Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Setelah makan malam tim pementasan drama sebelumnya selalu tidak jadi, seperti ada saja yang membuat makan malam gagal, akhirnya malam ini semua orang yang terlibat dalam pertunjukkan drama sebelumnya, sudah berada di dalam suatu Restaurant yang telah di booking hanya untuk mereka. Bu Laras lah yang ditugaskan untuk mengawasi acara makan malam itu.

"Ibu dari tadi gak lihat Leo, dia gak ikut?" tanya Bu Laras pada Mireya yang berada di sampingnya.

"Saya juga gak tahu, Bu. Mengingat sampai sekarang belum datang, mungkin gak ikut karena kan besok pertandingannya," jelas Mireya.

Bu Laras menganggukkan kepala, lalu kembali fokus pada makanan. Kemudian, seseorang yang dibicarakan sebelumnya, menampakkan diri. Dengan pakaian casual di mana Leo selalu terlihat cool, ia menghampiri Bu Laras, bersalaman dengan Bu Laras.

"Ibu kira kamu gak datang," kata Bu Laras sembari menatap Leo yang berdiri di sampingnya.

"Kebetulan saya baru ada waktu sekarang." Dengan wajah datar.

Bu Laras meminta salah satu murid laki-laki yang sedang makan untuk mengambil satu kursi. Lalu, Leo duduk di kursi itu, samping Bu Laras. Memanggil pelayan untuk memberikan satu gelas kosong. Bu Laras menuangkan air putih ke dalam gelas kosong itu, mempersilakan Leo meminumnya.

"Gimana sama latihannya? Sudah siap untuk besok?" tanya Bu Laras, santai.

Leo letakkan gelas yang airnya tinggal setengah. "Kami akan melakukan yang terbaik seperti biasanya." Leo menoleh ke arah Mireya yang sedari tadi sibuk dengan makanannya, bahkan tidak sekali pun melihat ke arah Leo. Leo yang melihat itu tentu sedih dan kecewa, bahwa Mireya bersungguh-sungguh ingin menjauh.

"Ibu ke Toilet dulu," kata Bu Laras yang melangkah pergi dari sana.

Leo perhatikan Mireya yang tengah berusaha untuk mengabaikan kehadiran Leo. "Mire," panggil Leo lembut.

Mireya tidak ingin mengabaikan Leo, namun ia tak ada pilihan lain. Lagi-lagi Mireya memilih lebih mengutamakan perasaan orang lain dari pada perasaannya sendiri. Audry memang terluka, tapi bukankah Mireya juga terluka?

Salsa menatap Leo yang terus menatap Mireya, mulai menyadari sesuatu. "Kalian lagi bertengkar atau apa?" tanya Salsa yang berada tepat di hadapan Mireya.

"Kita gak bertengkar," ucap Mireya sembari menatap Salsa.

"Terus kenapa kamu kayak mengabaikan Kak Leo? Padahal dia manggil kamu loh, Mi."

"Bagaimana mungkin Kak Mireya mengabaikan lelaki macam Kak Leo di saat semua perempuan ingin dekat dengannya," timpal siswi yang sebelumnya memerankan karakter cinderella, yang duduk di samping Salsa.

Mireya yang merasa tersudut pun berdiri dari duduk. "Aku keluar sebentar." Manik mata Leo mengikuti ke mana Mireya pergi.

Berdiri di depan Restaurant, Mireya menghela nafas panjang. Kenapa sesulit itu untuk menjadi orang asing seperti pada awalnya. Manik mata Mireya akhirnya bertemu sesaat dengan manik mata Leo, saat Leo keluar dari dalam untuk menghampiri Mireya.

Leo lipat kedua tangan di depan dada, menghela nafas panjang. "Kalau kamu terus mendahulukan kepentingan orang lain, kapan kamu bahagia?" tanya Leo sembari menatap lurus ke depan.

"Aku akan mengurus masalah aku sendiri," ucap Mireya dengan nada berusaha ketus. Tanpa menatap Leo.

"Bahagia itu gak bisa datang dengan sendirinya, kita harus menjemputnya. Kita harus menciptakan hal yang membuat kita bahagia. Tapi, kamu selalu mengorbankan kebahagiaan kamu ... apa kamu benar-benar ingin bahagia?" Leo menoleh ke arah Mireya.

"Bagaimana mungkin seseorang gak menginginkan bahagia. Bukankah tujuan dari setiap hal yang manusia lakukan di dunia ini adalah untuk bahagia?" Tanpa menatap Leo. Dengan sorot mata yang mengisyaratkan banyak luka di sana.

"Kalau gitu kasih tahu aku gimana caranya kamu untuk bahagia?" tanya Leo dengan wajah serius.

Mireya tatap Leo. "Menjauh dariku, lalu aku akan bahagia." Wajah serius Mireya hampir saja membuat Leo percaya.

"Kamu tahu? Ada laki-laki yang lebih bisa menjaga Audry dari pada aku. Aku sudah mempercayakan Audry padanya, jadi yang membutuhkan aku bukan lagi Audry, tapi kamu."

"Kenapa aku harus butuh Kak Leo?" Mireya mencoba menahan air mata yang seperti siap keluar kapan saja.

"Kamu sendiri yang paling tahu jawabannya."

Mireya terdiam... jika Leo pun pergi dari hidupnya seperti Mama-nya, siapa yang akan menjadi alasan Mireya tersenyum? Siapa yang akan membuatnya seperti sangat spesial lagi?

Mireya menoleh ke arah lain dengan air mata yang tanpa peringatan jatuh seperti itu saja membasahi pipi. Mireya tidak ingin kehilangan Leo, namun ia juga tidak ingin egois. Hati Leo tersentuh saat melihat gadis yang ia suka, menangis.

"Kamu hanya perlu memikirkan diri kamu sendiri lebih dulu, selanjutnya biar aku yang memikirkan," ucap Leo lembut dan penuh makna.

Mireya menatap kembali Leo dengan mata yang sudah memerah, pipi yang basah, dan isakan yang mulai terdengar. Leo membawa Mireya ke dalam dekapan. Menepuk-nepuk pelan punggung Mireya. Tangan Mireya yang sempat mengeras, akhirnya melingkar pelan di punggung Leo

Dari dalam, dekat jendela, tanpa Leo dan Mireya sadari, ada Bu Laras yang memperhatikan mereka. "Jadi kalian pacaran atau nggak," gumam Bu Laras dengan wajah tak habis pikir dengan kelakuan gen Z yang kerap kali membingungkan. Bu Laras melangkah pergi dari sana.

"Sebaiknya kita kembali ke dalam," kata Leo saat Mireya sudah berhenti menangis.

Ketika Leo hendak melangkahkan kaki, Mireya menggapai salah satu tangan Leo. "Kak, aku rasa sebaiknya aku pulang. Mata sembab aku pasti membuat mereka bertanya-tanya."

"Kalau gitu, kamu tunggu di sini! Aku masuk ke dalam dulu buat pamitan." Mireya mengganggukan kepala.

Leo masuk ke dalam, menghampiri Bu Laras yang melihat ke berbagai sisi. "Mireya mana?"

"Saya mau pamit antar Mireya pulang, Bu. Soalnya Mireya tiba-tiba gak enak badan."

Bu Laras dengan wajahnya yang seperti tahu sesuatu, mengizinkan. "Langsung antar ke Rumah, jangan mampir-mampir!" kata Bu Laras, tegas.

"Iya, Bu."

Sampainya di luar, Leo bawa Mireya ke arah motornya berada. Sebelum mendudukkan diri di atas motor, Leo membuka jaketnya, memasangkannya pada badan Mireya, karena udara cukup dingin. Jaket itu lumayan kebesaran karena maklum saja tubuh Mireya kan kecil. "Aku gak mau kamu masuk angin," ucap Leo. Lalu, memasangkan helm pada Mireya.

Langit malam itu pun menjadi saksi Mireya dan Leo yang sudah berbaikan, lebih tepatnya Mireya yang berencana tidak menjauhi Leo lagi.

Mireya turun dari atas motor, membuka helmnya dibantu Leo yang membuka helmnya juga dengan masih duduk di atas motor. "Aku mau lihat kamu di bangku penonton besok!" tegas, Leo.

"Iya, Kak. Aku pasti akan menonton."

"Aku gak mau kalau besok ternyata kamu mencoba menjauhi aku lagi."

Mireya tersenyum manis. "Gak akan."

"Kalau kamu datang, aku akan memberikan hadiah."

"Hadiah?"

"Iya."

"Tanpa hadiah pun aku akan datang, Kak."

Untuk pertama kalinya Mireya melihat senyum Leo yang ternyata semanis gula. Senyum semanis itu sayangnya selalu disembunyikan.

Leo mengelus lembut singkat kepala Mireya yang terus tersenyum lembut.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ikhlas Berbuah Cinta
1232      831     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Sebab Pria Tidak Berduka
120      100     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
To the Bone S2
577      394     1     
Romance
Jangan lupa baca S1 nya yah.. Udah aku upload juga .... To the Bone (untuk yang penah menjadi segalanya) > Kita tidak salah, Chris. Kita hanya salah waktu. Salah takdir. Tapi cintamu, bukan sesuatu yang ingin aku lupakan. Aku hanya ingin menyimpannya. Di tempat yang tidak mengganggu langkahku ke depan. Christian menatap mata Nafa, yang dulu selalu membuatnya merasa pulang. > Kau ...
SABTU
2918      1189     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1370      898     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Lantunan Ayat Cinta Azra
997      613     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
553      417     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
225      188     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
Paint of Pain
1084      736     33     
Inspirational
Vincia ingin fokus menyelesaikan lukisan untuk tugas akhir. Namun, seorang lelaki misterius muncul dan membuat dunianya terjungkir. Ikuti perjalanan Vincia menemukan dirinya sendiri dalam rahasia yang terpendam dalam takdir.
Rumah?
59      57     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.