Loading...
Logo TinLit
Read Story - Penerang Dalam Duka
MENU
About Us  

Ajal seseorang akan tiba, melihat sosok gadis yang amat disukainya itu berada di ujung tanduk telah membuat pikiran Hendrik kalut. Secara tak sadar dia mendorong mereka berdua hingga masuk ke dalam gerbong penumpang. 

 

Saat kereta hendak memasuki lorong yang gelap, bebatuan besar menggelinding dari bukit atas dan terjatuh menutupi lubang menuju lorong. Akibatnya kereta pun menabrak dan seluruh gerbong di belakangnya pun terguling ke samping, sebagian kaca jendela juga pecah setelah kereta itu tidak dapat bergerak lagi.

 

Hendrik, Albert dan Mina yang berada di dalam satu gerbong pun jatuh ke arah jendela yang sudah berubah posisi. Selang beberapa saat akhirnya Mina yang sempat pingsan itu terbangun dan melihat dua orang itu masih tak sadarkan diri dalam keadaan terluka.

 

Mina pun bergegas menghampiri Hendrik dengan penuh amarah setelah tahu dia mendapatkan kesempatan yang jarang dia miliki. 

 

Mina mengambil pecahan kaca jendela dan di saat yang sama pula Hendrik terbangun dalam keadaan terkejut. Kedua matanya terbelalak kaget, menatap Mina yang sedang mengarahkan ujung pecahan kaca tepat di lehernya. 

 

Napas yang menggebu-gebu, tatapan kebencian yang begitu dalam terlihat jelas di depan mata. Tangan gadis itu gemetaran entah karena alasan apa. Namun, Hendrik hanya diam dan perlahan mengubah ekspresinya yang tadi terkejut menjadi sedih. 

 

Pria itu tidak lagi menatap sosok mantan kekasihnya, dia memilih menghindari seolah pasrah dengan apa pun yang akan dilakukan oleh Mina kepadanya.

 

“Lakukanlah. Ini kesempatanmu,” ucap Hendrik. 

 

Dahi yang lebar itu tergores, bagian lengan dan kakinya terasa kebas dan sulit bergerak. Hendrik yang terbaring di sebelah kaca jendela yang pecah kini lebih terlihat seperti sedang menyodorkan leher di depan taring hewan buas di hadapannya. 

 

"Ada apa denganku?" Mina bertanya-tanya dalam batin. Dia kebingungan karena tangannya yang gemetar dan berhenti bergerak di posisi itu. 

 

Gerakan tangan yang sempat agresif dengan mengarahkan ujung pecahan kaca mendadak berhenti saat benar-benar akan mengenai pria itu. Mina pun terdiam cukup lama sampai akhirnya meneteskan air mata. 

 

"Ibu, Ayah, Ema. Padahal kesempatan ini nggak akan datang dua kali, tapi kenapa aku tidak bisa melakukannya?" Sekali lagi dia sedang bertanya-tanya dalam batin. Mina sendiri tahu tidak ada jawaban atas pertanyaan itu.

 

“Kenapa tidak melakukannya?”

“Keluargaku meninggal di tangan kalian bertiga. Lalu bagaimana bisa aku membiarkan kalian?”

“Karena itu, kenapa kamu berhenti?” 

 

***

 

Kecelakaan kereta api yang telah dibajak kini sudah diatasi berkat Guntur. Pada saat itu Mina sengaja menjatuhkan pecahan kaca dan tidak lagi menggebu-gebu seperti kesurupan sebelumnya. 

 

Hendrik bertanya mengapa Mina tidak melakukan itu di saat kesempatan ada di tangannya. Namun, Mina tidak menjawabnya sama sekali. Dia hanya pergi keluar dari kereta itu dengan langkah sempoyongan. 

 

Selain Mina, beberapa orang yang diutus oleh Guntur hanya menemukan satu pria di dalam kereta dan dia adalah Aldi yang sekarang sudah ditangkap untuk diinterogasi. Hilangnya Hendrik dan Albert masih dalam pencarian. 

 

“Ke mana perginya mereka, Mina?” tanya Nindia. 

 

Mina menggelengkan kepala dan menjawab, “Saya tidak tahu.”

 

Nindia menatap tajam, tatapan itu ditujukan untuk Mina yang mungkin telah melakukan sesuatu pada mereka. 

 

“Saya nyaris menghabisi mereka, karena gagal saya pergi menyelamatkan nyawa saya sendiri,” ungkap Mina.

 

Nindia kemudian pergi menuju ke kereta itu. 

 

Mina menghela napas sejenak dengan hati yang gelisah dia menatap kereta yang terguling dari kejauhan. 

 

Dia mengingat kemarahannya sendiri pada mereka yang jelas Mina sendiri tidak dapat memaafkan para penjahat itu. Namun, setelah melepaskan amarah dan mengambil kesempatan itu untuk menghabisi mereka, yang seharusnya bisa dilakukan dalam sekejap mata, tapi semua amarah itu langsung lenyap seolah hanya lewat sebentar.  

 

Notifikasi pesan di ponselnya muncul, seseorang mengirim pesan bersamaan dengan kedatangan seorang pria dengan syal hitam dari arah belakang.

 

[Sebenarnya tidak boleh ada orang yang tahu tentang keberadaan kami termasuk mereka.]

 

“Jadi, Anda akan membungkam saya?”

 

Pria dengan syal hitam itu menggelengkan kepala dan kembali mengetik sebuah pesan untuknya dibaca.

 

[Kecuali jika kamu memilih salah satu dari dua pilihan kami. Pertama, kamu harus merahasiakan ini sampai mati. Kami akan mengurungmu ke tempat yang jauh tanpa kebebasan. Lalu yang kedua, ikut bergabung dengan kami.]

 

Mina menghela napas lantas tersenyum. Lalu beberapa kali mengedipkan mata dan pergi meninggalkan stasiun tanpa menjawabnya. 

 

Selangkah mundur ke belakang, mengingat kenangan lama yang tak mudah dilupa.

 

 "Semoga kita tidak bertemu lagi, kak." Mina berharap dalam hatinya lantas berbalik badan dan pergi meninggalkan tempat itu. 

 

Dari semua kenangan yang baik dan buruk saling bertumpang tindih. Nasib dan segala takdir manusia telah lama diatur. Namun, karena ketidaktahuan itu membuat seolah-olah manusia sendiri merasa sedang membuat takdirnya sendiri. 

 

Keinginan yang egois akan membuat seorang manusia merampas banyak hal. Merenggut suatu hal yang berharga hanya demi hal yang berharga lainnya. 

 

Mina berjalan pergi meninggalkan semua kenangan itu dalam keadaan sedih. 

 

Sedih karena telah kehilangan keluarganya yang paling berharga dan sedih karena kehilangan perasaannya yang sama berharganya. 

 

Rasa sakit yang gadis itu rasakan jadi semakin berlipat ganda. Tidak bisa ditampung hanya dengan beberapa tetes air mata. Hanya bisa diam sambil memendam itu dalam batin yang terluka. 

 

Kehilangan telah membuat "balas dendam" menjadi penerangnya dalam duka. Namun, apa yang terjadi setelah dia membalaskan dendamnya? Mina sama sekali tidak pernah terpikirkan apa jawabannya.

 

["Mina, kenapa menutup teleponnya?"]

 

“Maaf, Lia.”

 

["Ya sudah. Bukan masalah karena yang penting kamu baik-baik saja."]

 

Akhir dari balas dendamnya tidak berjalan dengan baik. Segala rencana yang dibuat berhati-hati hingga mengungkap jati diri seseorang yang tak terduga pun pada akhirnya menjadi sia-sia. 

 

["Mina, kamu serius ingin balas dendam?"]  

 

Pertanyaan Lia yang secara tiba-tiba itu membuat Mina terkejut lantas terdiam sejenak. Panggilan masih terhubung, Lia menunggu. 

 

Kemudian Mina memanggil nama sahabatnya itu dengan suara lembut sembari mengatur napas dalam-dalam lalu akhirnya tangis pun pecah.

 

“Aku ...nggak bisa ngelakuin itu, Lia. Aku nggak bisa balas dendam karena aku nggak bisa melihat orang yang kusuka juga menderita karena aku. Maaf,” ucap Mina dengan suara yang gemetar. Lututnya terasa lemas sehingga dia jatuh ke lantai. 

 

“Kalau aku melakukan hal yang pernah dilakukan mereka pada keluargaku, bukankah sama saja aku seperti mereka?” lanjutnya yang masih menangis. 

 

Hubungan timbal balik yang tak mengenal belas kasihan telah membuat hatinya kembali runtuh. Dalam sekejap penerangan yang hanya ada di atasnya kini mulai menerangi seluruh tempat di sekitarnya. 

 

Lia tersenyum seolah telah lama menunggu jawaban Mina yang seperti itu. Dia pun merasa bersyukur karena Mina telah menyadari hal terpenting baginya saat ini, yaitu dirinya sendiri.

 

Mengubah pribadi menjadi lebih baik adalah balas dendam yang terbaik. Rela memaafkan bukan berarti dia seorang pengecut, tapi juga bukan lemah, melainkan bijak.  

 

Terlepas semua hal yang telah terjadi, Mina melepaskan balas dendam yang telah lama membelenggunya.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Interaksi
363      286     1     
Romance
Aku adalah paradoks. Tak kumengerti dengan benar. Tak dapat kujelaskan dengan singkat. Tak dapat kujabarkan perasaan benci dalam diri sendiri. Tak dapat kukatakan bahwa aku sungguh menyukai diri sendiri dengan perasaan jujur didalamnya. Kesepian tak memiliki seorang teman menggerogoti hatiku hingga menciptakan lubang menganga di dada. Sekalipun ada seorang yang bersedia menyebutnya sebagai ...
Let Me be a Star for You During the Day
968      501     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Suara yang Tak Pernah Didengar
328      202     9     
Inspirational
Semua berawal dari satu malam yang sunyi—sampai jeritan itu memecahnya. Aku berlari turun, dan menemukan hidupku tak akan pernah sama lagi. Ibu tergeletak bersimbah darah. Ayah mematung, menggenggam palu. Orang-orang menyebutnya tragedi. Tapi bagiku, itu hanya puncak dari luka-luka yang tak pernah kami bicarakan. Tentang kehilangan yang perlahan membunuh jiwa. Tentang rumah yang semakin sunyi. ...
A Missing Piece of Harmony
228      181     3     
Inspirational
Namaku Takasaki Ruriko, seorang gadis yang sangat menyukai musik. Seorang piano yang mempunyai mimpi besar ingin menjadi pianis dari grup orkestera Jepang. Namun mimpiku pupus ketika duniaku berubah tiba-tiba kehilangan suara dan tak lagi memiliki warna. Aku... kehilangan hampir semua indraku... Satu sore yang cerah selepas pulang sekolah, aku tak sengaja bertemu seorang gadis yang hampir terbunu...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
120      107     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Menanti Kepulangan
40      36     1     
Fantasy
Mori selalu bertanya-tanya, kapan tiba giliran ia pulang ke bulan. Ibu dan ayahnya sudah lebih dulu pulang. Sang Nenek bilang, suatu hari ia dan Nenek pasti akan kembali ke bulan. Mereka semua akan berkumpul dan berbahagia bersama di sana. Namun, suatu hari, Mori tanpa sengaja bertemu peri kunang-kunang di sebuah taman kota. Sang peri pun memberitahu Mori cara menuju bulan dengan mudah. Tentu ada...
HABLUR
647      343     6     
Romance
Keinginan Ruby sederhana. Sesederhana bisa belajar dengan tenang tanpa pikiran yang mendadak berbisik atau sekitar yang berisik agar tidak ada pelajaran yang remedial. Papanya tidak pernah menuntut itu, tetapi Ruby ingin menunjukkan kalau dirinya bisa fokus belajar walaupun masih bersedih karena kehilangan mama. Namun, di tengah usaha itu, Ruby malah harus berurusan dengan Rimba dan menjadi bu...
Waktu Mati : Bukan tentang kematian, tapi tentang hari-hari yang tak terasa hidup
2333      1072     25     
Romance
Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan, tekanan bisa datang dari tempat paling dekat: keluarga, harapan, dan bayang-bayang yang tak kita pilih sendiri. Cerita ini mengangkat isu kesehatan mental secara mendalam, tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan anhedonia, dua kondisi yang sering luput dipahami, apalagi pada remaja. Lewat narasi yang intim dan emosional, kisah ini menyajikan perj...
Finding My Way
627      428     2     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Di Bawah Langit Bumi
2349      911     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...