Setelahnya aku menutup jurnal book, aku menguap tanda jika aku mulai mengantuk. ku lihat sekilas jam kepala Doraemon, jarum pendek dan panjang sejajar menunjuk ke angkat 04.20, masih ada waktu 1 jam lebih 40 menit lagi.
Karena begitu mengantuk mataku, aku memutuskan tidur sementara hingga jam 5. Aku mulai naik ke atas ranjang, menyelimuti sebagian tubuh dengan selimut tebal.
Beberapa saat dengkuran halus terdengar, aku sudah mulai memejamkan mata hingga tertutup rapat dan segera masuk ke alam mimpi.
Karena begitu mengantuk mataku, aku memutuskan tidur sementara hingga jam nanti mungkin bangun jam 6. Aku mulai naik ke atas ranjang, menyelimuti sebagian tubuh dengan selimut tebal.
Di dalam kegelapan aku melihat orang bertopeng, dengan jubah hitam. Matanya yang merah pekat membuat ku ketakutan, sayangnya aku tidak bisa ke mana-mana tangan dan kaki terikat di bangku, sungguh sulit di lepas.
Seketika ada suara motor yang sedang si gas, lalu menubruk si orang bertopeng dan memakai jubah hitam tadi hingga terpental jauh di ujung kegelapan.
Dia melepaskan simpul tali di tanganku dan si kesatria menyembuhkan luka-luka ku dengan mengecupnya, saat di mengecup tangan ku yang tergoreng ada sensasi dingin menyentuh kulit dan luka ku pun sembuh begitu saja.
Seketika sosok jubah hitam itu hilang dan pokus ku teralihkan oleh kesatria cahaya wajahnya benar-benar bersinar hingga aku tidak begitu jelas saat melihat mukanya.
Seketika suasana berubah menjadi taman berbunga yang dikelilingi pohon-pohon sakura di sana-sini, dan paling aku suka warna langit pink blossom ke biruan, kau tahu rasanya seperti ada di dunia pararel hanya ada aku dan sang kesatria yang menyelamatkan ku.
Dia menyuruhku naik ke atas motor BMW hitam nya, aku naik ke jok belakang motornya, kami menelusuri jalan taman yang indah di kanan dan kiri terdapat pohon sakura yang mekar.
Setelahnya ada pintu ajaib berbentuk seperti pintu rumah ku di masa lalu saat aku kecil, di samping pintu ada Doraemon. Aku turun dan memeluk Doraemon, pelukkannya benar-benar memberiku rasa nyaman, si kesatria ikut mendekat ke sampingku.
Lalu kesatria mendorong ku masuk ke pintu ajaib, di sana ada almarhum ibu aku memeluk mereka begitu erat.
“Aku kangen ibu berdua, aku tidak mau terbangun dari mimpi indah ini, aku mau bersama ibu saja.”
Rasa kangen yang begitu mendalam, hingga aku semakin membenamkan wajahku ke dalam pelukan hangat ibuku.
“jangan seperti itu nak, kamu anak ibu, ibu yakin kamu bisa menggapai impian mu, ibu akan selalu memantau dan menjaga langkah mu tetap seimbang antara cinta dan impian besar mu di sini, tak perlu takut memulai menerima cinta dan kasih sayang dari orang lain yang mencinta mu dan menyayangi mu, walau harus terluka ,akan ada waktu untuk menyembuhkan luka-luka mu Neyra anakku.” ibuku tersenyum sambil mengatakannya.
Aku hanya mengangguk pelan dan tetap masih memeluk ibuku dengan erat.
“Pulanglah sebentar, temui ayahmu nak, jangan sampai engkau menyesal nantinya, perbaiki setiap hubunganmu dengan keluarga, teman-teman dan pacarmu barang kali kau masih ingat dengan pria itu?"
"Entahlah, aku sudah move on jadi jangan bahas dia" hal itu membuat ku cemberut, tapi setelahnya aku tersenyum lebar karena ada ide yang muncul di otakku.
“Ayo Bu kita pulang kerumah bersama ku, ayah pasti kangen ibu.” Ucapku lagi antusias.
“Tidak perlu, kau pulanglah terlebih dahulu, ayahmu menunggumu nak.” Aku hanya mengangguk pelan dan berusaha tersenyum kecil, mengeratkan pelukan ku pada ibu.
Tiba-tiba saja aku merasa ada orang yang mengguncang tubuhku. Dan dalam sekejap tubuhku menjadi transparan, lalu aku menghilang dari pelukan ibuku.
Pagi telah menyambut, matahari pagi menelusup masuk ke jendela, aku masih setia memejamkan mata di tempat tidur. Karena tubuhku seakan-akan ada yang menunjangnya, aku mengerjap mata ku untuk melihat siapa pelakunya, Oh ternyata itu madoka-san.
“selamat pagi oranga pemalas, jika kau tidak bangun sekarang, maka kau akan terlambat neyra” Madoka mengatakannya dan masih menggoyangkan tubuhku.
Dengan muka bantal ku, aku langsung terduduk di sisi ranjang di sebelahnya ada Madoka yang menyebalkan kenapa dia harus membangun aku sekarang, padahal mimpiku indah sekali malam ini.
Aku menarik ponsel ku di samping bantal, Kulihat angka yang tertera di layar ponselku menunjukkan angka 06.30, sementara kelas pagi mulai jam 7.
“Kenapa hanya termenung, cepat mandi ada seorang pria yang menunggumu di depan pagar!” Tegurnya aku hanya bisa mengangguk karena otakku masih ngelek, masih sulit mencerna perkataan madoka-san.
Aku bergegas masuk ke kamar mandi, mandi hanya sabunan dan gosok gigi. Setelah nya aku keluar dari kamar mandi. Aku tak melihat Madoka di sana, ku rasa dia meninggalkan ku. “jahat sekali, masa aku ditinggal.” Gumam ku.
Secepat kilat aku sudah memakai kemeja biru navy lengan pendek dan berbalutkan Coat berwarna coksu dengan celana selaras, tali pinggang Cancel dan sneakers hitam. Aku merias diri dengan make up natural saja dan ku sabet tas laptop sepinggang itu.
Setelah ku rasa semua barang-barang ku sudah masuk ke dalam tas dan riasan yang manis dan outfit ku yang kece, langsung saja meluncur keluar dari kamar dan membuka pintu apartemen, matahari bersinar menyapa hari indah ini dan bau rerumputan yang masih basah bisa tercium oleh ku.
Aku berjalan pelan-pelan ke pagar, lalu membuka pintu pagar besi yang terasa begitu hangat, mungkin karena terpapar langsung panas matahari pagi, kemudian aku menutupnya dan menguncinya kembali.
Aku melihat di seberang jalan ada motor BMW hitam yang terparkir di sebelah pohon sakura yang sudah mekar karena ini sudah masuk musim semi di jepang, disana juga ada seorang pria berjaket hitam dan masih menggunakan helm di kepalanya.
Pria itu berjalan mendekati aku, serentak aku pun mulai mundur perlahan ke belakang, takut jika pria itu adalah orang jahat.
“Tidak perlu takut Ney.” Ucap pria berhelm dengan tangan terbuka lebar mengarah pada ku, seperti mengisyaratkan agar aku untuk berhenti mundur, Ternyata aku hampir menabrak pintu pagar apartemen.
“Siapa kamu, mau apa dan kenapa mendekat tiba-tiba hah?” Ucap ku ugal-ugalan langsung mengintrogasi pria di depan ku.
Dia mendekat sambil membuka helm, terlihat rambut yang tertata rapi dan muka tampan yang tak asing, ternyata dia mantan ku yang bernama Satria Dewa Angkasa, dengan spontan aku melangkah mundur.
Tubuhku sudah menabrak dinding, tapi di belakang kepalaku, aku merasa ada tangan besar yang melindungi kepalaku.
Mata ku terbuka lebar dan tubuhku membatu di sana, aku bisa mencium aroma maskulin pria ini yang dulu membuat ku candu, mata kami bertemu pandang, matanya tampak seperti menyiratkan suatu kerinduan yang mendalam padaku.
Wanita harunya di sayang, bukan buat taruhan, jadi ikut sedih mba neyra😢
Comment on chapter Chapter 1: mimpi konyol yang terus berulang