Kopi Darah dan Rahasia Terbongkar
Pagi itu di ruang tunggu studio, Jenni duduk ngantuk berat sambil mengoles madu ke roti tawar, sementara Rai dan Vidi duduk di seberangnya, minum sesuatu dari termos misterius berwarna merah metalik.
Jenni (mengunyah pelan):
“Kalian tuh ngapain sih pagi-pagi minum jamu segala? Kaya bapak-bapak habis ronda.”
Vidi (menutup termos):
“Ini... eh... jus bit. Organik. Dari... Transilvania Timur.”
Rai:
“Iya, kaya manfaatnya. Bisa bikin kamu... tahan lama.”
Jenni (menyipitkan mata curiga):
“Bit dari Transilvania? Emang ada petani organik di sana?”
Rai:
“Eh... ada! Bahkan... dia lulusan Harvard! Petani berpendidikan!”
Tiba-tiba, Nona Shin masuk ruangan sambil marah-marah karena kopinya terlalu manis.
Nona Shin (menyeruput kopi):
“Siapa yang tambahin sirup madu di kopi aku?! Gila apa?!
Jenni:
“sorry"
Rai (berbisik ke Vidi):
“Kok makin lama dia makin mirip lebah ya... mungkin dia bukan setengah vampir, tapi tiga perempat lebah.”
Vidi (nahan tawa):
“Jangan-jangan dia punya sarang madu di bawah ketiak.”
Jenni (dengar):
“HEY! Aku bisa denger loh! Kupingku tajam!”
Nona Shin:
“Aku juga bisa denger. Dan... tunggu, kuping tajam? Mata merah? Kulit glowing permanen? Minum darah bit?”
Jenni, Rai, dan Vidi (bersamaan):
“….”
Nona Shin (mulai curiga):
“Jangan-jangan... kalian ini...”
Jenni:
“jangan bilang siapapun kita adalah power Rangers... Hahahaha!”
Vidi:
“Itu bukan jawaban yang meyakinkan, Jen.”
Rai (menghela napas):
“Sudah cukup bohong. Baiklah... Nona Shin, kami ini vampir.”
Nona Shin (melotot):
“APA?! VAMPIR?! Ini agensi hiburan atau agensi Twilight?!”
Jenni:
“Tenang, kami gak gigit orang... kecuali kalau promonya gagal total dan rating turun.”
Vidi:
“Kami pilih korban dengan skor rendah di IMDb.”
Nona Shin (duduk lemas):
“Gila... aku satu-satunya manusia di sini?!”
Rai (menenangkan):
“Tenang, kami tetap profesional. Vampir juga bisa kerja normal. Kami cuma gak suka matahari, dan kadang makan di kamar mandi karena privasi.”
Nona Shin:
“.... Aku butuh spa. Dan terapi.”
Jenni:
“Tenang, ada diskon untuk manusia pertama yang tahu identitas kami. Gratis satu toples madu murni!”
Nona Shin (menatap mereka satu per satu):
“Kalian tahu, aku ini aktris. Aku dilatih untuk pura-pura percaya... tapi ini? Ini terlalu nyata.”
Jenni (menghela napas):
“Nona Shin... maaf aku sembunyikan. Tapi, ya, aku bukan manusia biasa.”
Vidi:
“Dan aku juga bukan. Aku vampir. Tapi bukan yang suka bikin kacau. Paling kacau juga dompet, pas tagihan donor darah datang.”
Rai (tenang, sopan):
“Aku juga. Tapi kami semua menjaga batas. Tidak menyakiti manusia. Kami punya aturan.”
Nona Shin (diam sesaat):
“Jadi... semua kekacauan tadi... lebah-lebah itu... karena kamu, Jenni?”
Jenni (senyum kaku):
“Mungkin. Mereka suka sama aku. Kayak fans fanatik gitu... cuma bersayap.”
Nona Shin:
“...Baiklah. Tapi mulai sekarang, jangan ada rahasia besar kayak gini. Aku bisa hadapi banyak hal... asal bukan lebah lagi. Tolong ya, Jenni?”
Jenni (angkat tiga jari):
“Janji, gak akan bawa lebah lagi. Kecuali mereka ngikut sendiri...”
Rai:
“Kalau boleh saran, kita semua tetap kerja seperti biasa. Anggap saja kita ini tim super yang diam-diam menjaga dunia entertainment dari kebosanan.”
Vidi (menimpali):
“Dan dari kebocoran informasi... terutama tentang vampir!”
Nona Shin (senyum tipis):
“Kalau begitu... kita lanjutkan pekerjaan. Sebelum itu bagaimana kalau kita tinggal nya berdekatan saja
Rai :
Bisa menimbulkan gosip tak berkelas
Vidi :
Pakai saja kekuatan teleportasi Jenni, hal semudah itu jangan di persulit.. Hidup Berempat, Rahasia Bersama
Setelah kejadian lebah dan pengakuan rahasia di ruang tunggu, hidup kembali normal… atau setidaknya, relatif normal.
Jenni, Rai, dan Vidi mulai sering nongkrong bareng—tiga vampir beda klan yang bersatu dalam satu dunia: dunia artis yang penuh drama, kamera, dan... jadwal padat.
---
Adegan Kocak: Reuni Tak Sengaja
Di satu pagi, Jenni mendatangi lokasi syuting drama Rai dan Nona Shin untuk mengantar kostum. Vidi juga berada disana
Jenni (masih pakai piyama dan hoodie):
“Baju ini penting banget! Kalau sampai salah kostum, fans bisa ngamuk, terus trending, terus kita masuk berita...”
Rai:
“Tenang. Tapi kamu sadar gak, kamu masih pakai piyama lebah?”
Jenni (panik):
“ASTAGA! Pantas aku diikuti tiga lebah dari tadi!”
Vidi (cuek sambil ngopi):
“Aku heran kenapa kamu gak dimasukin ke sarang lebah aja sekalian. Hemat ongkos.”
Jenni:
“Kalau aku tinggal di sarang, mereka minta aku jadi ratu lebah! Aku gak bisa kerja sambil bertelur, Vidi!”
Nona Shin (muncul dari trailer):
“Udah jam berapa kalian baru datang? Mana kopi aku?”
Jenni (nunjuk Vidi):
“aku lupa pesan karena buru-buru!”
Vidi (tenang):
“Kopi darah. Kamu suka gak” sambil menyodorkan tumbler
Nona Shin:
“…sudahlah.”
Rai dan Vidi semakin akrab dengan Nona Shin, tapi tetap jaga jarak agar identitas mereka tidak terbongkar ke publik. Mereka menghindari kamera backstage, tidak pernah masuk trending kecuali karena akting.
Jenni, walau ceroboh, adalah satu-satunya penghubung antara dua klan. Lucunya, dua klan vampir yang seharusnya saling bermusuhan malah ngopi bareng karena... Jenni tidak suka konflik. Dia justru bikin group chat bernama "VampArtis United".
Pagi itu suasana di lokasi syuting terlihat lebih kacau dari biasanya. Bukan karena lebah, bukan karena make-up artist datang telat lagi, tapi karena kamera media luar negeri mulai berdatangan. Gosip yang sempat viral soal "3 orang yang santai saat lebah menyerang"” rupanya jadi topik hangat dan trending
Situasi Makin Gawat
Wartawan terus membuntuti mereka. Bahkan saat makan siang, kamera diam-diam memotret Jenni yang lagi tuang madu ke dalam botol air mineralnya sambil bilang: “Biar stamina naik.”
Komentar netizen:
> “Apakah madu adalah rahasia kecantikan artis Korea?”
“Manager Shin terlihat mengonsumsi madu setiap hari, dia glowing banget!”
“Konspirasi lebah?!”
---
Diskusi Rahasia di Grup Chat 'VampArtis United'
Rai:
> Kita harus hati-hati. Sudah banyak yang curiga.
Vidi:
> Jenni, tolong jangan lagi seduh madu di depan kamera.
Jenni:
> itu botol pribadi aku! Mereka yang ngintip!
Nona Shin:
> Kalian semua NEKAT.
Jenni:
> Kenapa kamu ikut di grup ini? Ini grup vampir!
Nona Shin:
> aku satu-satunya manusia di sini. Aku pengawas!
Rai:
> Manusia atau bukan, kamu harus bisa jaga rahasia ini.
Nona Shin:
> Aku aktris profesional. Biarpun kalian minum darah sambil salto, aku tetap diam. Tapi kalian hutang banyak banget ke aku
---
Di akhir hari, Jenni duduk di rooftop gedung, menikmati matahari senja yang tidak terlalu menyengat baginya. Di tangan kirinya, botol madu. Di tangan kanan, ponsel dengan 89 pesan baru dari grup VampArtis United.
Ia menghela napas, lalu tertawa kecil.
“Yah... hidup bebas mengalir seperti madu aja, deh.”