Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

"Bukankah seharusnya aku yang mengatakan hal itu? Aku senang bisa mengenal kamu," kata Leo dengan nada lembut.

"Ke depannya aku gak bisa lagi bertemu Mama." Dengan wajah serius. Seolah perkataannya bukan bercanda atau asal bicara.

"Kenapa? Mama sudah mengecewakan kamu?" Leo bingung.

"Bukan hanya Mama, aku juga gak bisa sedekat ini lagi sama Kak Leo!" ujar Mireya dengan nada tegas.

Leo yang mendengar itu semakin dibuat bingung. Ada apa dengan Mireya? Kenapa dia seperti akan memutus hubungan dengan Leo dan Mama Leo? Leo tentu tidak akan membiarkannya. Leo tidak akan membiarkan Mireya menghilang dari hidupnya!

"Aku gak akan membiarkan kamu pergi dari hidup aku, Mire!" tegas Leo. Seketika Mireya teringat ucapan Audry sebelumnya di mana Leo tidak akan membiarkan Mireya pergi.

"Jangan terlalu terikat sama aku, Kak!" Mireya menahan rasa sakit dan tangisnya mati-matian.

"Kenapa? Apa ada yang menyuruh kamu menjauh dari aku?" tanya Leo dengan nada sedikit tak santai.

"Hidup aku terlalu rumit, aku gak mau menyeret Kak Leo ke dalam hal yang mempersulit hidup Kak Leo. Kita gak cocok bahkan hanya untuk berteman."

Leo menatap dalam Mireya. Tidak ada yang tahu bahwa Leo sudah lama tertarik pada Mireya, dan rasa tertariknya meningkat saat bisa mendekati Mireya hingga akhirnya rasa tertarik itu berujung suka. Leo hampir tahu semua tenang Mireya, tanpa Mireya tahu.

"Sesulit apa? Harus berurusan sama keluarga yang gak benar-benar menerima kehadiran kamu? Atau harus sabar nahan emosi saat ada teman yang meminta tolong tanpa benar-benar membutuhkan pertolongan?"

"Berada di sisi aku hanya akan buat Kak Leo lelah dan bosan. Gak ada yang istimewa dari aku yang hanya tercipta untuk menjadi peran pendukung!"

Leo memasang wajah tidak suka dengan ucapan Mireya yang satu itu. "Untuk apa Tuhan menciptakan manusia dengan masing-masing cerita hidupnya kalau hanya jadi karakter pendukung? Kita adalah karakter utama dalam hidup masing-masing! Kamu bukan karakter pendukung untuk siapa pun, Mireya. Kamu karakter utama dalam hidup kamu sendiri."

Perkataan Leo sedikit menghibur Mireya yang selalu menganggap hidupnya tak terlalu berarti karena terus berada dalam bayang-bayang orang lain, berada di belakang orang lain, tentu seperti karakter pendukung.

Tapi, Mireya pernah merasa seperti karakter utama dari sebuah buku saat hidupnya masih begitu sempurna, saat Mama-nya masih ada dan Papa-nya masih sangat perhatian.

"Karakter utama? Itu hanya sebuah mimpi yang sudah aku tinggal jauh di belakang sana!" Leo bisa melihat kesedihan di mata gadis yang ia suka itu.

"Kamu akan terus seperti ini, mm?"

"Justru itu Kak Leo gak pantas dekat dengan aku!"

"Bukan kamu yang menentukan pantas-nggak nya, Mireya!" balas Leo tegas.

"Kak Audry lebih butuh Kak Leo."

Akhirnya Leo pun tahu apa yang membuat Mireya tiba-tiba bersikap seperti itu. Leo pikir Mireya sudah tahu apa yang terjadi pada Audry. Jadi Audry lebih pantas bahagia dari pada kamu?

"Aku gak bisa terus di samping Audry dan Audry tahu itu."

"Kalau Kak Leo gak bisa melakukannya Kak Leo bisa kehilangan Kak Audry dan mungkin untuk selamanya." Alih-alih mencoba memahami hatinya yang ingin terus bersama Leo, Mireya memilih mengorbankan perasaannya. Terlihat membujuk Leo.

"Pada akhirnya Audry akan menemukan hal yang benar-benar membuatnya bahagia. Kebahagiaan Audry gak terletak di aku, Mire."

Mireya menoleh ke arah lain sesaat sebelum kembali menatap Leo. "Bagaimana bisa kebahagiaan Kak Audry bukan Kak Leo?! Apa Kak Leo saja tahu gimana perasaan Kak Audry sama Kak Leo?" Dengan wajah mulai frustasi. Mireya ingin segera menyelesaikan pembicaran itu.

"Kamu sendiri apa tahu gimana perasaan aku ke kamu?" Leo bertanya balik. Membuat Mireya terdiam. Justru karena Mireya mulai memikirkan sesuatu perihal Leo, makanya ia tidak bisa berbicara.

"Sudah lah, Kak. Aku sudah ngantuk. Terima kasih sudah mengantar pulang." Saat Mireya hendak melangkah, salah satu tangannya digapai Leo.

"Aku akan tetap seperti sekarang, gak peduli kalau kamu mau menjauhi aku." Sembari menatap Mireya yang membelakangi Leo. Kemudian, Leo melepas Mireya yang hanya diam.

Dengan langkah pasti namun terasa berat dan sakit Mireya pergi dari sana. Masuk ke dalam Rumah, setelah menutup pintu, bersandar pada pintu dengan mata berkaca-kaca.

"Kalian habis putus atau salah satu dari kalian ditolak?" tanya Cyntia dengan wajah lebih ke meledek dari pada bertanya serius dan menaruh perhatian yang dalam pada Mireya.

Mireya menegakkan badannya, mencoba untuk kuat. Lebih tepatnya jangan sampai meneteskan air mata di depan Cntia!

"Gak ada apa-apa kok," kata Mireya dengan wajah dibuat datar.

"Teman cowok kamu tampan juga. Apa kamu gak punya perasaan sama dia?"

"Kenapa aku harus punya perasaan sama dia?" tanya Mireya balik.

"Karena dia tampan? Atau sangat baik sama kamu?"

"Bukankah aku harus sadar diri?"

"Sadar diri? Aku kira kamu gak memiliki pemikiran seperti itu."

"Bagaimana mungkin seseorang seperti Leo bersama perempuan yang hidupnya gak hebat kayak Kak Cyntia?"

Cyntia tersenyum, bangga pada dirinya sendiri. "Seharusnya kamu kayak Kakak, biar masa depan kamu cerah. Kamu masih memiliki waktu, Mireya."

"Maaf, Kak. Aku harus segera mandi soalnya tubuh aku rasanya lengket sekali." Mireya tinggalkan Cyntia dengan kesombongannya.

Leo telah sampai di Rumah-nya, mendudukkan diri di sofa panjang dengan wajah kusut. Datang Papa-nya yang memakai baju santai. Mendudukkan diri di sofa single.

"Wajah kenapa begitu? Ada masalah?" tanya Papa-nya dengan menaruh perhatian penuh.

"Dulu, waktu Papa dapetin Mama, mudah gak?"

"Gak mudah sih. Mama kamu gak langsung terima Papa walau tahu Papa suka sama Mama kamu."

"Kenapa gitu?"

"Mama kamu mau fokus sama sekolahnya SMA nya dulu, baru setelah kuliah, Mama kamu nerima cinta Papa."

"Berarti kalau langsung nerima pas kuliah, dari sebelumnya Mama sudah suka ya sama Papa?" tanya Leo yang semakin tertarik dengan kisah cinta Papa dan Mama-nya.

"Papa rasa seperti itu. Waktu SMA sudah ada perasaan cuma ditahan."

"Tapi, kayaknya setelah kuliah pun gak akan mudah buat aku." Leo menghela nafas, berat.

Papa-nya Leo menepuk bahu sang anak dengan sedikit keras. "Kamu tahu hal apa yang patut dibanggakan dari laki-laki?"

"Nggak tahu."

"Sikap berjuangnya! Jangan menyerah dan terus lakukan yang terbaik yang kamu bisa." Dengan wajah semangat 45. Mencoba menyemangati Leo yang butuh semangat.

Leo tersenyum mendengar hal itu. Selain memiliki Mama terbaik, Leo juga memiliki Papa terbaik. Semakin merasa beruntung menjadi anak Papa dan Mama-nya.

Aku gak akan menyerah, Mire. Aku akan tunjukkan sama kamu kalau kamu berhak hidup sesuai dengan apa yang kamu harapkan selama ini. Bahwa kamu pantas untuk bahagia...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Langit Tak Selalu Biru
69      59     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
That's Why He My Man
821      562     9     
Romance
Jika ada penghargaan untuk perempuan paling sukar didekati, mungkin Arabella bisa saja masuk jajan orang yang patut dinominasikan. Perempuan berumur 27 tahun itu tidak pernah terlihat sedang menjalin asmara dengan laki-laki manapun. Rutinitasnya hanya bangun-bekerja-pulang-tidur. Tidak ada hal istimewa yang bisa ia lakukan di akhir pekan, kecuali rebahan seharian dan terbebas dari beban kerja. ...
Penerang Dalam Duka
607      401     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
Sendiri diantara kita
934      570     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
Is it Your Diary?
161      127     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Tumbuh Layu
388      253     4     
Romance
Hidup tak selalu memberi apa yang kita pinta, tapi seringkali memberikan apa yang kita butuhkan untuk tumbuh. Ray telah pergi. Bukan karena cinta yang memudar, tapi karena beban yang harus ia pikul jauh lebih besar dari kebahagiaannya sendiri. Kiran berdiri di ambang kesendirian, namun tidak lagi sebagai gadis yang dulu takut gagal. Ia berdiri sebagai perempuan yang telah mengenal luka, namun ...
Pasal 17: Tentang Kita
123      45     1     
Mystery
Kadang, yang membuat manusia kehilangan arah bukanlah lingkungan, melainkan pertanyaan yang tidak terjawab sebagai alasan bertindak. Dan fase itu dimulai saat memasuki usia remaja, fase penuh pembangkangan menuju kedewasaan. Sama seperti Lian, dalam perjalanannya ia menyadari bahwa jawaban tak selalu datang dari orang lain. Lalu apa yang membuatnya bertahan? Lian, remaja mantan narapidana....
Happy Death Day
561      308     81     
Inspirational
"When your birthday becomes a curse you can't blow away" Meski menjadi musisi adalah impian terbesar Sebastian, bergabung dalam The Lost Seventeen, sebuah band yang pada puncak popularitasnya tiba-tiba diterpa kasus perundungan, tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Namun, takdir tetap membawa Sebastian ke mikrofon yang sama, panggung yang sama, dan ulang tahun yang sama ... dengan perayaan h...
Resonantia
327      283     0     
Horror
Empat anak yang ‘terbuang’ dalam masyarakat di sekolah ini disatukan dalam satu kamar. Keempatnya memiliki masalah mereka masing-masing yang membuat mereka tersisih dan diabaikan. Di dalam kamar itu, keempatnya saling berbagi pengalaman satu sama lain, mencoba untuk memahami makna hidup, hingga mereka menemukan apa yang mereka cari. Taka, sang anak indigo yang hidupnya hanya dipenuhi dengan ...
Solita Residen
1459      808     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...