Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
MENU
About Us  

Ada yang bilang, hidup itu kayak main tetris. Bentuk kita harus pas supaya bisa masuk ke barisan dan nggak numpuk kacau.

Masalahnya…
Aku bentuknya abstrak. Kayak coretan anak TK yang pegang krayon dua tangan sambil lompat-lompat. Aku pernah coba kok, masuk ke “kotak” yang katanya ideal.
Kotak anak rajin, kotak anak kalem, kotak anak produktif 24/7, atau kotak “jadi manusia mapan di umur 25”. Tapi setiap kali aku maksa diri masuk ke dalam kotak itu,
ada bagian dari diriku yang ikut terlipat, kepaksa ngumpet, bahkan hilang.

Sakit sih.
Tapi lebih sakit pura-pura cocok.

Dari kecil, kita tuh kayak dibentuk pake cetakan kue.

Kalau terlalu beda, hasilnya dianggap “gagal manis”.
Kalau terlalu polos, dibilang kurang rasa.
Kalau terlalu unik, malah dicoret dari loyang.

Lucu ya, padahal kue-kue unik di toko malah mahal. Tapi di kehidupan nyata, yang beda malah dikatain “aneh”. Aku ingat waktu SD, aku suka banget gambar monster warna pink dengan tiga mata. Guru gambar bilang, “Nggak realistis. Monster tuh serem, nggak lucu.”

Dan sejak saat itu, aku mulai belajar bahwa “jadi diri sendiri” harus sesuai aturan.

Semua orang pengin aku masuk kotak.

Kotak perempuan harus lembut, kalem, nggak boleh ngomong keras.
Kotak dewasa harus serius, kerja terus, nggak usah terlalu sering ketawa.
Kotak bahagia itu harus punya rumah, mobil, pasangan, dan saldo tabungan stabil.

Dan aku?
Aku suka ketawa keras di warung kopi, ngomong sendiri di motor, dan nangis tengah malam cuma karena nonton video anak ayam diadopsi kucing.

Aku mulai sadar: Mungkin aku bukan makhluk kotak.
Aku lebih kayak garis-garis zigzag yang kalau dilihat dari jauh,
mungkin justru membentuk sesuatu yang indah.

Lucunya, kotak itu sering dibentuk sama ekspektasi orang lain.

Orang tua pengin aku jadi versi sempurna dari mereka. Teman pengin aku selalu ada tiap mereka butuh, bahkan saat aku lagi pengin ngilang sejenak.

Aku pernah capek banget. Sampai mikir: "Kalau aku ikutin semua keinginan orang, aku masih aku nggak, sih?"

Ternyata… nggak.
Aku cuma jadi boneka yang digerakin harapan-harapan luar. Jiwa asliku? Ngelus dada sambil duduk di sudut kamar, ngelirik sedih ke arah cermin.

Jadi akhirnya aku mutusin: cukup.

Cukup pura-pura nyaman di tempat yang sempit.
Cukup bilang “iya” padahal hatiku menjerit “enggak”.
Cukup ngikutin standar hidup orang lain,
sementara aku sendiri belum sempat bikin standar hidupku.

Dan waktu aku mulai nolak masuk ke kotak itu, reaksi orang?
Macem-macem.

Ada yang bilang aku egois.
Ada yang bilang aku berubah.
Ada juga yang diem aja, tapi nunjukin tatapan kecewa.

Sakit? Banget.
Tapi juga… melegakan.

Karena untuk pertama kalinya, aku bisa bilang:

“Maaf, aku bukan produk pabrik. Aku buatan hati.
Bentukku nggak standar, tapi orisinal.”

Aku belajar bahwa jadi abstrak itu bukan aib.

Abstrak itu punya warna sendiri.
Punya garis yang mungkin nggak rapi, tapi jujur.
Punya cerita yang nggak lurus, tapi ngena.

Dan yang lebih penting, jadi bentuk abstrak artinya aku bisa berubah kapan pun aku mau.
Hari ini aku bisa jadi pelangi, besok jadi awan, lusa jadi titik koma.
Semua boleh, asal masih jadi aku. Dulu, aku takut banget nggak cocok.
Takut sendirian.
Takut ditinggal karena aku beda.

Tapi perlahan aku sadar,
lebih baik sendirian dalam kejujuran,
daripada ramai dalam kepalsuan.

Teman sejati? Mereka nggak nyuruh aku berubah.
Mereka bilang, “Aku nggak ngerti kamu sepenuhnya, tapi aku tetap di sini.”

Dan itu…
cukup buat bikin aku bertahan satu hari lagi.

Kadang bentuk abstrakku bikin orang bingung.

"Aku tuh harus gimana ke kamu?"
Tanyaku sendiri ke cermin.

Karena jujur aja, aku juga nggak selalu ngerti diri sendiri.
Tapi aku belajar untuk tetap merangkulnya,
seperti memeluk hewan peliharaan yang lari-lari di rumah: berisik, tapi lucu.

Ada kalanya aku pengin berubah. Bukan karena aku benci diriku, tapi karena aku pengin berkembang. Tapi berubahnya aku bukan supaya muat di kotak orang lain. Berubahnya aku, biar bentuk abstrakku makin kuat, makin jelas, makin aku banget.

Mungkin suatu hari,
akan ada orang yang ngelihat lukisan hidupku,
dan bilang:

“Aku nggak ngerti ini gambar apa, tapi rasanya hangat ya.”

Dan aku bakal senyum,
karena untuk pertama kalinya,
aku nggak perlu menjelaskan.

Jadi buat kamu yang bentuknya juga abstrak, yang sering ngerasa salah tempat, yang sering disuruh 'lebih kayak dia' atau 'ikutin yang normal'...

Tenang.
Bentukmu bukan kesalahan.
Kamu cuma belum ketemu galeri yang pas.

Dan percayalah,
suatu hari nanti kamu bakal nemu tempat yang bilang:

"Wah, ini dia karya yang kita cari."

Aku tahu, jadi diri sendiri itu capek. Tiap hari kayak main puzzle yang nggak selesai-selesai.
Tapi justru di situ seninya. Setiap hari, satu potongan lagi pasang. Kadang miring, kadang patah. Tapi lama-lama, lukisan utuhmu akan kelihatan.

Dan ketika itu terjadi,
kamu akan tahu:

“Oh… ternyata aku indah juga, ya.”

Jangan paksa aku masuk kotak.
Soalnya aku bukan barang.
Aku bukan produk.
Aku bukan label.

Aku manusia.
Penuh cerita.
Penuh warna.
Kadang kusut, tapi tetap layak disebut seni.

Hari ini aku masih belajar menggambar diriku sendiri. Dengan krayon seadanya, dengan tangan kadang gemetar, tapi tetap aku lukis, karena inilah aku.

Bentukku mungkin belum selesai. Tapi setiap goresannya jujur. Dan itu cukup.

Cukup untuk jadi alasan kenapa aku tetap bertahan.

Buat kamu yang juga bentuknya abstrak:
Jangan minta maaf karena kamu beda.
Dunia sudah penuh orang yang sama.

Yang dunia butuh, justru kamu.
Dengan bentuk unikmu.
Dengan cara tertawamu yang aneh.
Dengan cara mikirmu yang nyeleneh.

Kamu bukan gagal.
Kamu bukan aneh.
Kamu cuma belum dimengerti—dan itu bukan salahmu.

Jadi lain kali ada yang bilang,
“Masuk dong ke kotak ini,”
aku akan jawab sambil senyum:

“Maaf ya. Aku bentuknya abstrak. Tapi coba lihat baik-baik,
kadang yang abstrak justru lebih bermakna.”

Dan aku tahu, suatu hari…
akan ada yang melihat lukisan hidupku,
dan berkata pelan:

“Indah ya.
Nggak rapi sih, tapi aku suka.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Langit Jingga
2768      976     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
My Private Driver Is My Ex
380      249     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...
Unframed
516      366     4     
Inspirational
Abimanyu dan teman-temannya menggabungkan Tugas Akhir mereka ke dalam sebuah dokumenter. Namun, semakin lama, dokumenter yang mereka kerjakan justru menyorot kehidupan pribadi masing-masing, hingga mereka bertemu di satu persimpangan yang sama; tidak ada satu orang pun yang benar-benar baik-baik saja. Andin: Gue percaya kalau cinta bisa nyembuhin luka lama. Tapi, gue juga menyadari kalau cinta...
Aku Ibu Bipolar
46      39     1     
True Story
Indah Larasati, 30 tahun. Seorang penulis, ibu, istri, dan penyintas gangguan bipolar. Di balik namanya yang indah, tersimpan pergulatan batin yang penuh luka dan air mata. Hari-harinya dipenuhi amarah yang meledak tiba-tiba, lalu berubah menjadi tangis dan penyesalan yang mengguncang. Depresi menjadi teman akrab, sementara fase mania menjerumuskannya dalam euforia semu yang melelahkan. Namun...
Langit-Langit Patah
25      23     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
Once Upon A Time: Peach
1117      655     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Mana of love
234      166     1     
Fantasy
Sinopsis Didalam sebuah dimensi ilusi yang tersembunyi dan tidak diketahui, seorang gadis tanpa sengaja terjebak didalam sebuah permainan yang sudah diatur sejak lama. Dia harus menggantikan peran seorang anak bangsawan muda yang dikenal bodoh yang tidak bisa menguasai teknik adu pedang yang dianggap bidang unggul oleh keluarganya. Namun, alur hidup ternyata jauh lebih kompleks dari ya...
Serpihan Hati
11344      1893     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
Breakeven
19336      2586     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Sanguine
5529      1694     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...