Loading...
Logo TinLit
Read Story - YANG PERNAH HILANG
MENU
About Us  

ERI berdiri di sudut Rumah Singgah. Berdiri lama di depan pohon Tabebuya yang berguguran bunganya. Indah tersapu angin sore dengan senjanya yang menenangkan perasaannya saat itu. Berusaha menghilangkan momen pertemuan tak terduganya dengan seseorang yang mirip dengan Naru.

Tanpa sadar Eri mengusap ujung matanya. Dia tak tahu kenapa bisa menangis tanpa sebab. Melihat bunga-bunga merah mudah yang jatuh berguguran membuatnya mengingat sosok Naru. Jika dia tidak salah menghitung. Maka setahun sudah dia menunggu pohon yang berasal dari negeri sakura itu tumbuh. 

Ibu Eri tak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menyarankan Tara yang membiarkan Eri untuk sendiri. Walaupun mereka sama sekali tak tahu apa yang telah terjadi padanya. 

“Hei, darimana saja kalian? Dan ada apa dengan Eri?” Tanya Johni yang menyapa kehadiran mereka di depan pintu rumah. 

“Jangan hiraukan aku. Aku hanya ingin istirahat.” Jawab Tara acuh. 

“Kami baru saja dari pemakaman. Tiba-tiba Eri ingin mengunjungi makam Ayahnya.” Jawab Ibu Eri membuat pertanyaan Johni terjawab. Dia melaangkan pandangan ke arah Eri yang masih terjaga dengan kediamannya. Padahal senja sudah mulai redup. Cahayanya mulai menghilang.

Suara mobil terdengar memasuki halaman Rumah Singgah. Mobil itu terlihat antik dan mewah. Semua orang memandang penasaran dan khawatir. Takut jika kedatangan mobil tak di undang itu adalah seseorang yang mereka hindari selama satu tahun, Ayah Naru. 

Mesin mobil telah mati. Beberapa orang keluar dari dalamnya. Hingga seseorang yang amat tak asing di mata mereka keluar dari pintu kemudi. Eri terlihat menutup mulutnya tak percaya. Begitu pun dengan para anggota Perfect Gank. Mata mereka buka lebar-lebar untuk memastikan pemandangan yang ada di hadapan mereka saat ini. 

Seekor kucing putih terlihat keluar dari dalam rumah. Berlari ke arah seseorang yang selama ini mereka cari dan tunggu. Seseorang yang selama ini mereka rindukan kehadirannya. Seorang pangeran yang hilang. Kini sedang berdiri di depan mereka. 

Naru meraih kucing yang berlari ke arahnya. Mengusap pelan bulunya yang terlihat semakin lebat. Seakan tahu jika pemiliknya telah tiba. Kucing itu tak berhenti mengeong. 

“Semuanya, aku kembali.” Seru Naru membuat semua orang terlonjak semakin terkejut. Sosok bertubuh menawan dengan setelan jas berwarna merah darah dengan rambut yang tertata rapi. Penampilan yang berbeda dengan tubuh yang terlihat kekar dan berisi. 

“Naru!” Teriak semua anggota Perfect Gank bersamaan. Mereka berlomba berlari ke arahnya. Memeluk tubuhnya secara bergantian. 

“Maaf membuat kalian semua menunggu.” Seru Naru seraya menundukkan tubuhnya. Diikuti kedua orang berpakaian jas yang berdiri di kedua sisi Naru, dan seorang pria paruh baya yang berdiri tepat di pintu mobil yang terparkir. 

Eri yang melihat pemandangan itu masih tak bergeming. Hanya air matanya yang kian banyak keluar membasahi pipinya yang memerah. Naru berjalan mendekat ke arahnya. Memandang dengan tatapan penuh arti. 

“Maaf jika aku tak mengenalimu tadi. Aku baru ingat sesuatu yang penting setelah bertemu denganmu di pemakaman tadi. Lalu aku ingat semuanya. Ingat Rumah Singgah ini. Ingat denganmu, Eri.” 

Naru terlihat melepaskan sesuatu dari pergelangan tangannya. Memberikan gelang tasbih yang selama setahun terpasang di sana. Eri menerimannya dengan tubuh bergetar. 

“Aku kembalikan apa yang seharusnya menjadi milikmu.” Lirih Naru berkata dengan hati yang berkecambuk tak karuan. Semua orang memandangnya dengan perasaan malu.

“Selamat datang. Tolong jangan pernah hilang lagi.” Jawab Eri mengusap ujung matanya yang mulai mengering.

Mendengar hal itu, Naru jadi ingat sesuatu. Sebuah pesan yang membuatnya bisa kembali pada orang-orang yang pernah dia tinggalkan. Sebuah pesan seseorang yang pernah kehilangan seseorang sepertinya. 

Naru ingin mengatakannya pada Eri. Bahwa dia juga pernah menghilang dari kehidupan seseorang. Dia adalah sesuatu yang pernah hilang. Dia juga seorang puteri yang pernah hilang. Dia sangat ingin mengatakannya. Namun, momen itu tidak ingin Naru tinggalkan dengan cepat. Dia ingin tetap seperti itu sebentar lagi.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
RUANGKASA
42      38     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Waktu Mati : Bukan tentang kematian, tapi tentang hari-hari yang tak terasa hidup
2339      1076     25     
Romance
Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan, tekanan bisa datang dari tempat paling dekat: keluarga, harapan, dan bayang-bayang yang tak kita pilih sendiri. Cerita ini mengangkat isu kesehatan mental secara mendalam, tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan anhedonia, dua kondisi yang sering luput dipahami, apalagi pada remaja. Lewat narasi yang intim dan emosional, kisah ini menyajikan perj...
Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa!
530      219     11     
Humor
Didaftarkan paksa ke Kursus Kilat Jadi Orang Dewasa oleh ayahnya, Kaur Majalengka--si OCD berjiwa sedikit feminim, harus rela digembleng dengan segala keanehan bin ajaib di asrama Kursus Kilat selama 30 hari! Catat, tiga.puluh.hari! Bertemu puding hidup peliharaan Inspektur Kejam, dan Wilona Kaliyara--si gadis berponi sepanjang dagu dengan boneka bermuka jelek sebagai temannya, Kaur menjalani ...
Deep Sequence
564      467     1     
Fantasy
Nurani, biasa dipanggil Nura, seorang editor buku yang iseng memulai debut tulisannya di salah satu laman kepenulisan daring. Berkat bantuan para penulis yang pernah bekerja sama dengannya, karya perdana Nura cepat mengisi deretan novel terpopuler di sana. Bisa jadi karena terlalu penat menghadapi kehidupan nyata, bisa juga lelah atas tetek bengek tuntutan target di usia hampir kepala tiga. N...
Taruhan
51      48     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Di Antara Luka dan Mimpi
612      354     54     
Inspirational
Aira tidak pernah mengira bahwa langkah kecilnya ke dalam dunia pondok akan membuka pintu menuju mimpi yang penuh luka dan luka yang menyimpan mimpi. Ia hanya ingin belajar menggapai mimpi dan tumbuh, namun di perjalanan mengejar mimpi itu ia di uji dengan rasa sakit yang perlahan merampas warna dari pandangannya dan menghapus sebagian ingatannya. Hari-harinya dilalui dengan tubuh yang lemah dan ...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
120      107     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Love Yourself for A2
26      24     1     
Short Story
Arlyn menyadari bahwa dunia yang dihadapinya terlalu ramai. Terlalu banyak suara yang menuntut, terlalu banyak ekspektasi yang berteriak. Ia tak pernah diajarkan bagaimana cara menolak, karena sejak awal ia dibentuk untuk menjadi "andalan". Malam itu, ia menuliskan sesuatu dalam jurnal pribadinya. "Apa jadinya jika aku berhenti menjadi Arlyn yang mereka harapkan? Apa aku masih akan dicintai, a...
Wabi Sabi
96      74     2     
Fantasy
Seorang Asisten Dewi, shinigami, siluman rubah, dan kucing luar biasa—mereka terjebak dalam wabi sabi; batas dunia orang hidup dan mati. Sebuah batas yang mengajarkan jika keindahan tidak butuh kesempurnaan untuk tumbuh.
Monologue
522      352     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...