Loading...
Logo TinLit
Read Story - VampArtis United
MENU
About Us  

IKLAN BAKSO

 

Hari itu, mereka dijadwalkan untuk syuting iklan terbaru—produk bakso instan dalam cup yang katanya “lembut seperti cinta pertama.” Lokasinya di rooftop sebuah gedung tinggi dengan latar belakang langit senja Seoul.

 

Nona Shin datang dengan gaya diva-nya, mengenakan gaun merah menyala yang kontras dengan ekspresi datarnya.

 

Rai duduk di kursi makeup, Vidi berdiri tidak jauh darinya, memantau situasi seperti satpam alfamart magang.

 

Jenni? Dia sibuk mondar-mandir sambil memeluk kotak madu favoritnya.

Khawatir kalau lebah-lebahnya akan ikut syuting dan muncul di footage iklan. Lagi.

 

“Manager Lee,” panggil Rai sambil duduk. “Kamu yakin bakso ini halal dimakan manusia?”

 

“Yakin,” jawab Jenni tanpa berpikir. “Aku mencium aromanya—ini hanya daging sapi biasa.”

 

Vidi menatapnya tajam. “Kamu mencium dari jarak 10 meter?”

 

Jenni: “Telingaku mungkin bukan kelelawar, tapi hidungku champion.”

 

Sutradara berteriak, “Semua bersiap! Tuan Rai dan Nona Shin, adegan romantis makan bakso di rooftop. Dua menit!”

 

Rai dan Nona Shin berdiri. Kamera menyala.

 

Rai memegang cup bakso, menyodorkannya pelan ke arah Nona Shin.

 

“Cobalah... bakso ini. Lembut seperti... hatimu.”

 

CUT!

 

Sutradara langsung berdiri. “Kurang cinta! Ulang!”

 

Pengambilan ulang dilakukan... lima kali.

 

Setiap kali Rai mendekat ke Nona Shin, dia terlihat kaku. Tatapannya malah kadang melirik ke arah Jenni, yang sedang duduk di belakang layar sambil ngunyah permen madu. Wajahnya belepotan dan taringnya menyembul. Lucu, tidak seduktif.

 

Pengambilan keenam.

 

Sutradara: “Rai, lebih mesra! Sentuh tangannya. Bikin kami iri!”

 

Rai menarik napas.

 

Lalu dengan pelan, dia menyentuh tangan Nona Shin.

 

Nona Shin tersenyum... lalu—

 

“ASTAGA! KAU GIGIT TANGANKU?!”

 

Semua orang panik.

 

Vidi langsung maju, berpikir Rai kelepasan minum darah. Tapi ternyata...

 

“Ada lebah di dalam cup bakso-nya!”

 

Jenni menepuk dahinya. “Mereka ngikut lagi ya Allah lebah-lebah ini…”

 

Salah satu kru teriak, “Ada satu lebah masuk ke bra MUA!!”

 

Kacau. Seluruh kru berhamburan. Sutradara pingsan karena alergi lebah. Bakso-bakso mental ke segala arah.

 

Hanya tiga orang yang tenang di tengah kekacauan: Jenni, Rai, dan Vidi.

 

Jenni memeluk kotak madunya. “Maaf... mungkin lebah-lebah itu pikir ini pesta perjamuan.”

 

Rai tertawa. “Ini pertama kalinya aku syuting dan diganggu lebah.”

 

Vidi mendesah. “Aku sudah bilang kamu harus jaga jarak dari sarang mereka.”

 

“Aku adalah sarangnya, Vidi,” sahut Jenni dengan bangga. “Mereka mencintaiku.”

 

“Dan aku mencium aroma madu itu dari sini,” kata Rai sambil mendekat.

 

Jenni: “Jangan dekat-dekat. Aku bisa... panik.”

 

Rai: “Kenapa?”

 

Jenni: “Karena kamu manis dan berbahaya. Kombinasi yang... terlalu menggoda buat vampir vegetarian.”

 

Mereka bertatapan lagi.

Vidi mengalihkan pandangan dan menggerutu, “Dulu kakakmu juga suka vampir tampan. Lihat sekarang, jadi janda.”

 

Jenni menyengir. “Tenang, aku bukan tipe cewek yang nikah lalu pisah gara-gara lupa siapa yang vegetarian.”

 

Semua tertawa. Bahkan lebah-lebah mulai tertib, membentuk formasi hati di langit sambil berdengung halus.

GOSIP, MADU, DAN MIKROFON

 

Keesokan harinya, seluruh Korea digemparkan oleh video viral berdurasi 46 detik yang diunggah oleh salah satu kru lighting.

 

Judulnya:

 

“Syuting Iklan Bakso Gagal Total Karena Serbuan Lebah! Tapi Kenapa 3 Orang Ini SANTAI BANGET?”

 

Dalam video itu terlihat semua orang panik, berlarian, bahkan ada yang menjatuhkan properti, sementara tiga sosok justru berdiri kalem:

 

Jenni, duduk sambil ngemut lolipop madu.

 

Vidi, berdiri tegak dengan ekspresi seperti satpam minimarket.

 

Rai, tersenyum tenang seperti habis meditasi yoga.

 

 

Komentar netizen langsung meledak:

 

> “Gue yakin mereka KGB.”

 

 

 

> “Kayaknya ini makhluk bukan manusia.”

 

 

 

> “Manager cewek itu kok bisa tenang gitu ya, padahal lebah di mana-mana...”

 

 

 

> “Tolong, yang cowok rambut belah tengah itu siapa, gue mau jadi bakso-nya.”

 

 

 

Pagi itu, ketika Jenni tiba di kantor agensi, ia langsung disambut kerumunan wartawan.

 

“Manager Lee! Apakah benar Anda penyihir?”

“Apakah Anda punya pelatihan khusus menghadapi lebah?”

“Benarkah Anda mengendalikan lebah dengan pikiran?”

“Apakah Anda seorang... lebah?”

 

Jenni bingung, “APA MAKSUDNYA LEBAT?! Eh, maksudnya LEB-AH?!”

 

Rai dan Vidi muncul dari mobil agensi tidak jauh darinya. Kilatan kamera langsung membabi buta.

 

“Tuan Rai! Anda juga sangat tenang saat lebah menyerang. Apakah Anda pernah digigit sebelumnya?”

 

Rai tersenyum setengah dan menjawab:

“Kalau digigit cinta pernah... lebah belum.”

 

Jenni melotot: “GOMBALNYA GAK USAH DI PRESSCONFERENCE JUGA, WOY.”

 

Wartawan semakin liar.

 

“Manager Vidi! Apakah benar Anda punya fobia madu?”

 

Vidi menjawab ketus, “Fobia wartawan.”

 

Salah satu reporter TV bahkan membacakan teori konspirasi dari internet:

 

> “Ada teori yang mengatakan bahwa kalian bukan manusia biasa. Apa komentar kalian?”

 

 

 

Jenni langsung mengambil mic dan berkata dengan ekspresi serius:

 

“Saya adalah... manusia biasa... yang terlalu sering nonton kartun Winx Club, jadi punya ketenangan spiritual.”

 

Semua wartawan bingung.

 

Lalu ia menambahkan, “Saya juga penyayang lebah. Mereka hanya ingin hak atas madu yang adil.”

 

Vidi (berbisik): “Kamu tuh bikin masalah makin besar.”

 

Rai (tertawa pelan): “Setidaknya dia tidak bilang kita alien.”

 

Jenni: “Belum... aku simpan untuk season 2.”

 

 

---

 

Malam harinya, di rooftop agensi.

 

Mereka bertiga duduk bareng, makan tteokbokki (Jenni cuma ngisap sausnya).

 

Rai melihat ke arah langit. “Menurutmu, mereka akan berhenti mengintai kita?”

 

Jenni: “Enggak. Netizen Korea itu lebih kuat dari CIA.”

 

Vidi mengunyah perlahan. “Kita harus lebih hati-hati. Kamera ada di mana-mana. Jangan sampai klan kita ketahuan.”

 

Rai: “Tapi menyenangkan, bukan? Dunia manusia kadang lebih absurd dari dunia vampir.”

 

Jenni mengangguk. “Betul. Dan ini baru awal... drama sesungguhnya baru dimulai.”

 

Mereka semua menatap langit malam.

 

Satu lebah lewat, menari pelan di antara angin.

 

To be continued...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
IKAN HIU MAKAN BADAK! I LOVE YOU MENDADAK!
105      79     0     
Romance
Blurb : Arisha Cassandra, 25 tahun. Baru 3 bulan bekerja sebagai sekretaris, berjalan lancar. Anggap saja begitu.  Setiap pekerjaan, ia lakukan dengan sepenuh hati dan baik (bisa dibilang begitu).  Kevin Mahendra (34) sang bos, selalu baik kepadanya (walau terlihat seperti dipaksakan). Ia sendiri tidak mengerti, kenapa ia masih mempertahankan Arisha, sekretarisnya? Padahal, Arisha sa...
TANPA KATA
23      20     0     
True Story
"Tidak mudah bukan berarti tidak bisa bukan?" ucapnya saat itu, yang hingga kini masih terngiang di telingaku. Sulit sekali rasanya melupakan senyum terakhir yang kulihat di ujung peron stasiun kala itu ditahun 2018. Perpisahan yang sudah kita sepakati bersama tanpa tapi. Perpisahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Yang memaksaku kembali menjadi "aku" sebelum mengenalmu.
Perjalanan yang Takkan Usai
392      317     1     
Romance
Untuk pertama kalinya Laila pergi mengikuti study tour. Di momen-momen yang menyenangkan itu, Laila sempat bertemu dengan teman masa kecil sekaligus orang yang ia sukai. Perasaan campur aduk tentulah ia rasakan saat menyemai cinta di tengah study tour. Apalagi ini adalah pengalaman pertama ia jatuh cinta pada seseorang. Akankah Laila dapat menyemai cinta dengan baik sembari mencari jati diri ...
A Missing Piece of Harmony
291      231     3     
Inspirational
Namaku Takasaki Ruriko, seorang gadis yang sangat menyukai musik. Seorang piano yang mempunyai mimpi besar ingin menjadi pianis dari grup orkestera Jepang. Namun mimpiku pupus ketika duniaku berubah tiba-tiba kehilangan suara dan tak lagi memiliki warna. Aku... kehilangan hampir semua indraku... Satu sore yang cerah selepas pulang sekolah, aku tak sengaja bertemu seorang gadis yang hampir terbunu...
Exerevnitis
50      46     2     
Fantasy
Setiap orang memiliki rahasianya masing masing, tapi bagaimana jika dibalik rahasia itu ada hal lain yang menanti?. Fannia memiliki sebuah rahasia besar yang ia rahasiakan dari orang lain, tapi tanpa ia ketahui dibalik semua itu terdapat rahasia tersembunyi dan dibaliknya ada seseorang yang selalu mengawasianya. Tiba-tiba sebuah kejadian datang kepadanya dan mengubah hidu...
The Red Eyes
24050      3761     5     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Penerang Dalam Duka
929      522     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
XIII-A
826      610     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
2405      1352     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Matahari untuk Kita
1059      547     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...