Hari itu, agensi mendapat tawaran dari stasiun TV ternama: reality show terbaru berjudul “Behind The Scene Manager”—menampilkan kehidupan manajer selebriti dari bangun tidur sampai ketiduran di ruang tunggu syuting.
“Manager Lee, kamu ditunjuk sebagai peserta utama,” kata Direktur agensi, menepuk bahu Jenni sambil senyum palsu khas manusia.
“APA?! Tapi aku... aku punya... alergi kamera!”
“Kamu vampir, Jenni, bukan manusia. Kamu nggak bisa alergi kamera,” bisik Vidi yang tiba-tiba muncul dari balik tirai.
“Aku bisa jadi silau... itu mirip alergi... secara emosional,” kilah Jenni.
Terlambat. Kru TV sudah datang ke agensi. Kamera sudah mulai berputar. Salah satu kru bahkan menjatuhkan mikrofon karena grogi melihat Jenni.
“Kenapa dia grogi liat aku? Apa aura vampirku terlalu kuat?” tanya Jenni sambil bercermin.
“Bukan. Kamu lupa cuci muka,” jawab Vidi datar.
---
Sore hari, di lokasi syuting variety show.
Jenni mulai terbiasa direkam. Ia bahkan mulai akting sedikit agar terlihat “cute but professional”. Sampai suatu saat, ia bertemu dengan Manusia Misterius—seorang pria berjas krem, dengan rambut ikal klimis dan tas kulit model jadul.
“Permisi, Anda manager Shin Min?” tanyanya sambil senyum.
Jenni langsung membeku.
Aromanya… madu liar dari Himalaya... campur lavender liar... dan sedikit... kenangan pahit?
“Apa... Anda pakai parfum lebah?” tanya Jenni gugup.
Pria itu tertawa. “Tidak, saya alergi lebah. Saya hanya menyukai madu sebagai pengganti gula. Nama saya Dorian... Dorian Halim.”
Dorian Halim? Tunggu. Dorian? Halim? HALIM?!
Mata Jenni membelalak.
“ASTAGA. KAUKAN... MANTAN SUAMI TANTE NINA?!”
Dorian mengangkat alis. “Ah, kau pasti Lina, anak dari E & B... yang dulu suka mengubah bentuk jadi lebah dan masuk kulkas.”
Kru TV terdiam. Semua mendadak awkward.
Jenni menoleh ke arah kamera. “CUT DULU KAK! CUT DULU! ADA YANG SALAH DENGAN NASKAH NYATA INI!”
---
Di luar studio, setelah syuting.
Jenni, Rai, dan Vidi duduk di bangku taman. Jenni masih gelisah.
“Kenapa mantan suami tanteku muncul dan ikut-ikutan dalam dunia entertainment?! Dia seharusnya menghilang ke hutan Amazon seperti kabarnya 10 tahun lalu!”
Rai tenang. “Mungkin dia bukan sekadar manusia biasa. Bisa jadi... dia tahu tentang kita.”
Vidi memotong, “Atau dia punya hubungan rahasia dengan klan lebah spiritual. Aku dengar mereka bisa menyamarkan aroma mereka agar disukai vampir madu seperti kamu.”
Jenni terdiam.
“Ini semakin rumit. Aku hanya ingin kerja tenang, makan madu, dan sesekali fangirling pada oppa Rai... EH maksudku—idola!”
Rai senyum tipis. “Fangirling, ya?”
“AKU LAPAR,” teriak Jenni, mengganti topik dengan sangat tidak elegan.
Dorian menyodorkan Jenni kitab madu
Jenni membuka buku kulit tua bersimbol lebah itu dengan deg-degan. Harumnya seperti madu hutan dicampur lem fox. Di halaman pertama ada tulisan tangan dengan tinta emas:
> "Rahasia Klan Madu – hanya untuk yang kuat mental dan tidak alergi bunga."
"Cocok nih buat aku," kata Jenni sambil nyengir.
Di lembar selanjutnya tertulis bahwa hanya satu dari setiap generasi vampir campuran yang memiliki kemampuan "Penghubung Dua Dunia" – manusia dan vampir. Tugasnya adalah menjaga keseimbangan agar madu tidak jatuh ke tangan yang salah.
> "Jadi aku ini... penjaga madu?!" Dih ada-ada aja hidup ini.."
"Bukan sembarang madu, Jenni," suara Dorian muncul dari balik jendela.
"Madu spiritual. Madu leluhur. Madu... penyatu darah dan rasa."
Jenni mematung. "Ngomong apa sih dia? Ini audisi drama nntv ya?"
---
Tiba-tiba: Kamera Reality Show Menyala Otomatis
Salah satu kru TV, yang ternyata adalah manusia biasa bernama Bobby, tak sengaja menjatuhkan kameranya. Tapi... kamera tetap menyala dan merekam percakapan aneh itu.
Dorian duduk di kursi goyang (entah dari mana datangnya kursi itu). Dia menatap Jenni dalam-dalam.
"Kamu harus kembali ke akar leluhurmu."
Jenni menggigit madu lolipop-nya sambil menyipitkan mata.
"Akar apa? Ini bukan acara masak. Gue di sini kerja jadi manajer, bukan dukun lebah!"
---
KEESOKAN PAGINYA:
Judul headline media Korea:
> "Reality Show Terbaru Bawa Unsur Mistis! Manager Cantik Diduga Vampir Penjaga Madu!"
"Kim Rai vs Vampir Madu, Collab Konsep Terbaru dari Netflix?"
"Siapa Itu Bobby, Kameramen Yang Menangis Saat Mengedit Video?"
Jenni bangun tidur dan melihat notifikasi ponselnya: 25.671 pesan masuk.
Jenni mendadak viral..
"Apa ini?? Bikin pusing saja" Menghela nafas panjang
---
RAI & VIDI REAKSI:
Rai: “Gue jadi trending karena diem aja di pojokan sambil minum kopi.”
Vidi: “Orang-orang bilang aku kayak 'vampir tsundere aesthetic'. Gak ngerti maksudnya apa, tapi followers nambah 200K.”
Di kantor agensi, bos besar memanggil Jenni.
"Kami ingin kamu bikin reality show spin-off. Judulnya..."
> "Madu, Manager & Misteri"
Jenni hanya bisa menatap kosong ke arah jendela.
"Aku cuma mau kerja biasa... kenapa malah disuruh jadi penjaga keseimbangan dunia?"
Si Le, sambil bawa cat air:
"Karena kamu beda, Lina. Kamu bukan cuma setengah vampir... kamu 100% absurd."
Madu? No, Thank You. Aku Mau Hidup Santai.
Dorian berdiri dramatis di depan pintu studio sambil bawa botol kaca berisi madu bersinar keemasan. Lebah-lebah beterbangan di sekelilingnya seperti efek CGI murah.
Dorian:
"Jenni... kamu dipilih. Kamu satu-satunya yang bisa menyelamatkan keseimbangan antara vampir, manusia, dan lebah."
Jenni:
"Keseimbangan? Kayak timbangan sayur? Dengar ya, paman... hidup aku udah cukup nggak seimbang sejak kecil. Aku cuma mau ngurusin jadwal syuting, ngopi, dan sesekali rebahan sambil nonton drama."
Dorian tertegun.
"Tapi... kamu penjaga madu!"
"Ya terus? Aku juga penjaga skincare artis. Itu lebih penting sekarang."
Lebah-lebah mulai gemetar.
"Jika kamu menolak, dunia bisa—"
Jenni:
"Kalo dunia butuh aku buat selamat, itu udah red flag dari awal."
---
Malam Harinya...
Jenni duduk di balkon rooftop agency, minum teh krisan dari cangkir berbentuk kepala kelelawar.
Si Le si lebah kecil mendarat di pundaknya.
Le:
"Kamu benar-benar menolak takdir suci itu?"
Jenni:
"Le, aku bukan pahlawan. Aku bahkan lupa beli kopi buat Nona Shin tadi. Dia hampir ngelemparku pakai heels-nya. Mana sempat mikirin takdir?"
Le:
"Tapi kamu spesial..."
Jenni:
"Semua orang spesial, Le. Tapi nggak semua harus jadi tokoh utama. Ada yang cukup jadi manajer absurd dengan gaji stabil dan jadwal libur jelas."
---
KEESOKAN PAGI...
Bos besar agensi berdiri dengan senyum lebar.
"Jenni, reality show kamu viral. Kita bikin spin-off!"
"Tapi aku gak mau jadi artis!"
"Gak usah. Kamu tetap jadi kamu. Tapi kita rekam semua. Mulai dari kamu ngumpetin madu di kulkas kantor, sampai kamu ngambek karena salah pesen bubble tea."
---Ending Bab:
Jenni menulis di jurnalnya:
> "Dear Diary, aku masih bukan penjaga madu. Aku hanya penjaga ketenangan mental para artis. Dan itu... cukup menyelamatkan dunia versi aku."
Si Le menutup jurnal itu dengan kaki mungilnya sambil berkata
"Kita tetap pantau ya, siapa tahu dia berubah pikiran."
Dan di kejauhan... madu itu masih bersinar dalam botol kaca.