Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

Lantas seperti apa itu sabar? Jika solusi hanya sekedar ucapan, semata hanya untuk mencari kepopuleran demi menjaga kenyamanan atau sekedar ingin pencitraan. Lihatlah obrolan yang kini sedang didengar, mengenai keluhan yang tidak berkesudahan, hanya menyimak tanpa berbuat apa-apa.

Kalau keadaan terus begitu perlahan semua akan kelelahan, sebab nilai mata uang bukan semakin besar melainkan menurun dalam waktu singkat. Penghasilan kadang tidak bisa menentukan jumlah pengeluaran, hingga mengakibatkan permasalahan baru yang sama-sama melelahkan, ini bukan sebuah komedi!

“Harga cabai, harga minyak, bawang merah sama bawang putih sudah naik dua bulan terakhir. Kalau kayak gini berimbas pada rasa jualan.....” keluh penjual mengambil ikan mujair yang ada di dalam lemari kaca untuk digoreng.

“Tapi rasanya masih tetap enak pak!” jawab Rendra mencicipi lele yang masih panas sebab baru dihidangkan.

“Rasanya pasti tetap sama, cuma untung yang didapat sedikit. Yang biasanya tiga puluh lima ekor ayam sekarang dua puluh ekor ayam, modal biasa ganti ke minyak goreng sama cabai yang harganya enggak turun-turun. Kalau kayak gini kita semua yang jualan juga bakal mengeluarkan uang banyak biar tetap bisa jualan, sambil tunggu janji-janji harga kebutuhan sehari-hari kembali stabil....”

“Sekarang apa-apa pada mahal, tapi harga lalapan masih sama kan pak”

“Masih sama, sesuai kantong pelajar!” jawab penjual melihat Rendra dan Elin masih mengenakan seragam putih abu-abu.

Rendra yang mendengar jawaban itu hanya cengengesan, bukan bermaksud tidak sopan tetapi ingin memastikan kalau uang yang dibawa masih pas untuk membayar, apalagi gaji dari bekerja kemarin di kafe milik Ghazi sebagian ditabung. Meski setiap bulan selalu mendapat kiriman transfer dari orang tua, namun Rendra tidak mau berhenti bekerja.

“Elo enggak kerja di kafe Ghazi?” Elin sedang memisahkan daging dari durinya, lalu mencocol sambal terasi kesukaannya itu.

“Libur...”

“Gara-gara antar gue beli lipstik?”

“Salah satunya, kita sudah lama enggak makan berdua di sini, makanya gue tadi bilang Ghazi enggak masuk kerja malam ini!” Rendra akan meluangkan waktu bahkan libur bekerja hanya untuk bisa bersama Elin, walaupun kadang suka menolak jika diajak nongkrong.

Hidup Rendra memang lebih banyak digunakan untuk sekolah dan bekerja, jadi kalau sampai rela meluangkan waktu sudah pasti orang tersebut sangat istimewa baginya. Kesibukan orang tua membuatnya hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel, jarang yang lumayan jauh juga waktu terbatas kadang menjadi alasan mengapa jarang berkomunikasi.

“Setelah ini mau pergi ke mana lagi?” pertanyaan ini sebagai tanda bahwa Rendra telah usai makan, padahal baru saja dimulai beberapa menit lalu langsung hilang ditelan.

“Enggak tahu malas pulang....!”

“Orang tua elo masih suka ribut?” Rendra memang banyak tahu mengenai permasalahan yang terjadi, karena sikap ceria yang dimiliki hanya akan terlihat jika berada di luar rumah sedangkan di dalam rumah jarang tersenyum.

“Iya, padahal masalah sepele. Kadang gue capek banget, sudah disekolah banyak tugas di rumah banyak perdebatan, mau tidur enggak bisa soalnya pada gaduh sampai tengah malam....”mungkin orang luar akan bilang bahwa Elin beruntung punya keluarga yang utuh dan sering ada di rumah, meski nyatanya itu semua hanya kegaduhan yang tidak berkesudahan.

“Elo enggak perlu mikirin hal itu, yang penting fokus sekolah, tetap jaga diri. Kalau ada masalah langsung cerita ke gue, jangan dipendam sendiri, kita harus saling ada untuk satu sama lain!”

“Iya, Elo sahabat terbaik gue. Makasih!” Elin memperlihatkan wajah bahagia bisa memiliki sahabat pengertian dan selalu ada.

Andai persahabatan itu bisa merubah perasaan saling mencintai, mungkin banyak di antara mereka yang melihat akan cemburu. Tetapi Rendra tidak pernah meminta supaya Elin bisa belajar mencintainya, sebab ada keyakinan suatu saat nanti akan tahu dengan sendirinya.

Terdiam sejenak menutup obrolan, lain dengan Elin masih sibuk memisahkan daging lele dari duri. Mencocol sambal, ditekankan di atas nasi hangat lalu di makan dengan tangan. Oh, sungguh nikmat makanan yang tersedia.

Satu orang berasa di sebelah Rendra beranjak dari tempat duduk, membayar selembar uang berwarna biru. Setelah menerima uang kembalian langsung pergi menaiki sepeda motor yang parkir di depan.

“Tumben kalian jam segini sudah datang?” penjual dengan mengupas timun dengan pisau kecil sekalian memotong miring-miring diletakkan pada piring plastik sebelahnya.

“Iya pak, habis ke mall anterin Elin beli lipstik” Rendra sudah mencuci tangan dengan air kobokan berada di mangkuk plastik sebelahnya.

“Gitu to” menerima uang dari salah satu orang yang baru saja ingin pergi, “Makasih”

Elin selesai makan, “Ayo balik!”

Rendra mengangguk, lalu memberikan uang warna merah pada penjual, masih tetap duduk sambil menunggu uang kembalian.

Beberapa lembar uang pecahan diberikan, “Jangan bosan-bosan mampir ke sini!”

“Kalau gitu kita pamit pak, makasih!” Rendra menerima uang lalu dimasukkan ke dalam saku celana sebelah kanan.

“Makasih kembali.”

Elin mengenakan helm, setelah itu menaiki boncengan, “Jalan-jalan bentar ya!”

“Mau ke mana?” sudah mulai mengendarai kendaraan bermotor, melewati beberapa kendaraan yang berjalan lebih lambat.

“Enggak tahu, pokoknya jangan langsung pulang”

Hamparan biru terang samar-samar tertutup awan putih, pada sebelah barat didominasi awan putih terang oleh semburan warna jingga sedikit ada warna merah muda bercak-bercak. Memandang langit lebih lama, seakan ada partikel kecil sedang melayang terbang bebas.

Elin tetap melihat ke atas depan sedikit mendongak, tidak lagi berbicara dengan Krisna yang fokus berkendara. Lampu merah menghentikan pandangan Elin pada arah depan sebelah kiri, tertulis papan ‘Belok Kiri lurus’.

Lalu Rendra berjalan mengikuti petunjuk itu, melewati beberapa kendaraan yang tidak mau mengalah. Berpegangan jaket dengan posisi bonceng samping, Elin mengenakan rok sebab itu mesti berpegang.

“Gue mau beli seblak di depan” tunjuk Elin menggunakan tangan kanan mengarah ke sebuah gerobak pinggir jalan, “Elo mau enggak?”

“Mau, tapi punya gue enggak usah pakai ceker ayam, ganti bakso” kendaraan perlahan lebih pelan, Rendra menggeser lampu sen ke arah sebelah kiri jalan, “Gue tunggu di sini”

“Punya elo pedas apa sedang?” melepas helm bersamaan turun dari boncengan, Elin memberikan helm ke Rendra.

“Sedang”

Hanya ada satu pembeli yang sedang dilayani itu pun sudah dimasakkan. Akhirnya tidak harus menunggu seperti biasanya, meski datang beberapa kali, hanya di sinilah seblak yang menurut Elin cukup enak kuahnya.

                               ***

Film berjudul Yowes Ben menemani di waktu makan seblak. Alur cerita sederhana dengan bumbu komedi sangat menghibur, terutama mengusung tema kisah remaja bercampur bahasa jawa. Hampir sepuluh kali film ini diputar dalam waktu berbeda, kadang membuat Rendra sedikit terheran.

“Padahal baru kemarin malam nanton ini, sekarang nonton lagi, enggak bosan apa?” Rendra hanya melihat saja, lain dengan Elin yang senantiasa menyimak setiap film tontonannya.

“Enggak, habisnya ceritanya seru!” menyeruput kuah seblak sambil kepedasan, “Elo mau coba ceker gue?”

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ending
5368      1391     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
F I R D A U S
761      503     0     
Fantasy
Langkah yang Tak Diizinkan
214      175     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
Melody untuk Galang
525      325     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
Daniel : A Ruineed Soul
580      341     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Sekotor itukah Aku
414      315     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Behind Friendship
4675      1353     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Like a Dandelion
3103      1089     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Ich Liebe Dich
11939      1852     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Return my time
321      272     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.