Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

              Kadang hadir menghias sunyi yang tak berkesudahan, memberi alur cerita sederhana lewat tutur kata ala kadarnya. Senantiasa hadir untuk memberi kehangatan dalam dekapan percakapan, senyum hangat bagai cahaya mentari di pagi hari.

          Dan kamu memutuskan untuk hadir dalam pertemuan kita, bercakap lewat perkenalan nama. Lalu waktu memapah, agar bercakap lebih lama, oleh ikatan baru.

        Kamu adalah alasan mengapa aku bertahan, dari segudang resah kegelapan. Memberi cahaya temaram yang menenangkan, tak perlu seterang mentari pagi, cukup menjadi cahaya lampu pada pojok meja kamar.

        Bila semesta telah memutuskan, ikatan antara kita berdua. Tolong, sejenak berpikir lebih lama. Bukan aku sedang meragu hanya saja perasaan ini kadang tak menentu.

       Hai, segudang rindu tertahan dalam rasa pilu agar cepat bertemu. Kamu di mana sekarang, jangan semakin membuat suasana kecemasan. Lihatlah kehadiran tubuh berbalut rindu ini, berharap bisa berjumpa. Sungguh bukan kebohongan yang sedang ditahan, melainkan kejujuran takut kehilangan.

        Dan benar, kadang ada saja ketidakpastian. Tetapi yakinlah, jika memang itu jalan yang terbaik untuk kita. Lewat pertemuan atau perpisahan, pasti takdir akan melukis kenangan terindah, lewat harap yang berasal dari tangisan. Kelak akan menjadi keikhlasan.

        Aku di sini masih menunggu, hadirmu atau kah orang baru?

Semua berawal dari sini!

 

Langkah kaki berjalan santai menuruni tangga dari kamar, suasana rumah sudah biasa jika setiap hari terasa sunyi. Dalam diam senyuman manis tersembunyi dari balik wajah datar, pandangan beralih sejenak menatap pintu yang masih tertutup rapat, di mana kendaraan roda dua telah menunggu untuk segera mengantarkan menuju tujuan.

Tinggal berdekatan dengan seseorang yang paling dicintai suatu keberuntungan, tersebab bisa berangkat sekolah setiap hari. Memang suara hanya terdengar dalam sanubari, karena secara diam telah menjadi alasan penyemangat, tidak ada seorangpun yang bisa mengganti sebuah nama yang telah terukir rapi.

Biarkan jiwa dan raga tertuju, walaupun harus menutupi perasaan cukup lama, karena rasa takut untuk kehilangan. Maaf jika kali ini belum ada keberanian, mengenai kisah cinta antara persahabatan yang sulit untuk memutuskan.

"Gue tunggu di depan rumah ya" belum juga usai dijawab panggilan telah terputus sepihak, segera menaiki sepeda motor untuk bersinggah.

Sebastian Rendra Dananjaya. Akrab dipanggil Rendra, cowok kelas dua belas jurusan IPS. Memiliki bentuk alis saling bertautan dengan warna hitam pekat, berkumis tipis, dengan mata coklat tua.

Melingkar sebuah benda berukuran bulat sebagai penentu waktu, hari dan tahun. Memperhatikan setiap detik terus berjalan, sesekali melihat jalanan perumahan tengah berganti kendaraan dilalui untuk melakukan aktivitas, terasa ramai namun tidak mengganggu pendengaran.

Memiliki rumah saling berhadapan membuat Rendra kadang memerhatikan segala aktivitas dari balik gorden rumah, kadang saling lempar obrolan dengan jarak jalanan. Sudah menjadi sahabat sejak SMP hingga kini, selalu bersama setiap saat.

"Maaf telat, lupa taro lipstik kemarin" jelas seorang cewek tersenyum hangat keluar dari pintu rumah, berjalan menghampiri Rendra yang telah siap memberikan helm.

Elinorisa Pakeeza. Akrab dipanggil Elin, cewek kelas dua belas jurusan IPS. Memiliki senyuman manis, penuh keceriaan, dan selalu membuat siapa saja nyaman jika dekatnya.

"Pulang sekolah gue antar beli lipstik. Sekarang buruan naik keburu telat, dicek ada yang ketinggalan apa enggak?" melihat wajah Elin dari spion, "Topi, ikat pinggang, dasi?"

"Sudah enggak ada, ayo berangkat sekarang hari senin upacara, gue dapat tugas jadi pemimpin barisan!" memberi peringatan untuk segera melajukan kendaraan bermotor, sebab baru teringat kalau mendapatkan tugas untuk memimpin barisan kelas dua belas.

"Iya."

Sesaat senyuman tipis Rendra tampak pada wajah yang tertutup oleh kaca helm berwarna hitam, menyembunyikan perasaan bahagia setiap kali berboncengan, "Lin!"

"Hmm, apa?" sedikit memperjelas dan meninggikan suara sebab embusan angin membawa suara hingga sedikit hilang, namun sepertinya bisa mendengar sebab jarak keduanya hanya lima sentimeter.

"Sudah sarapan belum?" padahal Rendra sendiri belum sempat sarapan, mungkin bisa dibilang tidak pernah sarapan semenjak tinggal sendirian.

Ketika pertengahan kelas sebelas kedua orang tua Rendra memutuskan untuk pindah ke Kalimantan, karena ada pekerjaan yang tidak bisa diganggu gugat. Itu sebabnya Rendra memilih untuk menetap di Jogjakarta meski harus tinggal sendiri, kadang setiap seminggu tiga kali akan ada pembatu yang bertugas untuk membersihkan rumah.

Sedangkan untuk makan sehari-hari sudah terbiasa masak atau beli online, walaupun kedua orang tua melarang untuk tinggal sendiri, apalagi kebiasaan yang suka nongkrong dan jarang pulang ke rumah. Tetapi sejak kelas dua belas, Rendra mulai berubah perlahan, alasan berubahnya juga atas pinta dari Elin.

"Sudah tadi sebelum berangkat, elo pasti belum sarapan? Kebiasaan banget. Sekarang gue bawa bekal dua, entar pas di kelas selesai upacara langsung di makan"

"Iya, Elin cerewet" canda Rendra tertawa terbahak-bahak, "Orang tua gue saja enggak pernah kayak gitu"

"Itu tugas gue buat kasih tahu elo, jangan tunggu lapar baru makan, ingat tubuh itu butuh asupan!" Elin memukul helm bagian belakang membuat Rendra hampir mengerem mendadak, tapi ter-urungkan sebab mengingat jam sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Maaf ya. Gue enggak pernah ikuti perintah elo, dari kemarin sore belum makan"

"Ih, kebiasaan...." cubit Elin pada pinggang sebelah kanan untung saja mengenakan jaket jadi tidak terlalu sakit.

"Lupa. Kemarin pulang kerja kecapean langsung tidur, bangun tadi pagi langsung berangkat sekolah!"

"Lain kali jangan diulangi, kepala batu. Kalau kerja mending hari libur saja enggak masalah asal ingat waktu, kapan makan, kapan istirahat. Paham enggak?"

"Paham ELINO" Rendra memperjelas nama sambil menggaruk helm tanda bahagia, walaupun sering sekali dimarahi tetapi malah diulangi lagi.

"Cakep."

"Yang gatal kepala apa helmnya?" Elin tersenyum dengan menyipitkan mata meletakkan posisi kepala pada sebelah kiri sebab memang dibonceng menyamping, karena mengenakan rok pendek.

Rendra kembali tersenyum melihat wajah Elin dari spion, "Lupa lagi pakai helm"

Obrolan sederhana ini yang selalu menjadi kerinduan setiap waktu berkata untuk sementara bertemu, mengenai pekerjaan baru kadang dilakukan untuk mengisi waktu luang juga menambah uang jajan. Meski Rendra terlahir dari keluarga berada tapi bukan menjadi alasan bermalas-malasan maupun menghabiskan harta orang tua.

Terhenti kendaraan roda dua pada gerbang utama, telah berdiri tegak seorang laki-laki mengatur sepeda motor yang akan memasuki halaman depan sekolah, di mana letak parkir khusus kendaraan roda dua milik siswa berada di belakang sekolah sebelah kiri dekat gudang.

"Masuk dulu, katanya mau jadi pemimpin barisan, pasti semua sudah kumpul di lapangan. Gue mau parkir sepeda, sebentar lagi gue susul!"

"Iya, makasih Rendra. Gue duluan..." melambaikan tangan sambil berjalan cepat menuju ruang kelas untuk melekatkan tas sebelum menuju lapangan.

         ***

Untuk info lebih lanjut bisa langsung follow akun lianasari993, temukan karya terbarunya 😱😱

 

Salam kenal ya🫶

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lantas?
48      47     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Return my time
321      272     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.
Telat Peka
1354      627     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Tumpuan Tanpa Tepi
11671      3189     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Ending
5368      1391     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Love Never Ends
11989      2528     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
598      339     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
Dua Warna
678      465     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Dessert
1071      561     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Sekotor itukah Aku
414      315     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...