Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

“Selama ini kita sering bareng, terutama pas jadi OSIS. Kamu itu bisa bikin nyaman, pas di dekat kamu aku merasa ada sesuatu yang berbeda, perasaan yang enggak pernah aku temui di cewek lain dan aku menemukan itu di kamu!”

“Gitu ya!”

“Iya” sejenak pandangan Darian melihat pesanan sudah diletakkan pada meja, “Makan dulu, setelah itu kita lanjut obrolannya!”

Hanya anggukkan kepala sekali sebagai tanda, Elin lebih dulu mengambil segelas es teh manis dengan tangan kiri memegang gagang gelas, sedangkan tangan kanan pada jari telunjuk juga ibu jari menjepit sedotan sebelum diseruput. Merasa salah tingkah ketika Darian memerhatikan segala gerakan, lalu Elin mendongak kecil membalas tatapan.

“Jangan dilihat terus, aku grogi!”

Darian ternyata manis, “Habis kamu kalau dilihat dari dekat cantik, bikin gemas dilihatnya, pengen aku cubit pipinya”

Elin segera memegang kedua pipi seraya memanyunkan bibir, “Eehhhh... Darian, jangan gitu”

“Emang kenyataannya kayak gitu, apalagi pipi kamu mirip bakpao baru keluar dari tempat kukus” kata Darian diikuti tawa kecil, melihat tingkah laku Elin semakin menggemaskan jika salah tingkah karena ucapannya.

“Ahh...”

“Pipi kamu makin merah” tambah Darian semakin tertawa puas melihat tingkah laku yang membuatnya nyaman setiap kali bersama, karena sikap Elin padanya selalu menambah semakin tenang dan nyaman.

“Aku malu...” ditutup wajah dengan kedua tangan, tetapi pada bagian mata masih sedikit merongga hingga bisa melihat Darian terus memperhatikan, “jadi makan?”

“Ya jadilah...”

“Jangan lihatin aku terus....” rengek Elin menggigit bibir bagian bawah, sesekali mengalihkan pandangan agar tidak semakin memerah wajahnya.

“Iya deh, enggak aku lihat!” Darian mulai makan lebih dulu, kini tatapan netra fokus pada piring yang ada di depannya, walau sesekali melirik wajah Elin.

                                 ***

“Yakin elo enggak lapar?” kembali memasuki, karena posisi Ghazi ingin sekali pergi ke kantin karena sudah lapar sejak tadi, namun tahu sendiri Rendra sedang berpikir yang bukan-bukan tentang Elin dan Darian.

“Nanti saja, malas gue lihat mereka berdua”

“Gue sebenarnya setia kawan, Cuma cacing di dalam perut gue lagi demo minta makan, ayolah ke kantin sebentar. Atau gue beliin terus makan di kelas saja?” ide Ghazi baru saja mengelus perut yang berbunyi nyaring.

“Terserah elo” jawab Rendra mengambil ponsel dari dalam saku untuk mengusir rasa tidak nyaman di hati, mulai membuka sebuah game online sering dimainkan setiap harinya.

Ghazi berjalan keluar kelas meninggalkan Rendra yang sudah tidak peduli dengan dunia nyata, bahkan ada cewek-cewek yang sedang bercanda di dalam kelas sudah tidak berdampak sama sekali, karena hanya game sebagai penenang jika terjadi sesuatu pada sanubarinya.

Selang dua belas menit kemudian, Farrel memasuki ruang kelas dengan membawa camilan pada kemasan lumayan besar, duduklah pada kursi depan di mana keberadaan Rendra belum menyadari. Karena amatan netra begitu fokus menatap layar, sedangkan kedua tangan sibuk menggerakkan ke segala arah permainan.

“Elo main enggak ajak-ajak gue!” tegur Farrel meletakkan camilan sudah terbuka pada meja, lalu diambil ponsel dari saku seragam atas, “Woy Rendra”

                               ***

Sembari menunggu pesanan lalapan, Rendra sudah pasti akan berbicara dengan penjual meski itu hanya sekedar basa-basi, “Sambalnya yang banyak pak”

“Siap. Tumben banget dibawa pulang biasanya langsung dimakan di sini?” tanya penjual sedang membolak- balik lele agar matang merata.

“Dia yang minta” menunjukkan arah Elin dengan dagu diikuti mimik wajah, “Kalau saya nurut saja pak!”

Sedangkan Rendra mengelap piring menggunakan kain bersih sebelum meletakkan porsi nasi, kali ini ada tiga pembeli yang sudah menunggu pesanan sambil bermain ponsel sesekali ikut tersenyum untuk meramaikan, diletakkan nasi sesuai takaran pada mangkuk berukuran sedang. Rendra sudah terbiasa membantu penjual melayani pembeli, tidak heran jika sudah ramai bakal lama.

Tetapi Elin tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, karena kebiasaan sekaligus sikap Rendra sejak awal mengenal suka membantu dan mudah akrab dengan siapa saja. Lihat saja dirinya sedang sibuk dengan nasi biar tidak berserakan pada piring, seraya meletakkan di depan pembeli meski bebek goreng baru saja ditiriskan.

“Lagi pengen makan di rumah, pak jangan lupa nasinya tiga” menunjukkan tiga jari sambil tersenyum, “Sambalnya yang pedas”

“Walah-walah pelanggan tetap, sukanya sambalnya yang banyak, pedas lagi. Cabai lagi mahal gini!” keluh penjual hanya menggelengkan kepala, seraya meniriskan supaya minyak tidak terlalu banyak mengendap pada lele goreng.

“Rendra aku pengen sate usus ayam, setelah ini mampir ke angkringan ya bentar!”

“Iya. Enggak sekalian beli sate telur puyuh sama tempe mendoan, biar enggak kayak minggu kemarin kelupaan...”

Elin cengengesan teringat kalau minggu setelah pulang dari sini tidak mampir ke angkringan, “Banyak banget, kalau enggak habis gimana?”

“Ya gue habisin” jawab Rendra setiap keluar berdua, sudah terbiasa menghabiskan makanan dan minuman milik Elin. Jadi tidak heran jikalau semua sisa makanan yang tidak habis penampungan ada pada dirinya.

“Pak saya pesan lalapan dua, agak cepat ya, takut anak saya tidur sendirian di rumah!” pinta seorang wanita muda dengan menggunakan pakaian daster usai turun dari kendaraan, lalu duduk pada kursi plastik dekat Elin.

“Anaknya masih kecil, mbak?” penjual sedang mengulek sambal pada cobek berasal dari tanah liat berukuran kecil yang sudah ditunggu, oleh pembeli yang memesan bebek goreng.

“Iya pak, umur dua tahun”

“Punya saya saja pak di kasihkan ke mbaknya” sahut Rendra mengambil kertas pangsit di sebelahnya, “Enggak masalah kan?”

Elin tersenyum mengangguk, “Iya, kasihan kalau anaknya nangis!”

“Makasih mbak, maaf jadi merepotkan”

“Enggak pa-pa mbak” jawab Elin tersenyum lagi, entah sudah seberapa sering bibir ini menampilkan senyuman.

Penjual meletakkan bawang putih dan merah di depan Elin, “Sambil tunggu sekalian!”

“Wadah buat buang kulitnya di keresek ini, pak?” terdapat wadah plastik juga keresek tempat kedua jenis bumbu dapur berada, tidak lupa pisau berukuran kecil untuk mempermudah.

“Iya, dibuang di situ saja”

                               ***

“Sepi banget, pada ke mana?” ujar Rendra meletakkan makanan pada meja ruang keluarga sekaligus tempat nonton televisi, lalu duduk di bawah lesehan pada karpet, sedangkan punggung bersender di sofa.

“Ayah tadi pagi berangkat ke luar kota, kalau mama belum pulang, paling arisan” berjalan ke dapur untuk mengambil wadah, “Paling jam segini mbak sudah pulang kali ya”

“Sudah ada pembantu baru?”

“Cuma bersih-bersih rumah, kalau masak jarang, tahu sendiri di sini lebih suka makan di luar” duduk di sebelah Rendra, “Enaknya sekarang nonton apa?”

“Kalau gue terserah”

“Film hantu gimana?” pandangan Elin melihat arah Rendra sejenak, “Kalau enggak salah film yang rilis tahun lalu sudah ada deh, asli film Indonesia, kayaknya seru!”

“Emang berani?”

“Berani, tapi dikit” Elin tertawa kecil, seraya meletakkan makanan yang tadi beli di angkringan pada piring, tidak lupa sate ayam usus kesukaannya.

“Itu namanya takut” Rendra mengambil satu tusuk telur puyuh baru saja dikeluarkan dari wadah, “Mending film lain, malam-malam nonton film hantu, berani tidur sendiri?”

“Berani, tapi lampunya dinyalain semua” karena tadi Elin sudah mengambil wadah untuk cuci tangan, segera diambil lalapan yang sudah ingin segera disantap hingga tandas.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pulpen Cinta Adik Kelas
495      291     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...
Return my time
322      273     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.
Ending
5378      1392     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
F I R D A U S
766      505     0     
Fantasy
Dessert
1071      561     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Hello, Troublemaker!
1238      578     6     
Romance
Tentang Rega, seorang bandar kunci jawaban dari setiap ujian apapun di sekolah. Butuh bantuan Rega? mudah, siapkan saja uang maka kamu akan mendapatkan selembar kertas—sesuai dengan ujian apa yang diinginkan—lengkap dengan jawaban dari nomor satu hingga terakhir. Ini juga tentang Anya, gadis mungil dengan tingkahnya yang luar biasa. Memiliki ambisi seluas samudera, juga impian yang begitu...
Sepotong Hati Untuk Eldara
1663      781     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Dua Warna
678      465     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Like a Dandelion
3109      1089     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Alfazair Dan Alkana
286      233     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...