Kamar Neyra begitu dingin, berbeda sekali dengan kamar madoka-san karena sisa-sisa residu sehabis hujan dan mesin penghangat ruangannya rusak, jadi besok ia akan membawa benda tersebut ke toko servis agar diperbaiki lebih cepat dan kini dirinya mulai memakai jaket tebal itu sementara menunggu fajar, agar bisa menghangatkan tubuhnya dulu.
Aku hanya ingin menuliskan kenangan-kenangan yang indah, dan bisa aku mendengar sayup-sayup di luar sana, hujan sudah berhenti berisik alies sudah tidak ada rintik-rintik hujannya.
Sekarang aku akan menulis kan semua kenangan indah sebelum aku lulus, melanjutkan tulisan yang tadi aku tulis.
Aku mulai menggoreskan tinta hitam di atas lembaran setengah terisi dan mulai mengisi setengah bagian bawah kertas yang kosong di sana.
Saat bel pulang berbunyi, semua anak-anak di kelas ini mulai membubarkan diri keluar menuju pintu kelas sedangkan aku jalan santai saja menuju pintu sambil merangkul Wina sobat ku.
"Wina gue mau numpang pulang bareng lu lagi ya?" Tanya ku sambil memegang bahu sahabatku.
"Eh Ney sorry, kayanya gak bisa deh, soalnya gue mau buru-buru nih pulang, lo kan tau kita juga beda arah, kalau muter lagi kelamaan. Soalnya bapak gue mau pake nih motor." Ucap Wina sambil menyatukan tangan dan menghadap ke wajah ku.
Aku cemburut, tumben sekali bapak nya mau pinjem motor buntut milik wina, padahal motor bapaknya lebih keren dan gede bodynya, entahlah aku tidak mau mengambil pusing, seketika aku merangkul pundak princess Tia, sahabatku yang satu lagi.
"Princess Tia nanti lo di jemput si sopir ganteng itu kan, boleh lah gue numpang sampe jalan menuju gang rumah gue, boleh ya?"tanya ku pada setia.
"Hehe gak bisa Ney, aku di jemput om ku, katanya bibiku kangen banget sama aku, dia malah udah buatin pempek dan cuko khas palembang buat aku, jadi kayanya aku gak lewat jalan gang rumah mu ney, sorry ya kamu bareng dia aja tuh." Ucap setia sambil menunjuk ke arah pintu depan, seketika aku ikut menengok ke arah pintu.
Yap kalian benar, aku melihat satria sudah menunggu di depan pintu. Sialan gawat nih gue ketahuan, mau ngehindarin dia lagi, dia nanti marah gak ya. Aku mengukir senyuman yang lebar, satria pun balik tersenyum manis menatapku.
" Ney kami duluan ya, Semangat ngedatingnya bye-bye Ney." ucap serentak kedua sobatku.
sekarang aku tau alasan Wina dan Tia menolakku dengan alasan yang tak masuk akal, karena mereka melihat satria terlebih dahulu, memang sobat nyebelin.
"Hei Ney, udah siap mau pulang?" Ucap Satria padaku.
"Lo buta ya, gak liat nih gue bawa tas ransel Segede gaban begini !" Seru ku masih merasakan jengkel dengan kedua sobatku tadi.
"Iya iya, aku liat kok, cuman nanya aja, kamu lagi pms ya? Soalnya marah-marah aja dari tadi pagi." Tanya nya membuat ku tidak enak apalagi dia membalas ucapan ku begitu lembut.
"Enggaklah, datang bulan gue udah lama lewat, sensi aja punya teman pada pembohong, apalagi pas liat lo udah di depan pintu." Ujar ku masih kesel karena alasan-alasan mereka.
"Hah serius, baguslah berarti mereka mendukung kita berduaan aja sore ini." Kata-kata satria membuatku deg-degan. kok gue deg-degan ya, ih ini aneh apa gue sakit jantung ya.batinku
apa ini efek samping obat yang gue minum. Batin ku berbicara di dalam dada dan akhirnya debaran itu menjadi pelan.
"Yaudah yuk ke parkiran, motor gue masih di sana." Secepat kilat dia menarik tangan ku, dan membawa ku ke parkiran, seketika detak jantung ku berdetak keras, aku hanya mendiamkan saja. semoga aja suara ini tidak di dengar oleh orang yang berada di depanku, takut saking kerasnya.batinku berbisik.
Setelah sampai parkiran, mood gue yang tadi sudah membaik, jadi buruk lagi, disaat melihat di samping motor Satria ada seorang cewek yang berdiri dah itu adalah Tantri, cegilnya (cewek gila) satria.
" Good evening my sweetie" ucapnya sok bahasa English, dengan secepat kilat dia menggegam tangan satria yang satu lagi, dia menatap jutek ke arahku.
"Ya selamat sore tan, gue gak bisa pulang bareng sama Lo, lu bareng teman gue aja Jean ya." Tawar satria, kenapa si satria bersikap baik pada setan kecil itu, kalau jadinya ku sentak saja tangan wanita kelewatan ganjen itu.
"Enggak gue mau nya bareng Lo titik. Gak pake koma ya." Ucap Tantri keras kepala.
"Yaudah lo bareng dia aja, gue mau naik angkot, lepasin tangan gue ya sat !." Ujar ku mulai menahan kejengkelan terhadap mereka berdua.
"Bentar ya sayang, Tan lo jangan ngerusak mood pacar gue, lo bareng Jean aja ya." Ucap Satria sambil melepas tangan nya dari genggaman si cewek ganjen itu.
" Ih satria, kalau kamu ninggalin aku, kamu jahat banget padahal aku udah baik banget sama kamu, kamu bilang aku kaya almarhum adik kamu, please donk jangan tinggalin adik kecil mu ini." Ucap Tantri masih keras kepala.
mana ada Adek sebongsor dia, iya maksudku dia tuh tingginya aja hampir sama dengan satria, walau badan nya di gak berisi lebih langsing dan body di setiap tubuhnya itu emg bagus berisi di bagi dada dan pantat. Tapi masih cantikan gue ke mana-mana kali, walau gue lebih pendek tapi gue imut dan cantik bak boneka jepang ORI no kw-kw.
Si setan kecil ini sok banget memamerkan tas sekolah branded dan ponsel mahalnya ke gue, sambil tersenyum sinis.
ku tatap saja wajahnya, kalau di tempat parkiran tidak ada orang sudah pasti ku hajar muka bedak tepung kanji itu. Muka dan makeupnya tebel amat dah kaya adonan aja putihnya gak alami, kaya gue donk cantik alamiah, ucapku dalam batin.
Aku akhirnya menoleh kearah satria, dia melepas tangan kami berdua dan mendekati Jean temannya, sambil berbisik di kupingnya jean
"Enggak lah, gue ngaterin pengeras suara Sember itu, gak mungkin lah satria, bisa-bisa nih telinga gue, bisa langsung pecah di buatnya." Tolak Jean.
"Bantuan gue donk, gak setia kawan bener lu?" Ucap Satria di sana masih berdebat dengan Jean.
"Oke, tapi ini yang terakhir kali nya lo minta bantuan gue ya, tapi itu juga kalau si inces mau, kalau gak gua mau cabut langsung." Kata Jean cukup serius bicara dan memandang sobat nya itu.
"Sip Jean thanks ya, Tan nih lu bareng Jean aja ya! gue gak searah sama lu soalnya." Ucap Satria memberi perintah ke Tantri.
Si Tantri mendengus kesel ke arahku, masa aku yang jadi sasaran kekesalannya.
Setelah perdebatan yang panjang itu, poin akhirnya Tantri bareng dengan Jean dan aku dengan satria.
Di saat aku sudah duduk di jok belakang motor ninja milik satria, sebelum naik Tantri melempar tatapan sinisnya ke arah ku, lalu bergantian menoleh menatap satria dengan sambil tersenyum manis tapi tak di hiraukan satria, baru dia mau naik ke jok belakang motor ninja milik Jean, kami pergi secara bersamaan, dan langsung berbelok ke arah yang berlawanan.
Kami menulusuri jalan 1 arah yang di samping kanan dan kiri berjejeran pohon-pohon sehingga begitu teduh, di tambah angin sepoi-sepoi membuat suhu di sekitar menjadi adem, hanya sedikit motor yang melaju di jalan, benar-benar membuat suasana di sekitarnya juga tidak bising suara knalpot dan tidak begitu adanya kepulan asap motor.
"Kenapa kau tidak membocengnya wanita itu, bukankah dia pacar mu?" Tanya ku penasaran dengan hubungan mereka.
"Maksud mu Tantri, dia buka pacarku, dia hanya adik-adik an ku saja, kenapa tiba-tiba tanya hal itu, apa kamu sedang cemburu?" Tanyanya padaku, membuatku tertawa sinis.
"Hahaha...tentunya tidak, ngapain cemburu dengan hubungan kalian, kami bukan seorang yang penting, jadi jika mau bersama Tantri harusnya biarkan aku naik angkot saja tadi." Ujar ku masabodo, mau satria punya banyak pacar atau banyak mantan itu buka urusan ku.
"Ohh oke, kita ubah topik aja, giliran aku yang tanya, orang tua mu itu asal daerah mana apa kamu lahir dari 2 campuran ras kah?" Pertanyaan di lontarkan dan langsung menanyakan asal kedua orang tua ku.
"Ayah ku orang jakarta Indonesia, tapi ibu ku asli tokyo jepang, memangnya kenapa bertanya seperti itu? Tanya ku balik.
"Habis muka mu seperti boneka jepang tapi masih ada muka Indonesianya, ternyata benar dugaan ku, kau lahir dan dapat turunan 2 ras." Ucapnya menjelaskan jika dugaan nya benar.
"Kamu memang doyan makanan manis ya Ney? Tanyanya, dia sambil terus menggas motornya lebih laju.
"Iya aku suka makan manis, kau kan juga liat tadi kalau aku makan donat bersama teman-teman ku." Pertanyaannya membuatku heran.
"Syukurlah kalau kau menyukai donat yang aku pesan, aku takut jika variasi rasanya tidak sesuai dengan seleramu." Ucapannya membuatku kaget, ternyata firasatku benar itu bukan punya temanku Wina, jadi satrialah yang membelikan satu lusin donat yang tadi aku makan bersama teman-temanku.
"Kenapa lo gak bilang, kalau itu punya lo, kan gue gak enak jadinya nih." Membuat rawut wajahku tak enak dengan nya.
"Eh jangan sedih, donat murah kok, itu juga donat yang ku beli karena dikon besar-besaran." Ucapnya sambil menoleh ke belakang.
"Ih jangan menoleh kepadaku, nanti kau kerabrakan, aku gak mau mati muda." Ujar ku kerena kaget dia lagi berkendara malah meloh ke hadapan ku, jika terjadi tabrakan tentu aku bisa-bisa mati muda.
"Iy iya bawel, aman kok aku nih pengendara motor yang ahli, freestyle di motor saja aku bisa kok." Ucapnya sambil tertawa kecil tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Memang kamu tukang atraksi sulap, sudahlah liat kedepan saja." Akhirnya dia menoleh ke arah depan, kau tau jatungku berdetak lagi saat di menoleh ke arahku, itu pasti karena aku ketakutan jika dia benaran menabrak pengendara lain, itu pasti sebab nya. Aku meyakinkan hati dan pikiraku jika aku sedangkatakutan saja.
Setelahnya sampai lah aku ke tempat les privat bahasa inggris, aku memang tidak ingin pulang ke rumah jika harus melihat Abang pemalas yang hanya main PS di sore hari, aku punya cita-cita yang besar, makanya aku harus berusaha rajin belajar agar nilai-nilai ku tinggi dan aku bisa masuk ke universitas impian ku di jepang.
Sebelum aku masuk, aku menyerahkan lembar uang berwarna biru dengan nominal lima puluh ribu rupiah, dia menatapku penuh tanda-tanya, "ini untuk ongkos ojek dan donat yang kau pesan tadi." Dengan cepat ku masukkan ke saku seragam putih SMA punya nya.
"Gak perlu, nih aku balikin uangmu, buat tabung saja, aku ikhlas donat itu kau makan bersama teman-temanmu, aku juga nyomot satu kau ingat yang macha, jadi tak perlu bayar." Ucapnya lalu di menaruh kembali ke tangan kanan ku.
"Cemangat ya Neyra ku" ucapnya, sambil mulai menyalahkan mesin motornya dan melaju kencang sekali. Biasa lah kalian tau dia kan ketua geng motor sudah biasa dia membawa motor ngebut-ngebutanbdi jalanan.
Akhirnya aku memutuskan masuk ke dalam tempat les. Lumayan buat ku tabung buat beli solo album layover v BTS. Batinku sambil melompat-lompat gembira.
Wanita harunya di sayang, bukan buat taruhan, jadi ikut sedih mba neyra😢
Comment on chapter Chapter 1: mimpi konyol yang terus berulang