Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Pagi itu dengan sudah berpakaian seragam sekolah, Mireya menuruni satu persatu anak tangga dengan wajah berseri. Mireya yang terlihat lebih bahagia dan seperti sudah berdamai dengan diri sendiri?

Mireya melangkah ke arah belakang dengan ransel yang sudah dipakainya. Mireya tersenyum lebar melihat pria paruh baya di sana yang sibuk memasak dengan celemek hitam yang dipakainya. Mireya memutuskan menunggu dengan duduk di kursi makan. Memperhatikan Papa-nya itu, di mana momen beberapa hari lalu kembali memenuhi kepalanya. Di saat dunia sempurna Mireya kembali.

*flashback

Mireya masih ingat betul kejadian itu. Hari di mana dunia kecilnya mulai pulih...

Papa Mireya membawa Mireya masuk ke dalam Rumah setelah menyaksikan drama Ibu tiri-nya dibawa polisi. Kedua orang itu duduk di sofa panjang dengan Papa-nya suasana hening yang sedikit tegang.

"Papa tahu kalau wanita itu yang sudah merenggut nyawa Mama tapi kenapa Papa hanya diam? Sejak kapan Papa tahu?" tanya Mireya dengan wajah kecewa.

"Papa tahu sejak awal dan alasan Papa gak bilang karena cukup Papa yang tahu, Papa gak mau sampai membahayakan kamu. Sikap gak peduli Papa juga untuk membuat kamu tetap aman dari wanita licik itu, Mireya."

"Jangan bilang kalau Papa menikahi wanita itu agar Papa lebih leluasa memantau pergerakannya! Agar Papa gak kehilangan wanita yang sudah membuat kita harus melepas orang yang kita cinta secepat ini, menghilang seperti itu saja tanpa adanya hukuman yang setimpal?!"

"Apa yang kamu pikirakan benar. Wanita itu harus membayar setiap tetes air mata kamu, kesedihan yang harus kita rasakan."

"Jadi Papa benci Mireya atau nggak?" Dengan wajah mengharapkan sesuatu.

Papa-nya mengelus lembut kepala Mireya. "Tentu saja nggak. Bagaimana mungkin Papa membenci putri Papa sendiri, anak yang sudah susah payah Mama kamu lahirkan ke dunia ini."

Mendengar hal itu Mireya tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. Ternyata takdir baik masih berpihak padanya, bahwa Mireya tidak harus terluka lagi. Mireya bahagia, saking bahagianya air mata yang menetes kali ini bukan karena tersakiti. Mireya peluk Papa-nya yang membalas pelukan Mireya.

"Apa apaan ini!" bentak Cyntia yang baru tiba dengan wajah penuh amarah.

Pelukan itu berakhir dengan Papa-nya yang berdiri dari duduk. Wajahnya menatap tak santai Cyntia. "Sekarang semuanya sudah berakhir! Kamu bisa meninggalkan Rumah ini."

Cyntia menoleh ke arah Mireya yang menatap kasihan Cyntia yang walau salah satu manusia toxic, Mireya masih memiliki hati untuk Cyntia. Kasihan Cyntia harus memiliki Ibu macam itu.

"Selamat Mireya apa yang kamu inginkan sudah terwujud!" kata Cyntia dengan tatapan penuh kebencian.

Mireya berjalan ke arah Cyntia. Menyentuh salah satu bahu Cyntia. "Kak Cyntia masih bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan sia siakan hidup ini dengan menjadi manusia yang toxic. Jangan melakukan hal yang merugikan diri sendiri seperti apa yang Ibu lakukan!" saran Mireya yang tentu tidak bisa diterima Cyntia.

Plak

"Cyntia!" bentak Papa Mireya.

"Aku gak butuh saran atau rasa kasihan kamu!" Dengan nada tidak santai. Cyntia melangkah pergi dari sana.

Papa Mireya menghampiri Mireya, menyentuh pipi Mireya yang sudah merah. Mireya yang melihat wajah khawatir itu hanya tersenyum bahagia.

Papa Mireya meletakkan dua piring nasi goreng buatannya dengan telur mata sapi, yang satu di hadapan Mireya satunya lagi di sisi lain Mireya. Setelah menaruh celemek, Papa Mireya duduk di kursi tepat di hadapan Mireya. "Papa lupa air minumnya," kata Papa-nya yang hendak berdiri.

"Biar aku saja, Pa." Mireya ambil air minum untuknya dan Papa-nya.

Lembaran baru pun telah dibuka! Mireya siap membuat cerita berbeda dari 3 tahun hidupnya yang penuh luka. Dari apa yang terjadi selama ini Mireya pun belajar bahwa tidak ada luka yang bertahan selamanya, kita hanya perlu membebaskan diri dari luka itu, karena kalau tetap bertahan dengan luka yang ada, maka siapa pun tidak akan bahagia.

Dengan versi terbaru Mireya, ia sudah memaafkan orang-orang yang membuat luka itu bahkan mencoba melupakannya. Mireya hanya ingin memiliki kehidupan yang lebih baik.
.
.

Mireya sampai di sekolah dengan Papa-nya yang mengantar. Melangkah masuk ke dalam dengan Leo yang baru saja tiba, berjalan di samping Mireya yang tersenyum pada Leo yang memperlihatkan senyum tak kalah manis dari Mireya.

"Kamu jadi mengundurkan diri dari ketua osis? Padahal tinggal beberapa bulan lagi," kata Leo sembari menatap Mireya dari samping.

"Kata Kak Leo aku perlu lebih mencintai diri sendiri, dan inilah cara aku mencintai diri sendiri!" ucap Mireya dengan tatapan yakin dan siap memulai diri yang baru. Tanpa menatap Leo yang tersenyum bangga pada Mireya yang mulai berani menunjukkan sisi lainnya.

Tiga siswi dengan jaket osis, menghampiri Mireya yang harus menghentikan langkahnya. Ketiga siswi itu memberikan masing-masing paper bag pada Mireya yang menatap bingung.

"Cokelat dari Paris itu cocok buat kamu, Mireya," kata siswi berambut hitam panjang sedikit bergelombang yang saat itu dibiarkan terurai.

"Aku harap makanan yang aku kasih bisa buat kamu berpikir lagi untuk mengundurkan diri dari posisi ketua osis," ucap siswi berkulit sawo matang.

"Posisi ketua osis sudah sangat cocok di kamu, Kak," kata siswi lainnya.

Mireya tersenyum lembut. Mireya tahu bahwa mereka melakukan itu karena takut ketua osis baru tidak akan semudah Mireya. Mereka bukan benar-benar peduli, hanya saja mereka membutuhkan Mireya untuk disuruh-suruh, bukan?

Leo menatap Mireya dengan tatapan menunggu, sikap seperti apa yang akan diambil Mireya. Mireya mengembalikan semua paper bag itu. "Maaf, tapi aku hanya ingin menjadi orang yang lebih mencintai diri sendiri. Lebih mengutamakan diri sendiri dari pada orang lain, dan aku sudah lelah jadi peran pendukung!"

Hati Leo menjerit! Ia saat ini sangat bangga dengan Mireya. Mireya melangkah melewati ketiga siswi itu yang memasang wajah murung karena sudah gagal. Leo yang masih berjalan di samping Mireya, menggenggam tangan Mireya.

Diam-diam dari kejauhan Kinanti menyaksikan. Kinanti tersenyum bahagia dan bangga pada Mireya yang selama ini membuatnya khawatir dan kadang kesal. Tanpa peringatan, Willy merangkul begitu saja Kinanti yang sedikit terkejut. "Apa sih yang lagi kamu lihat?" Sembari melihat ke arah yang sama dengan Kinanti.

Kinanti singkirkan tangan Leo itu, lalu melangkah pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata pun. Ia terlalu malas berbicara panjang lebar dengan Leo yang terkadang suka mengajukan banyak pertanyaan. Manusia satu itu terlalu ingin tahu banyak hal.

-END

Luka? Bukannya kamu pantas mendapatkannya, karena luka adalah salah satu proses seseorang tumbuh. Tidak ada luka yang bertahan selamanya kecuali kamu tetap bertahan dalam hal yang membuat luka itu terus menyakiti kamu.

Tidak ada karakter pendukung dalam cerita siapa pun, karena setiap manusia di dunia ini KARAKTER UTAMA. Kita adalah karakter utama dalam hidup masing-masing. Kalau saat ini kamu merasakan seperti karakter pendukung, hanya saja kamu belum menemukan hal yang membuat kamu benar-benar bahagia. Kalau kamu masih belum berani untuk melakukan hal yang benar-benar ingin kamu lakukan.

Jangan biarkan dirimu terus terluka, karena luka hanya akan membuat hidupmu semakin tidak berarti. Cari dan ciptakan sesuatu yang dapat membuat kamu bahagia, karena hidup terlalu berarti untuk kamu sia-siakan. Jangan diam saja! Jangan terus berada dalam lingkungan yang isinya orang-orang toxic! Kamu  harus bahagia! Kamu pasti bahagia...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
833      481     1     
Inspirational
Raina, si Gadis Lesung Pipi, bertahan dengan pacarnya yang manipulatif karena sang mama. Mama bilang, bersama Bagas, masa depannya akan terjamin. Belum bisa lepas dari 'belenggu' Mama, gadis itu menelan sakit hatinya bulat-bulat. Sofi, si Gadis Rambut Ombak, berparas sangat menawan. Terjerat lingkaran sandwich generation mengharuskannya menerima lamaran Ifan, pemuda kaya yang sejak awal sudah me...
Hello, Me (30)
19280      942     6     
Inspirational
Di usia tiga puluh tahun, Nara berhenti sejenak. Bukan karena lelah berjalan, tapi karena tak lagi tahu ke mana arah pulang. Mimpinya pernah besar, tapi dunia memeluknya dengan sunyi: gagal ini, tertunda itu, diam-diam lupa bagaimana rasanya menjadi diri sendiri, dan kehilangan arah di jalan yang katanya "dewasa". Hingga sebuah jurnal lama membuka kembali pintu kecil dalam dirinya yang pern...
Yu & Way
134      109     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakan—tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...
Perjalanan Tanpa Peta
52      47     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...
40 Hari Terakhir
577      446     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
That's Why He My Man
820      562     9     
Romance
Jika ada penghargaan untuk perempuan paling sukar didekati, mungkin Arabella bisa saja masuk jajan orang yang patut dinominasikan. Perempuan berumur 27 tahun itu tidak pernah terlihat sedang menjalin asmara dengan laki-laki manapun. Rutinitasnya hanya bangun-bekerja-pulang-tidur. Tidak ada hal istimewa yang bisa ia lakukan di akhir pekan, kecuali rebahan seharian dan terbebas dari beban kerja. ...
Dimension of desire
214      179     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1047      695     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Surat yang Tak Kunjung Usai
659      444     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Hideaway Space
70      56     0     
Fantasy
Seumur hidup, Evelyn selalu mengikuti kemauan ayah ibunya. Entah soal sekolah, atau kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal ini, kedua orang tuanya sangat bertentangan hingga bercerai. evelyn yang ingin kabur, sengaja memesan penginapan lebih lama dari yang dia laporkan. Tanpa mengetahui jika penginapan bernama Hideaway Space benar-benar diluar harapannya. Tempat dimana dia tidak bisa bersan...