sampingku. Cowok itu berpesan agar aku kembali melanjutkan membuat origami heart agar bisa segera pulang bersama Ibu.

* * *

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sunset in February
962      535     6     
Romance
Februari identik dengan sebutan bulan kasih sayang. Tapi bagi Retta februari itu sarkas, Februari banyak memberikan perpisahan untuk dirinya. Retta berharap, lewat matahari yang tenggelam tepat pada hari ke-28, ia dapat melupakan semuanya: cinta, Rasa sakit, dan hal buruk lain yang menggema di relung hatinya.
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
6325      1451     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
Negaraku Hancur, Hatiku Pecah, Tapi Aku Masih Bisa Memasak Nasi Goreng
231      115     1     
Romance
Ketika Arya menginjakkan kaki di Tokyo, niat awalnya hanya melarikan diri sebentar dari kehidupannya di Indonesia. Ia tak menyangka pelariannya berubah jadi pengasingan permanen. Sendirian, lapar, dan nyaris ilegal. Hidupnya berubah saat ia bertemu Sakura, gadis pendiam di taman bunga yang ternyata menyimpan luka dan mimpi yang tak kalah rumit. Dalam bahasa yang tak sepenuhnya mereka kuasai, k...
Silent Love
1470      962     2     
Romance
Kehidupan seorang Gi Do Hoon yang tenang dan tentram tiba-tiba berubah karena kedatangan seorang perempuan bernama Lee Do Young yang sekaramg menjadi penyewa di salah satu kamar apartemennya. Ini semua karena ibunya yang tiba-tiba saja -oke. ibunya sudah memberitahunya dan dia lupa- menyewakannya. Alasannya? Agar Do Hoon bisa keluar dari apartemennya minimal dua hari lah selain ke perpustakaa...
Sweet Seventeen
816      620     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
Cinderella And The Bad Prince
1037      711     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
A promise
558      359     1     
Short Story
Sara dan Lindu bersahabat. Sara sayang Raka. Lindu juga sayang Raka. Lindu pergi selamanya. Hati Sara porak poranda.
Bittersweet My Betty La Fea
4495      1457     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Harapan Gadis Lavender
2535      1192     6     
Romance
Lita Bora Winfield, gadis cantik dan ceria, penyuka aroma lavender jatuh cinta pada pandangan pertama ke Reno Mahameru, seorang pemuda berwibawa dan memiliki aura kepemimpinan yang kuat. Lita mencoba mengungkapkan perasaannya pada Reno, namun dia dihantui oleh rasa takut ditolak. Rasa takut itu membuat Lita terus-menerus menunda untuk mengungkapkan perasaa...
Yang Terindah Itu Kamu
11608      3476     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...