Loading...
Logo TinLit
Read Story - To The Bone
MENU
About Us  

Senin siang di perusahaan, setelah menyelesaikan administrasi…

 

“Sitty, Popi, aku to the point aja ya. Aku mau minta bantuan kalian berdua.”

 

“Bantuan apa?” tanya Sitty.

 

“Endorse café Oasis Shade. Café-nya Iriantie, sekalian sama resortnya. Mau ya? Boleh ya?”

 

“Iya, boleh.”

 

“Tapi aku kaget loh, ternyata kalian berdua konten kreator!”

 

“Haha! Akhirnya ketahuan juga,” Popi tertawa.

 

“Aku selama ini gak pernah liat kalian bikin konten.”

 

“Kita punya studio sendiri,” kata Sitty.

 

“Nanti kita ajak kamu ke studio kalo mau bikin konten,” tambah Popi.

 

“Pokoknya kalian harus bantu aku!”

 

“Apa sih yang nggak buat kamu,” kata Sitty.

 

“Akhir pekan ini kita ke sana bikin video sekalian collab, Sitt. Selama ini kita gak pernah ngonten bareng,” kata Popi.

“Makasih bestie-ku!”

“Kita susun konsep dulu ya,” kata Sitty.

“Oke. Aku percaya semua ke kalian. Kalau butuh apa-apa, hubungi aku ya? Aku balik kerja. Hari ini resmi kerja di Oasis Shade.”

“Sukses selalu ya, Na!” kata Sitty.

“Kalian juga. Semangat dan sukses!”

___

Beberapa bulan setelah Yanto melamar Stella di pantai.

Hari ini, secara resmi, Yanto akan melamar Stella di depan orang tua mereka.

 

> “Kami terima lamarannya, Nak Yanto.”

“Mari kita tentukan tanggal baik untuk pernikahan anak-anak kita.”

 

 

 

Begitulah sedikit percakapan antara orang tua Yanto dan Stella.

Pernikahan akan dilangsungkan bulan depan.

 

> “Akhirnya sebentar lagi kita nikah. Aku bahagia,” kata Stella.

“Setelah ini kamu jangan cemburu-cemburu lagi ya sama Nafa.”

“Iya. Sekarang dia juga sudah nggak kerja di pabrik, kan?”

 

 

 

> “Aku ada rencana mau bikin resepsi kecil-kecilan di Café Oasis Shade, yang di resort Jewel Palace. Aku juga udah siapin konsepnya. Gimana? Kamu suka?” tanya Yanto sambil memperlihatkan foto konsep.

 

 

 

> “Iya, aku suka. Tapi nanti aku mau tambahin sedikit ya, Beb.”

“Terserah kamu, yang penting kamu bahagia. Aku juga.”

 

 

 

 

---

 

Sementara itu...

 

> “Jon, nanti kamu ikut ya. Aku sama Popi mau bikin konten di Jewel Palace,” kata Sitty.

Semenjak rutin ke gym, Jonli sudah mulai akrab dan bisa move on dari Nafa.

“Oke.”

 

 

 

Sitty menjelaskan konsep konten mereka.

 

> “Nanti kita bikin video couple workout dan review kuliner sehat juga. Gimana?”

“Ide bagus itu, Jon.”

 

Kebetulan, Café Oasis Shade juga menyediakan menu-menu sehat.

 

Hari yang dinanti tiba. Sitty, Jonli, Popi, dan tim sedang sibuk merekam konten yang akan diunggah setelah proses editing selesai.

 

> “Halo guys! Kita lagi ada di Jewel Palace. Hari ini Sitty mau staycation di sini. Ditunggu ya keseruan Sitty and Team. Oh iya, Sitty juga bakal collab sama Popi... Yeyy!”

 

Setelah selesai syuting...

 

> “Makasih ya udah bantuin kita di sini,” kata Emilia.

“Iya, kita senang kok bisa bantu,” jawab Sitty.

“Aku berhasil diet setelah nontonin video-video kamu.”

“Oh ya? Kapan-kapan kita bikin konten weight journey, kebetulan aku punya segmen baru.”

“Dengan senang hati. Aku pamit ke kantor sebentar, kalian lanjut aja nikmatin resort.”

 

 

 

> “Sitty, bisa minta waktu sebentar? Ada yang mau aku omongin,” kata Jonli.

“Ada apa?”

“Kita ngobrol di dekat pantai, ya.”

“Oke.”

 

 

Mereka berjalan ke arah pantai.

 

> “Makasih karena udah nyembuhin luka aku. Kamu mau nggak isi hati aku yang kosong?”

Sitty tersenyum lebar dan mengangguk.

Jonli memeluknya. “Makasih kamu udah sabar hadapin aku yang temperamental.”

“Aku siap jadi obat kamu, kapan pun kamu terluka.”

 

Sejak rutin ke gym, Jonli berhenti minum alkohol dan jadi jauh lebih tenang.

 

Popi yang ada acara lain harus pulang lebih dulu. Para kru dan tim lainnya juga kembali ke rumah masing-masing untuk mengurus proses editing.

 

 

---

 

Kencan ke-2

 

> “Umumnya snorkeling bisa dilakukan siapa saja tanpa harus jago berenang. Tapi tetap perlu tahu cara pakai snorkel dan bernapas di air,” jelas Christian.

 

 

 

> “Iya, aku paham sekarang.”

 

 

 

Christian membantu memasangkan perlengkapan snorkeling ke Nafa.

 

> “Gimana? Pas nggak? Masker selam, fin, dan snorkelnya aman?”

“Aman.”

 

 

 

Menjelajah alam bawah laut memberi pengalaman pertama yang menyenangkan bagi Nafa.

 

Setelah snorkeling...

 

> “Mau lihat sunset nggak? Aku tahu spot tersembunyi yang belum banyak orang tahu,” ajak Christian.

“Boleh. Tapi aku lapar, pengin ngemil.”

 

 

 

Setelah berganti pakaian, mereka pergi ke Café Oasis Shade.

 

Nafa memesan kelapa muda dan cemilan.

 

> “Silakan, ini pesanannya Bu Nafa dan Mas Christian,” kata pelayan.

Christian tersenyum pada pelayan yang tidak sengaja menjatuhkan ponselnya.

“Tunggu, Mbak. Ini ponselnya,” katanya sambil memungut dan menyerahkannya.

Pelayan itu tersipu dan membalas senyuman Christian.

 

 

 

> “Bisa-bisanya aku meleleh. Padahal semua perempuan diperlakukannya kayak gitu,” gumam Nafa, sedikit kesal.

 

 

 

> “Ibu Iriantie ada?” tanya Nafa.

“Lagi keluar meeting, Bu.”

 

 

 

> “Kamu harus cobain ini,” kata Nafa, menyodorkan snack bar ke Christian.

“Enak. Rasa dan manisnya pas. Apalagi kalau makannya bareng kamu,” godanya.

“Mulai deh gombalnya. Aku loh yang ngasih ide snack bar ini.”

“Oh ya?” jawab Christian sambil mengunyah.

 

Waktu sunset pun tiba.

 

> “Ini kan danau kemarin?” kata Nafa.

“Iya. Sunset di sini bagus, belum banyak yang tahu.”

 

 

 

> “Menarik. Aku bakal promosiin tempat ini.”

“Otak kamu isinya bisnis terus, ya?” Christian tertawa.

“Masih ada kencan sekali lagi. Nanti aku tunjukin sisi lainku. Kencan ke-3 penentuan. Semoga kamu bisa terima aku ya.”

“Lihat nanti,” jawab Nafa.

 

---

 

Beberapa waktu kemudian...

 

> “Dengar-dengar, kamu dan Christian sering jalan bareng ya? Lagi PDKT kah?” tanya Emilia.

“Iya nih, tapi belum bisa banyak cerita. Doain aja ya.”

“Di ujung sebelah kiri itu mes-nya Christian. Kalau ada waktu, main deh ke sana. Tempatnya keren.”

“Baru aja mau nanya. Kamu tahu aja isi hatiku,” kata Nafa tertawa.

“Ciee... yaudah, semoga lancar ya.”

 

Nafa pun penasaran. Ia pergi ke mes Christian.

Apa yang ia lihat: Seorang perempuan duduk di pangkuan Christian. Mereka sedang bermesraan.

 

Terkejut, Nafa berbalik. Kakinya tersandung sandal, dua cup kopi di tangannya jatuh ke lantai.

 

> “Ah, sial!”

 

 

 

Nafa bangkit dan cepat-cepat pergi.

 

> “Apa harus aku tanya langsung? Atau pura-pura nggak tahu? Bisa nggak aku tahan rasa sakit ini?”

“Tapi aku juga belum cinta, cuma kagum... Ya, jalani aja. Niat awal kan cuma mau pamer punya pacar keren.”

Nafa mencoba menenangkan diri dalam perjalanan balik ke Oasis Shade.

 

 

 

Sesampainya di ruang kerja, ia mondar-mandir, duduk tak tenang.

 

 

---

 

POV Christian

Christian sedang mencuci motor Kawasaki Ninja merahnya.

 

> “Hai, babe. I miss you.”

Natasha datang dan langsung mencium Christian.

 

 

 

Tiba-tiba, terdengar suara dari luar.

 

> “Shit. Pasti itu Nafa. Apa dia lihat Natasha?”

 

 

 

Christian segera mencuci muka, merapikan baju, lalu menuju Oasis Shade.

 

> “Ibu Nafa ada?”

“Ada, Mas. Di ruangannya.”

“Tolong panggilkan sebentar, ya.”

 

 

 

Tok tok tok.

 

> “Astaga, bikin kaget aja. Iya, masuk.”

“Bu, ada yang nyariin di luar.”

“Sebentar, ya.”

 

 

 

Nafa memperbaiki penampilannya dan keluar menemui Christian.

 

> “Kamu ke mes aku tadi?” tanya Christian.

“Enggak, emang kenapa?”

Christian melihat noda kopi kecil di blus Nafa.

“Jujur deh.”

“Hehe, iya sih. Tapi pintunya tutup, aku kira kamu masih tidur.”

“Jam berapa kamu ke sana?”

“Sekitar jam 7.”

“Ah, coba kamu datang jam 8. Tadi aku bangun telat.”

 

> “Nanti malam kita jalan ya?”

“Iya, aku tunggu.”

“Oke, aku balik dulu.”

 

 

 

 

---

 

> “Padahal aku lihat sendiri. Tapi ya udah, pura-pura nggak tahu. Yang penting jadian dulu aja. Kalau menyebalkan, tinggal putus.”

Nafa menenangkan diri. Ia memang kagum dan ingin punya pacar keren untuk dipamerkan. Itu saja.

 

 

 

 

---

 

2 jam kemudian...

Natasha datang ke Oasis Shade.

Katanya, ia dengar makanan di sana enak dan aman untuk diet.

 

Tanpa sadar, ia langsung akrab dengan Nafa.

 

Nafa belum tahu... Natasha adalah perempuan yang ia lihat di pangkuan Christian tadi pagi.

 

Kencan ke-3

 

> “Sesuai janji aku, malam ini aku mau nunjukin sisi gelap aku. Kamu siap?”

“Siap dong. Siapa takut.”

 

Mereka tiba di sebuah tempat tersembunyi di pinggiran kota. Suasana malam itu panas dan bising—deru knalpot motor, teriakan penonton, aroma asap rokok, dan debu yang beterbangan.

 

Tempat balapan liar.

 

> “Aku anggota geng motor,” kata Christian, menatap Nafa di antara kerumunan.

“Wow… serius?”

“Kamu suka?”

“Suka apa?”

“Kalau aku anggota geng motor.”

“Hmm... keren sih. Selama kamu gak sakitin orang lain, aku gak masalah.”

“Malam ini aku ikut balap. Kalau aku menang, hadiahnya buat kamu.”

“Semoga menang! Fighting!” seru Nafa sambil mengepalkan tangan memberi semangat.

 

 

 

Christian menunggangi motornya, lalu melesat dengan kecepatan tinggi. Nafanya berdebar, bukan hanya karena balapan, tapi karena firasat aneh. Ia tahu malam ini ayahnya, Adam, sedang bertugas jaga malam—dan tempat ini masih masuk wilayah patroli.

 

Dan benar saja...

 

Di ujung jalan gelap, Nafa melihat bayangan yang sangat ia kenal. Adam.

 

Panik, ia cepat-cepat menarik hoodie ke atas kepala dan memakai masker yang selalu ia bawa.

 

Balapan selesai. Christian menang.

 

Mereka merayakannya di sebuah diskotik yang penuh lampu strobo dan dentuman musik keras.

 

> “Ini aku, Na. Kehidupanku seperti ini,” ujar Christian, menenggak botol minuman keras.

“Kalau Papa tahu, aku bisa mati…” gumam Nafa dalam hati. Tapi… sisi bad boy seperti ini justru membuatnya makin tertarik. Dunia yang tidak pernah ia lihat. Bahaya yang tidak pernah ia bayangkan.

 

 

 

Setelah itu mereka pindah ke ruang karaoke yang sudah mereka booking. Semua orang teler. Ada yang menyanyi sambil teriak, ada yang joget di atas sofa.

 

> “Tian, aku mau pulang. Ini udah jam dua pagi.”

“Tunggu… 30 menit lagi. Aku masih pusing…”

 

 

 

Nafa keluar, mengecek sekeliling. Ponselnya terus bergetar—Adam sudah menelpon 15 kali. Panik dan takut bercampur jadi satu.

 

Saat hendak keluar...

 

Adam berdiri tepat di depan pintu.

 

Spontan, Nafa memutar badan dan masuk kembali ke dalam room. Ia menahan napas.

 

Adam sempat melihat sosok gadis berhoodie masuk ke dalam ruangan. Tapi saat hendak mengejar, ponselnya berbunyi.

 

> “Halo, Bos. Nafa aman kok. Dia di resort, bareng Emilia dan Iriantie.”

Seseorang berbohong di balik telepon. Ia tidak ingin Nafa ketahuan sedang bersama Christian.

Seseorang di balik telp itu Kevin.. Anak buah Adam juga teman Christian yang selalu mengawasi dan mendukung hubungan Christian dan Nafa

 

> “Syukurlah,” ucap Adam. Tapi wajahnya tetap tegang. Firasatnya kuat, yang dia lihat tadi adalah Nafa.

 

 

Di dalam, Nafa gemetar.

 

> “Huft... hampir saja…” bisiknya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia tahu risikonya. Kalau sampai ketahuan, bisa tamat riwayatnya.

 

 

 

> “Udah bisa pulang belum?” tanya Christian setengah mabuk.

“Ayo… resort aja ya.”

“Sip.”

 

 

 

Christian membawa motornya dengan kecepatan tinggi.

 

> “Tian! Jangan ngebut! Kamu mabuk!”

“Justru harus ngebut biar cepat sampai!”

 

 

 

> “BERHENTI!!”

 

 

 

Sreeettttt!!

Motor direm mendadak. Nafa langsung turun.

 

> “Turun. Biar aku aja yang bawa. Kamu mabuk, nanti kita celaka.”

“Jangan ngomong soal kematian di depan aku…” ucap Christian pelan, lalu tertidur di atas setangnya.

 

 

 

> “Ya ampun, ada-ada aja.”

 

 

 

Nafa mengeluarkan ponsel dan memesan taksi online. Saat taksi datang, ia dan sopir bersama-sama memapah Christian masuk ke mobil.

 

> “Ke resort Jewel Palace ya, Pak.”

“Baik.”

 

 

 

Nafa kemudian membawa motor Christian lebih dulu agar bisa sampai di resort sebelum taksi.

 

Beberapa menit kemudian…

 

Taksi tiba. Satpam membuka portal. Mobil masuk perlahan sampai ke depan mes karyawan.

 

> “Biar saya bantu,” kata sopir.

“Makasih, Pak.”

 

 

 

 

---

 

Keesokan malamnya, Oasis Shade penuh pengunjung.

 

Saat musik live dimainkan, Christian naik ke atas panggung, merebut mikrofon.

 

> “Lagu ini untuk wanita spesial di hidupku.”

 

 

 

Sorak sorai penonton menggema.

 

Christian mulai menyanyikan lagu "To The Bone."

 

Nafa hanya bisa tersenyum. Ia tahu, mungkin dia bukan satu-satunya di hidup Christian. Tapi selama Christian peduli, perhatian, dan bisa membagi waktu, itu sudah cukup untuk memenuhi obsesinya.

 

Satu-satunya yang ia takutkan hanyalah jika Adam tahu.

 

Dan sementara itu, video unggahan Sitty dan Poppy tentang Oasis Shade menjadi viral. Sejak itu, resort Jewel Palace dan kafe Oasis Shade tak pernah sepi pengunjung—bahkan di hari biasa.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Oh My Heartbeat!
381      267     1     
Romance
Tentang seseorang yang baru saja merasakan cinta di umur 19 tahun.
The Past or The Future
451      359     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
PROMISE
633      454     2     
Short Story
ketika sebuh janji tercipta ditengah hubungan yang terancam kandas
Manuskrip Tanda Tanya
5445      1684     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Aku Lupa Cara Mendeskripsikan Petang
562      386     2     
Short Story
Entah apa yang lebih indah dari petang, mungkin kau. Ah aku keliru. Yang lebih indah dari petang adalah kita berdua di bawah jingganya senja dan jingganya lilin!
Sanguine
5526      1693     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
The Reason
10578      1917     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
MERAH MUDA
510      369     0     
Short Story
Aku mengenang setiap momen kita. Aku berhenti, aku tahu semuanya telah berakhir.
A - Z
3023      1031     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Nightmare
437      301     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.