Kringggg..
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa - siswi kelas Maya berhamburan keluar dan menuju kantin sekolah, kecuali Maya. Dia hanya duduk di depan kelasnya karena dia merasa sendirian dan tidak punya teman.
Tiba - tiba seorang cewek duduk di samping Maya.
"Hai, aku Novi," ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada Maya. Novi merupakan teman satu kelasnya dan dia duduk tepat di belakang Maya saat berada di kelas. Maya merasa lega akhirnya ada yang memulai untuk mengajaknya berbicara terlebih dahulu.
Maya pun membalas uluran tangannya dan berkata, "Aku Maya."
"Ke kantin, yuk!" ajaknya, to the point.
"Ayo!" balas Maya. Lalu, mereka berdua pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, mereka melihat keadaan kantin yang sangat ramai.
"Yah, duduk di mana nih, kita?"
Mata Maya menyapu seisi ruangan tiap stand di kantin dan dia menemukan kursi kosong untuk mereka. "Itu dipojok aja, ada yang kosong!"
Setelah duduk, Maya dan Novi langsung memesan makanan yang mereka berdua Ingi kan. Tiba-tiba terdengar suara heboh bermunculan. Tak perlu menunggu lama, Maya segera mengetahui penyebab kehebohan itu. Ternyata itu adalah Bram dan teman-teman cowok lainnya sedang berjalan di kantin. Bram merupakan teman satu kelas mereka berdua.
Baru saja masuk hari pertama, para kaum-kaum hawa yang ada di sekolah ini sudah memberikan sebuah gelar kalau laki-laki yang ada di jurusan Broadcasting itu sangat tampan.
"Gilaa! Ternyata emang beneran ganteng banget," gumam Novi matanya begitu berbinar melihat kedatangan Bram dan teman-teman cowok yang lain.
"Masa, sih?" ucap Maya tidak percaya. Karena menurut dirinya Bram tidak seganteng itu, jadi dia heran kenapa perempuan sangat heboh melihat kedatangan mereka.
"Iyalah, Maya, Lihat, dong, mereka semua tuh ganteng. Makanya, lo tuh beruntung banget. Tempat duduk lo persis di sampingnya Bram. Semua cewek di kelas iri loh, apalagi jurusan lain!" ucap Novi. Maya hanya tersenyum kecil, karena dia tidak peduli tentang kisah cinta anak remaja seperti ini. Dia merasa tidak layak untuk mendapatkan hal-hal manis seperti itu.
"Termasu lo juga berarti? Kan, lo cewek, jadi lo juga iri dong sama gue?" balas Maya sambil tersenyum jail.
Novi yang mendengar ucapan Maya barusan, tidak terima. "Gue nggak suka sama Bram! Gue suka sama yang lain, beda pokoknya! Hehehe..."
Tidak lama kemudian, pesanan mereka berdua pun datang. Semangkuk mie kuah untuk Maya dan sepiring nasi pecel untuk Novi. Mereka langsung menyantapnya sebelum waktu istirahat berakhir.
******
Hari sudah hampir menjelang sore, seluruh siswa SMK Bakti pun berhamburan keluar setelah bel pulang berbunyi. Maya berjalan ke arah kantin, tempat dia menunggu untuk dijemput oleh papanya. Sesampainya di kantin, Maya memesan segelas jus melon untuk menemaninya menunggu papanya. Usai memesan, dia duduk di kursi paling pojok dan mengeluarkan ponselnya. Tiba-tiba ada notifikasi WhatsApp dari Bang Permana. Permana adalah kakak satu-satunya yang dimiliki oleh Maya.
"Kenapa Bang Per telfon? Duh, nggak enak, nih, firasat gue," gumam Maya sambil membuka WhatsApp dari Bang Permana.
Bang Permana : Dek, Lo udah pulang kan? Ini papa tadi bilang kalo dia lagi sibuk kerja belom pulang. Jadinya gue disuruh jemput lo ini sekalian pulang kuliah. Lo dimana?
Maya : Ohh papa lagi sibuk, yaudah kalau gitu. Iya bang, gue udah pulang ini lagi di kantin nungguin dijemput.
Bang Permana : Yaudahh tungguin disitu ya, ini gue otw. Bye adekk!
Maya : Iyaa gue tungguin. Bye Abang!
Setelah membalas pesan WhatsApp dari Bang Permana, Maya segera menghabiskan jus melonnya.
Tidak lama kemudian, Maya melihat Novi berjalan ke kantin sendirian. "Maya!! Gue kira lo udah pulang duluan," teriaknya dari jauh.
"Ini sebentar lagi mau pulang. Lo kenapa belum pulang?" tanya Maya.
"Belum, ini gue lagi nunggu dijemput," ucapnya.
"Dijemput siapa? Bestienya Bram ya?" ledek Maya, dan Novi hanya tersipu malu.
Tidak lama kemudian, seorang cowok tiba-tiba duduk disamping Novi dan membuat kedua cewek itu terkejut.
"Buset! Ini siapa May? Cakep banget?" bisik Novi kaget sambil menatap cowok tersebut.
Cowok itu bukan Bram atau siapa, melainkan adalah Permana. Kakak dari Maya.
"Itu abang gue Novi, namanya Bang Permana. Maaf ya dia sukanya gitu emang jahil," Maya terkekeh melihat tingkah Novi yang sangat salah tingkah jika melihat laki-laki tampan.
"Nggak papa, kalo modelan kayak gini gue rela dijahilin tiap hari. Halo abang! Kenalin aku Novi temennya Maya satu kelas," dengan rasa percaya diri mengulurkan tangannya ke arah Permana yang sedang duduk disampingnya.
"Haloo salam kenal! Temennya gue jemput ya? Asik banget tadi lo ajak ngobrol sampai chat gue enggak dibales," ledek Permana sambil menjabat tangan Novi.
"Hehe.. maaf Abang," Novi terkekeh lalu melepaskan tangannya.
"Yaudah Novi, gue pulang duluan ya? Lo juga hati-hati pulangnya. Bye Novi!" Maya beranjak dari duduknya lalu melambaikan tangannya ke arah Novi.
"Iyaa byee Maya! Sampai ketemu besok!" respon Novi dengan antusias melambaikan tangannya juga.
Setelah berpamitan Maya langsung berjalan disamping Permana, menuju motornya yang diparkir didepan kantin.
"Hehh? Emang boleh parkir kayak gini bang?" tanya Maya keheranan sambil memakai helm.
"Boleh, gue udah izin sama satpamnya cuma bentar doang. Ya abisnya lo dichat nggak dibales! Asik ngobrol banget lo!" protes Permana.
"Hehe.. sorry abang. Makasih juga udah nyempetin dijemput," Maya terkekeh.
"Iya sama-sama. Yaudah ayok naik keburu sore dicariin mama nanti," ujar Permana. Maya pun menaiki motor digonceng oleh abangnya itu.
Cuaca di sore hari sangat amat bersahabat, rasanya nyaman sekali. Tidak seperti siang tadi, benar-benar panas. Maya rasanya seperti terbakar dan hangat seketika.
"Tadi abis hujan apa engga ya bang?" tanya Maya ketika dia melihat jalanan terlihat sangat basah. Padahal di sekolah tadi tidak ada rintik hujan sedikit pun.
"Iya hujan lumayan deres, emangnya di sekolah lo enggak hujan?" jawab Permana.
"Enggak bang! Panas banget, nggak kuat gue. Habisini gue pengen langsung mandi habisitu tidur nyalain AC," ujar Maya menceritakan apa yang dia rasakan.
"Hemm yaudahh iyaa, istirahat ya! Jangan lupa makan dulu tapi, mama udah masak banyak banget. Kesukaan lo juga," Permana mengingatkan agar adek perempuannya itu tidak lupa untuk makan terlebih dahulu.
"Ohh iyaa? Mama masak apa bang?" Maya penasaran.
"Ada sayur lodeh ikan pe, lo kecintaan banget kan sama masakan itu?" jawab Permana.
"Wahhh! Iya suka banget! Ayok bang cepet pulang, pengen makan itu!" Maya sangat senang sekali mendengarnya karena dia benar-benar menyukai sayur lodeh masakan mamanya itu.
"Sabar bos."